4

78 11 1
                                    

⬛⬛⬛

Jam istirahat tiba, Nara cepat-cepat bangkit dari kursinya dan berlari kecil untuk keluar dari kelas.

Ben yang melihat itu sedikit kaget juga, karena baru kali ini melihat Nara terburu-buru seperti itu.

Sebenernya Nara lagi kebelet makanya buru-buru banget, dan waktu sudah sampai di toilet dia langsung mengeluarkan semuanya, dan lega rasanya.

Baru saja ia ingin keluar dari bilik toiletnya setelah membersihkan hal yang semestinya di bersihkan, ada suara seseorang yang menghentikan niatnya untuk keluar.

"Vin, lo lagi marahan ya sama Ben?"

"Gatau"

"Ih Vina mah, kenapa sihh? cerita aja sama gue"

"Hahh, Gapapa cuma ya kayak biasanya Ben emang sering ga peka aja"

"Haduh, nasib punya pacar friendly ya gini"

"Gatau ah, makin ga mood gue"

"Eh tungguin Vin!"

Setelah dua gadis itu keluar, barulah Nara keluar dari bilik toiletnya, ia melihat ke arah cermin dan segera mencuci tangannya di wastafel.

Tak mau berlama-lama di dalam toilet, Nara segera keluar dari toilet dan berjalan dengan lemas menuju kelasnya, tapi ia ingat bahwa dia tidak membawa minum akhirnya ia berjalan lurus menuju kantin untuk beli air putih.

Sekarang ngerti kan, kenapa Nara sangat bimbang dengan Ben, karena Ben sudah memiliki kekasih, akan tetapi karena Ben sangat ramah kepada semua orang tak terkecuali Nara, pada akhirnya Nara mati-matian menahan gestur wajahnya agar tak terlihat suka.

Sibuk dengan pikirannya Nara sampai ga sadar sudah sampai di lemari pendingin di kantin, ia membuka lemari itu dan mengambil botol air putih yang ingin ia beli.

Baru saja akan menutup pintunya, ada yang menahan pintunya dari belakang dan Nara pun menoleh ternyata di belakangnya pas sudah ada laki-laki yang begitu tinggi, Nara bahkan sampai harus mendongak untuk melihat wajah lelaki itu, Nara tebak dia kakak kelas, karena Nara tidak pernah melihat anak seangkatannya dengan wajah seperti ini.

Sempat terpesona sebentar Nara langsung sadar dan dirinya segera mengucap kata 'Permisi kak..' agar di beri jalan untuk keluar.

Lelaki itu pun minggir agar Nara bisa lewat dan dirinya juga mengambil minuman soda dari sana, lelaki itu terus melihat Nara, bahkan sampai Nara keluar dari area kantin pun lelaki itu tetap melihat Nara.

"Hao!," panggilan itu mengangetkan lelaki itu, Hao menoleh ke temannya yang memanggil dengan tatapan kaget.

"Lo liat apaan?" tanya temannya yang bernama Abin itu.

"Gak ada, ayo ke kelas" ajak Hao sembari merangkul Abin dari samping.

"eh lo belum bayar tuh minuman coi!" ingat Abin dan Hao menepuk jidatnya.

"Oh iya!" Hao pun berjalan ke arah ibu kantin dan membayar minum soda yang ia ambil tadi.

Setelah membayar Hao kembali ke Abin dan langsung dapat tatapan menggoda dari Abin,
"Jangan-jangan lo liat cewe yang lo taksir ya~~ hayoo sampe lupa bayar gitu ihiyy~~" goda Abin.

Hao melirik tajam Abin,
"Sok tau"

Dan keduanya pun berlalu pergi dari kantin. Namun, Hao masih melihat ke arah pintu keluar kantin yang lain—yang tadi di lewati oleh Nara.

"itukah Nara?.."






















⬜⬜⬜

“Makanya aku memilih diam, daripada menerima resiko yang besar karena banyak bicara”

⬜⬜⬜

Hao


Abin


⬛⬛⬛

Thanks for Reading! ❤️

D i a m - D i a m   ⚫  Choi Beomgyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang