20

61 12 7
                                    

⬛⬛⬛

"Hah... " Nara menghela nafasnya, dia sedang berada di dalam kelas tapi posisinya Nara tidur di atas lipatan tangannya.

Ben kemana? ah tidak tau, dari pagi tadi dia tidak ada sampai istirahat pertama ini juga tidak terlihat batang hidungnya.

Ah entahlah, dia tidak peduli Ben untuk saat ini, Nara sekarang lagi suntuk banget kepikiran omongan ibunya kemarin.

“Hao itu anaknya temen ayah, ingat om Reno tidak? Hao anaknya om Reno sama tante fio, kata ayah, om Reno pengen jodohin kamu sama Hao”

Yang benar saja! ini bukan Wattpad genre perjodohan tapi kenapa jadi kayak gini?!

"Nggak, pasti itu masih lama, undang-undang sekarang kan ketat terhadap pernikahan dini, oke... tenang Nara itu juga ga mungkin terjadi kalau pihak yang di jodohkan tidak mau, aku yakin kak Hao tidak akan setuju" Batin Nara untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Dor!!"

"akh! Aduh! kaget tau renn!" kesal Nara dan Rena cekikikan saja.

"murung amat neng, kenapaa? lo sakit kah?" tanya Rena sambil memeriksa dahi Nara.

"Engga, cuma lagi banyak pikiran aja" ujar Nara dan menegakkan posisi duduknya.

"Ehh, kenapa nih? cerita sini" ujar Rena.

"Emmm, gak dulu deh, gak apa kok, omong-omong kenapa kesini?" tanya Nara mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ah lu mah mengalihkan pembicaraan, tapi gue jawab deh, kayak biasa gak ada temennya gue di kantin" gerutu Rena.

"Eh kak Chandra udah masuk?" tanya Nara karena seperti yang kalian tau kemarin Lily bilang kak Chandra sakit. Nara mikirnya Rena di tinggal pacaran lagi sama Lily.

"ah lu udah denger rupanya, belum masuk, mana si Lily juga jadi ikutan ga masuk karena pengen nemenin bang Chandra di rumah sakit." ujar Rena dan Nara kaget.

"Loh, kak Chandra masuk rumah sakit?" tanya Nara dan Rena mengangguk.

"Iya, kena tifus dia, sekalian deh gue nanya, mau ikut jenguk ga?" tanya Rena dan Nara berdehem.

"boleh deh, rumah sakit mana emangnya?" tanya Nara.

"rumah sakit xxxxx, tau kan?" dan Nara mengangguki pertanyaan Rena.

"Oke, nanti gue kabarin lagi ya.." ujar Rena dan Nara mengangguk.

"eh omong-omong kok ini tas Ben gak ada?" tanya Rena dan Nara mengedikkan bahunya.

"Gak tau" jawab Nara.

"Eeee, ga ngabarin lo emangnya?" tanya Rena dan Nara terdiam sejenak sebelum membuka WhatsApp-nya.

Dan ternyata Ben mengirim pesan ke Nara beberapa jam yang lalu,

____________________________________

Ben

| Ra, gue ga masuk ada urusan keluarga.
| gue udah izin guru kok, cuma pengen ngasih tau lo aja.

owalah ok|

____________________________________

Rena mengintip isi chat Nara, dan langsung tersenyum menggoda,
"Eyyy, kalian berdua ada apa hayo~" ujar Rena.

"Nggak ada apa-apa kok, masa ngabarin temen gaboleh.." sangkal Nara dan Rena terus saja menggoda Nara.

"Nara pilih yang mana~~ Bang Hao atau Bang Ben—"

"Shttt! jangan sebut-sebut kak Hao! udah cukup!" sentak Nara sambil menutup telinganya.

Rena kaget sebentar, baru pertama kali melihat Nara sekesal ini, tapi dirinya lanjut menggoda Nara.

"Ayo pilih mana mba Nara~~~"



Kini Nara sedang bersiap-siap akan menjenguk Chandra seusai yang di bilang Rena tadi, tapi ini Nara nunggu info dirinya bakalan bareng siapa, karena terakhir kali nanya katanya sepeda Rena sedang di servis.

Nara sedang menyisir rambutnya dan mengikat rambut bagian atas saja dan menghiasnya dengan jepitan, dengan setelan kaos putih di balut cardigan warna putih, serta celana warna coklat.

Nara sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dan sudah menyiapkan buah yang sudah di beli ibunya tadi karena Nara bilang akan menjenguk temannya.

Tak lama ponsel Nara berbunyi dan Nara langsung mengangkatnya saat melihat nama Rena tertera disana.

"Halo ren, gimana?" tanya Nara.

"Ra, maaf banget nih, sepeda gue baru bisanya besok, sekarang gue lagi naik gojek, jadi gue gabisa jemput lo!" ujar Rena sedikit berteriak karena dia sekarang lagi di gonceng babang gojek.

"Owalah yaudah gapapa ren, gue juga pesen go—"

"eh jangan! gue udah nyuruh seseorang jemput lo, sekalian dia juga mau jenguk bang Chandra!" ujar Rena.

"Ha? lo nyuruh siapa?" tanya Nara dan tiba-tiba saja adek Nara—Caca memanggil Nara.

"Kak, ada yang nyariin kakak tuh" ujar Caca dan Nara langsung berjalan ke depan, kemudian melihat seseorang yang bahkan tidak pernah ada di bayangannya.

"Gue nyuruh kak Hao buat jemput lo! kayaknya sekarang udah sampe!" ini Rena masih teriak-teriak di telfon, padahal Nara-nya udah ketemu tatap sama Hao yang lagi senyumin Nara.

"Hai, Nara..."

























⬜⬜⬜

“Wah..... mati aku”

⬜⬜⬜

⬛⬛⬛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬛⬛⬛

THANKS FOR READING ALL ❤️

D i a m - D i a m   ⚫  Choi Beomgyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang