Nara memegangi kepalanya yang terasa pusing itu, ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mencoba untuk duduk dari posisinya.
"jangan bangun dulu." suara itu cukup mengangetkan Nara, apalagi dengan tangan yang menahan lengan Nara agar gadis itu tidak bangkit dari posisinya.
Nara perlahan kembali berbaring dan menatap Ben dalam diam, sementara Ben sedang membenarkan letak selimut Nara.
"Lo istirahat aja, gausah banyak gerak, gue keluar sebentar" ujar Ben dan tanpa menunggu jawaban dari Nara, lelaki itu langsung pergi keluar dari UKS.
Nara menahan senyumnya, jantungnya udah tantrum ga karuan ini, rasanya pengen terbang aja. Tapi setelah itu Nara langsung menepuk-nepuk kedua pipinya,
"Ingat naraa! dia udah punya cewe! lo gaboleh kayak gini!" batin gadis itu dalam hati.
Nara melihat ke nakas sebelah kiri ranjangnya, ada bungkusan sterofoam dan juga botol air putih, apa Ben yang membeli ini? untuk dirinya? Apa sekarang Nara masih pingsan ya?, semuanya terasa tidak nyata.
Terdengar suara pintu UKS terbuka, terlihat Ben bersama guru perempuan dengan menggunakan jas lab datang mendekati Nara.
Beliau hanya menanyakan beberapa hal tentang kondisi Nara, dan kemudian beliau juga memberikan obat, lalu menganjurkan Nara agar istirahat di rumah, setelah mereka mengucapkan terimakasih guru itu izin meninggalkan mereka berdua karena ada jam pelajaran yang lain, jadi sekarang tinggallah Nara dan Ben di dalam UKS itu.
Suasananya lumayan canggung, Nara yang posisinya sudah duduk, ia memilih menundukkan kepalanya sembari tangannya memainkan obat yang di berikan oleh guru tadi.
Sementara Ben masih berdiri membelakangi Nara, namun perlahan lelaki itu memutar tubuhnya dan berjalan mendekati Nara, bahkan kini Ben duduk di tepi ranjang Nara.
Ben mengambil bungkusan sterofoam itu dan memberikannya ke Nara, "Makan dulu, baru minum obatnya" ujar Ben dan perlahan Nara menerima bungkusan sterofoam itu.
"Makasih.." ujar Nara lirih dan terdengar Ben menghela nafasnya.
"Maaf.."
Nara mendongak dan menatap Ben yang tengah menatapnya juga, Nara cukup kaget mendengar kata maaf dari Ben.
"Gue gak bermaksud ngejauhin lo, gue cuma— hah... gue gak tau kenapa.." ujar Ben menunduk seraya mengusak rambutnya.
Nara masih menatap Ben dalam diam, bahkan suasana UKS jadi senyap, gadis itu membuka bungkusan sterofoam itu dan ternyata isinya nasi goreng dengan dua sendok di dalamnya, mungkin ada kesalahan dari penjualnya tapi Nara berterima kasih di dalam hati karena telah memberikan dua sendok.
Nara menepuk pundak Ben, membuat lelaki itu langsung mendongak menatap Nara, "Ayo makan, gue tau lo juga belum makan.." ujar Nara.
Ben diam menatap Nara, bagaimana gadis itu tau ? padahal Ben tadi sebelum kejadian ini selalu menjauhi Nara, tapi bagaimana bisa Nara tau?
Ben menggeleng menolak, "Gausa—"
"Gu—gue ga mau maafin kalo lo ga mau makan.." ujar Nara sedikit tergagap karena dirinya juga sedikit malu atas ucapannya barusan.
Ben tersenyum dirinya semakin dekat dengan Nara , kemudian mengambil salah satu sendok dan menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya sendiri.
"Udah kan?" ujar Ben dan Nara jadi tertawa sendiri hingga memperlihatkan dimple-nya.
"Terserahlah" ujar Nara dan Ben pun jadi ikut tertawa.
Dan pada akhirnya mereka berdua makan nasi goreng itu bersama-sama sampai habis, tanpa tau bahwa Hao masih berada di depan UKS dan melihat kedua insan yang sedang makan itu.
Padahal Hao yang membelikan nasi goreng serta botol air mineral tadi, tapi seenggaknya Nara mau memakannya dan gadis itu nampak baik-baik saja.
"Syukurlah.."
⬜⬜⬜
“Sepertinya aku masih belum sadar total, semuanya terasa seperti mimpi”
⬜⬜⬜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.