Lepas Tanggung Jawab?

1K 12 3
                                    


"Om ... gimana?"

Pandangan Reynald sedari tadi masih memperhatikan langit-langit Rumah Plorin, dia bukan sedang memikirkan bagaimana dia bisa lari dari perbuatannya, melainkan dia tengah memikirkan jawaban seperti apa yang bisa membuat Plorin tenang dan percaya pada dirinya.

"Apa gugurin aja ya Om kandungannya?" tanya Plorin yang memang pikirannya sedang sangat berantakan.

"Jangan," larang Reynald dengan seketika.

"Tapi gimana Om? Aku belum siap, terus aku juga belum menikah, nanti orang-orang mandang aku kayak gimana Om?"

"Aku belum siap jadi bahan bicaraan orang-orang Om!"

"Nanti kalau aku kerja atau gimana yang tahu aku hamil, mereka pasti bakalan tanya anak yang aku kandung itu anak siapa, terus aku harus jawab anak siapa Om?"

Dengan sangat dalam Reynald menarik napasnya. "Kalau ada yang menanyakan hal itu, kamu jawab saja kalau anak yang kamu kandung itu anak saya."

Di sini Plorin merasa kaget, bahkan dia sampai melepaskan pelukannya, dia menatap Reynald dengan tatapan yang sangat serius. "Om serius? Gak masalah kalau aku ngaku ini Anak Om?"

Memang cukup berat, hanya saja Reynald memilih menganggukkan kepalanya. "Gak papa, kamu akui saja."

"Terus nanti image Om gimana?"

"Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, biarkan saja itu urusan saya, sekarang kamu fokus pada kesehatan kamu dan jaga kehamilannya." Reynald berucap dengan sangat baik sambil mengelus-elus puncak kepala Plorin.

"Besok kita ke Dokter kandungan, kita periksa kandungan kamu."

Di sini Plorin masih tidak menyangka kalau respons Reynald akan sebertanggung jawab itu. "Om serius sama apa yang Om katakan?" tanya Plorin yang masih tidak percaya dengan hal tersebut.

"Ya, saya serius. Dari awal saya mengatakan kalau saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah saya lakukan, kamu tenang saja. Kamu tidak akan menanggung semuanya sendiri," jelas Reynald dengan sangat baik.

Di sini Reynald bertingkah dengan sangat baik, bahkan seolah semuanya adalah kesalahan dia, padahal pada malam itu Plorin juga tengah mabuk, bahkan Plorin yang bermain dengan sangat agresif.

Tangan Reynald setengah ragu untuk menyentuh perut Plorin, hanya saja dia merasa ingin menyentuhnya dan pandangan Plorin dia turunkan memperhatikan tangan Reynald yang secara perlahan mengelus perutnya.

"Besok kita periksa kandungannya," ucap Reynald yang kemudian ibu jari Reynald mengusap pipi Plorin yang terasa begitu basah.

"Jangan sedih, saya akan bertanggung jawab atas semuanya."

Dengan sangat dalam Plorin menarik napasnya, karena memang dia cukup kebingungan dengan semuanya, dia bingung apakah dia harus bahagia atau sedih atas apa yang dia alami, tapi mendapatkan Reynald adalah sebuah hal yang begitu membuat dia bahagia.

*****

Hasil dari beberapa testpack memang sudah keluar, hanya saja Plorin tetap merasa degdegan sendiri sekarang, bahkan masih ada harapan dalam hatinya kalau hasil dari banyak testpack yang dia coba adalah salah.

"Iya, memang benar kalau Ibu Plorin sedang hamil."

"Saya belum jadi Ibu lah Dok," protes Plorin, karena memang dia merasa kurang senang dengan hal itu.

"Oh maaf, iya memang benar kalau Kakaknya sedang mengandung sekarang dan usia kandungnya sudah 6 minggu."

Dengan sangat dalam Plorin memejamkan matanya, karena dia sudah tidak tahu lagi apa yang bisa dia harapkan dengan semua ini, apalagi mendengar penjelasan demi penjelasan sambil menunjukkan isi kandungannya.

Hasrat Cinta Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang