22

584 62 17
                                    

Kini Suguru dan Satoru berjalan berdampingan mengikuti Kento dan sekretarisnya, entah kemana paman Yuuji itu akan membawa mereka.

Satoru masih cemberut karena dibawa paksa oleh Kento ditambah juga Suguru yang tidak mau memberitahunya soal apa yang direncanakan rubah itu.

Suguru yang menyadari sikap Satoru itu menghela nafasnya lelah, "Bersabarlah besok juga kita bisa pulang dan bertemu Yuuji" bujuknya.

Wajah Satoru memerah, "Aku tidak mengatakan aku merindukan manusia itu!" Elaknya.

Suguru tersenyum remeh mendengar itu, "Benarkah ? Lalu, kenapa wajahmu memerah ?" Tanyanya dengan mata yang menatap Satoru dengan jahil.

Satoru gelagapan, "Enyahlah!" Dia mendorong Suguru dan berjalan lebih cepat meninggalkan Suguru, membuat Suguru tertawa puas.

Kini mereka sudah memasuki suatu ruangan yang terdapat ranjang medis dan segala alat medisnya, "Ganti pakaian kalian" perintah Kento.

Kiyotaka memberikan 2 baju yang serupa yang digunakan oleh pasien yang akan dioperasi.

Satoru baru saja mau protes tapi pundaknya sudah di tepuk oleh Suguru, gestur meminta Satoru untuk menuruti Kento saat ini.

"Ugh terserah" keluh Satoru dan mengambil baju pasien itu dari Kiyotaka dengan kesal, hingga membuat Kiyotaka sedikit terperanjat kaget.

Suguru juga mengambil baju pasien itu dan menyusul Satoru menuju ruang ganti.

Selagi kedua hybrid itu berganti pakaian di ruang ganti, seorang wanita masuk dengan jas dokternya.

Kento menatap wanita itu, "Kau terlambat, Shoko-san" tegurnya.

Wanita itu menatap jam di handphone nya, "Hanya terlambat 2 menit" jawabnya.

Kento menghela nafasnya lelah, "Kuserahkan mereka padamu" pesannya sebelum pergi meninggalkan ruangan itu dengan Kiyotaka.

Suguru dan Satoru baru saja selesai berganti pakaian, mereka menatap bingung pada wanita yang dipanggil Shoko tadi oleh Kento, "Haruskah kita mulai ?" Tanya Shoko dengan senyum misteriusnya dan menatap kedua hybrid itu dengan minat.

...

"Fushiguro! Kita bertemu lagi" seru Yuuji dengan senang melihat Megumi yang berdiri dihadapannya.

"Apa yang kau lakukan sendirian diluar seperti ini ?" Tanya Megumi, dia mengambil ruang kosong disamping Yuuji dan duduk disana.

"Eh ? Memangnya kenapa kalau aku sendirian diluar ?" Tanya Yuuji dengan bingung, dia tidak selemah itu sehingga harus di awasi bahkan ditengah kerumunan malam yang indah ini.

Megumi terdiam sejenak, mungkin belum waktunya, "Tidak ada" balasnya dengan singkat.

Yuuji menggerutu melihat balasan Megumi yang menurutnya tidak jelas, "Kau mau ?" Tawar Yuuji dengan memberikan satu takoyaki didepan mulut Megumi.

Mau tidak mau Megumi menerimanya, lagipula takoyakinya sudah terlanjur didepan mulutnya, "Itu enak" balas Megumi dengan mulut yang mengunyah takoyaki dan menatap sekilas Takoyaki yang ada dipangkuan Yuuji.

"Benarkah ?" Tanya Yuuji, dia juga mengambil satu dan memakannya.

"Wah kaub bhenar" ucap Yuuji dengan mulut yang mengunyah Takoyaki.

"Jangan berbicara saat mulutmu penuh" peringat Megumi, bisa saja Yuuji tersedak karena itu.

Yuuji menelan takoyaki yang telah dikunyahnya, "Hehe maaf" ucapnya dengan kekehan.

Megumi tersenyum tipis melihat itu, merasa lucu dengan tingkah Yuuji, "Dasar" gumamnya.

Selagi Yuuji fokus memakan takoyakinya, Megumi menatap sekitarnya dengan awas, orang yang sedari tadi memperhatikan Yuuji sudah hilang rupanya. Dia jadi penasaran siapa pria berambut light blue itu, akan dia tanyakan nanti pada ayahnya.

Shall we ? [SatoSugu X Yuuji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang