bab 11

1.1K 95 6
                                    

Seokjin saat ini dalam perjalanan pulang kembali ke mansion nya, tadinya dia ingin menginap di mansion jeon tapi Minho melarang nya karena nanti takut irene semakin menaruh curiga pada Seokjin.

Sesampainya Seokjin di mansion nya perhatian nya tertuju pada televisi yang masih menyala. "Ck apa tidak bisa dia matikan TV setelah menonton" Decak Seokjin kesal mematikan TV nya lalu berlalu kekamar nya.

"Oppa sudah pulang kenapa lama sekali eoh, oh iya oppa sudah lama kita tidak melakukan itu kan, bagaimana jika kita buat adik untuk yeon, pasti yeon akan sangat senang kalau dia tahu dia akan punya adik" Ucap irene menggoda Seokjin dengan gerakan sensual yang malah membuat Seokjin mual.

'Iya yeon pasti senang kalau dia punya adik, tentu saja adiknya dari papa kookie bukan dari mu'.  Ucap Seokjin membatin.

"Kau pikir aku percaya, aku yakin niatmu ingin memberikan yeon adik hanyalah alasan kau saja, maksud mu sebenarnya sudah pasti supaya aku tidak bisa menceraikan mu dasar jalang! Ingat ini irene aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama lagi" Ucap Seokjin pergi dari kamar nya menuju ruang kerja, lebih baik dirinya menyibukkan diri dengan pekerjaan daripada harus tidur satu ranjang dengan Bae Irene.

"Sialan lihat saja oppa, kau akan bertekuk lutut padaku lagi, lihatlah nanti Kim Seokjin"

Seokjin duduk menyender di kursi meja kerjanya,pikirannya melayang kejadian 7 Tahun lalu, Masih sangat segar di ingatan nya, dulu saat awal-awal pernikahan mereka, Seokjin sudah berencana tidak akan punya anak, dan tidak akan pernah sekalipun menyentuh istrinya, namun sang ibu dan ayahnya terus mendesak dirinya untuk segera punya anak, itu membuat Seokjin stress, hingga dia pergi ke club untuk sekedar menjernihkan kepalanya minum beberapa botol wine sampai mabuk, hingga entah apa yang terjadi Seokjin terbangun di kamar nya dalam keadaan bugil begitu juga irene yang kondisinya tidak jauh beda dengan Seokjin, tubuh telanjang nya banyak bercak merah dan disitu dia tahu kalau dia dan irene sudah melakukan nya bersama. Satu bulan setelah nya irene dengan bangga mengumumkan bahwa dia tengah mengandung bayi Seokjin membuat ayah dan ibunya sangat senang dengan berita kehamilan irene.
Awalnya saat awal kehamilan irene, Seokjin sempat tidak mau mengakui bahwa anak yang dikandung oleh irene itu adalah darah dagingnya karena dia tidak merasa pernah melakukan nya bersama irene, namun seiring berjalannya waktu Seokjin terus melihat pertumbuhan anaknya dalam rahim irene membuat sedikit perasaan menggelitik dalam hati Seokjin, membuat sosok Seokjin yang dulu nya jarang sekali pulang kerumah jadi semakin sering pulang tepat waktu, Seokjin menyadari kelakuan aneh nya itu, satu yang dia sadari kalau Seokjin hanya menyayangi bayi yang dikandung irene, tidak dengan ibu si jabang bayi, perasaan sayang nya pada sang bayi semakin bertambah begitu dia lahir, saat Seokjin pertama kali mendengar tangisan nyaring bayi nya diruang operasi membuat Seokjin tanpa sadar meneteskan air mata.

Dulu irene sempat mengira bahwa setelah anak pertama mereka lahir pasti Seokjin akan berubah jadi lebih lembut pada nya, bahkan mungkin Seokjin akan semakin mencintai nya karena sudah ada anak diantara mereka, namun salah, Seokjin hanya memperhatikan bayinya dibanding irene ibu sang bayi yang masih sangat bituh perawatan setelah operasi.

....

"Sial, awas saja oppa kau akan tetap terus jadi milik ku" Ucap irene dengan penuh emosi, barang-barang dikamar itu berserakan karena dilempar oleh irene yang emosi mendengar ucapan Seokjin tadi.

Paginya Seokjin bangun dari tidurnya yang sangat tidak nyaman karena dia tertidur dimeja kerjanya, badannya seakan remuk karena Posisi tidur yang kurang nyaman. "Ahhh punggung ku rasanya mau patah, Irene sialan karena dia aku harus tidur dimeja begini" Umpat Seokjin berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

Lima belas menit selesai mandi dan berpakaian rapih dengan setelan jas mahalnya seperti biasa Seokjin turun ke lantai bawah, mengira istrinya itu ada didapur seperti pagi sebelumnya tapi ternyata tidak ada, hanya ada Min Ahjumma yang sedang masak sarapan.

Ahjussi Milik KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang