Malam ini, Kento sudah sangat mempersiapkan diri untuk menyelamatkan Yuuji, dia sudah mempersiapkan semua hal yang perlu dilakukan.
Dia tidak membawa banyak orang, hanya dia, Suguru dan Satoru, sesuai kesepakatannya dengan Tengen, Tengen juga mengatakan bahwa dia hanya akan datang sendiri, yah Kento berharap Tengen tidak merencanakan hal licik apapun itu.
Kini Kento sedang mengendarai mobil menujuk Hotel Nagakusuku. Pakaian yang dia kenakan adalah pakaian kantoran khasnya dengan tanpa menggunakan jas dan dasinya, dua hybrid yang mengikutinya juga sama mereka menggunakan kemeja dan celana bahan, yang membedakan Suguru menggunakan kemeja hitam sedangkan Satoru menggunakan kemeja putih.
"Hey, apa tidak masalah tidak menyembunyikan ekor dan telinga kami ?" Tanya Satoru begitu ingat bahwa dia hybrid saat melihat ekornya bergerak kesampingnya.
"Yang kita temui hanya Tengen, dia sudah tau soal kalian" jawab Kento dengan tetap masih fokus mengendarai mobilnya.
Satoru dan Suguru bertatapan sejenak, "Dia sudah tahu soal kami ?" Ulang Suguru, dia bingung selama hidupnya dia dan Satoru tidak pernah bertemu dengan Tengan hanya pernah mendengar namanya dari Jin.
"Jin belum memberitahu kalian ?" Kento malah balik bertanya, yang dijawab dengan gelengan kompak dari kedua hybrid itu.
...
Angin berhembus dengan kencang diatas Hotel Nagakusuku, Yuuji mencoba memberontak saat Mahito mencoba mengikatnya di sebuah tiang beton.
Mahito mendecih kesal, dia menarik rambut Yuuji "Baiklah, tolong diam!" Teriaknya dan membenturkan kepala Yuuji ke tiang beton hingga pelipis Yuuji berdarah.
Melihat Yuuji yang langsung menunduk membuat Mahito terkekeh, tangannya masih menarik rambut Yuuji, "Tidak ada gunanya melawan, bocah. Kau akan mati malam ini" bisiknya pada Yuuji.
Yuuji terdiam mendengar itu karena rasa pusing dikepalanya yang belum kunjung hilang membuatnya tidak memberi banyak respon.
Seseorang mendekati mereka, "Apakah se susah itu untuk mengikat satu bocah, Mahito?"
Mahito melihat orang itu, "Ah Tengen-sama, kau tau bahwa pemuda memang memiliki banyak energi untuk memberontak" ucapnya dengan senang, Mahito sangat menyukai dan menghormati orang yang menciptakan dirinya, yaitu Tengen.
"Terserah. Lakukan dengan cepat dan pergi dari sini"
"Okay~" meskipun respon yang diberikan oleh Tengen terkesan cuek, itu tidak membuat rasa suka dan hormat nya pada Tengen berkurang.
Mahito menepuk beberapa kali puncak kepala Yuuji yang sudah dia ikat, "Jadilah bocah yang baik" ucapnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan dia dan Tengen.
Tengen mengalihkan pandangan dari handphone nya ke Yuuji yang masih tertunduk, sepertinya Mahito membenturkan kepala anak itu dengan sangat keras.
Dia berjalan menghampiri Yuuji dan mencengkram dagunya agar anak itu mendongak melihat kearahnya, "Hey, kau belum mati, kan ?" Tanyanya.
"Ugh" hanya itu balasan yang bisa Yuuji berikan.
Tengen melihat Yuuji dengan lekat, anak ini benar-benar mirip dengan Jin, "Bahkan kau juga sama manisnya dengan dia" gumam Tengen.
Tengen berpikir sejenak, "Haruskah kau kumiliki ?" Monolognya.
"Ah tidak mereka pasti akan marah" Tengen melepaskan cengkramannya pada dagu Yuuji dan menggeleng begitu membayangkan bagaimana mereka akan marah jika dia membawa Yuuji.
"Mungkin aku akan menjadi sashimi jika aku nekat" gumamnya, dia melihat jam tangan ditangannya, sebentar lagi jam 9.
"Baiklah, kembali bekerja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shall we ? [SatoSugu X Yuuji]
FanfictionItadori Yuuji harus menelan kenyataan pahit bahwa ayahnya pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya, tapi dia tidak pernah menyangka soal hal yang ditinggal sang ayah untuknya. . . . Cr. Cover: @tsuntsun_0224 on Twitter/X