14

53 11 3
                                    

⬛⬛⬛

Sesuai ucapan Ben, tim pramuka sekolah mereka mendapatkan juara, meskipun bukan juara pertama tapi semuanya sangat bangga dengan pencapaian itu.

Begitu pula Nara, ia merasa sangat senang sekarang. Di perjalanan pulang ini Nara tak melepas senyumannya dan melihat beberapa foto yang sudah di kirim melalui grup pramuka.

"Senyum mulu neng, seneng nih yee" goda Ben yang masih duduk di sebelahnya waktu perjalanan pulang ini.

"Iyalah, siapa yang ga seneng dapat juara" ujar Nara.

"Tim kita emang keren" ujar Ben dan dapat anggukan dari Nara.

Nara masih fokus melihat foto-foto di ponselnya, sementara Ben masih menatap Nara. Ben jadi keinget perkataan Vina sebelumnya, bagaimana Vina tau kalau dirinya duduk bersama Nara?

Ben mengedarkan pandang, apa Lily? tapi gadis itu bahkan tak dekat dengan Vina. Lalu, siapa?

Ben masih mengedarkan pandangan, dan ternyata ada satu cewe yang mengarahkan kamera ponsel ke arah Ben, gadis itu duduk di kursi belakang sendiri, tapi bukan yang ada di ujung, melainkan dekat dengan pintu belakang bis.

Terlihat gadis itu langsung salah tingkah dan menurunkan ponselnya, dan Ben baru ingat gadis itu sering main dengan Vina. Ben menghela nafasnya.

Lelaki itu memilih kembali melihat ke arah depan, tapi setelahnya ia menoleh ke arah Lily yang sedang bercanda dengan Chandra.

"Li." panggil Ben dan yang di panggil pun menoleh.

"Apa ben?" sahut Lily.

"Anu, cewe di belakang sendiri itu siapa?" tanya Ben dan Lily reflek menoleh ke belakang menelaah setiap cewe yang di maksud.

"Yang mana?" tanya Lily agar lebih jelas karena ada beberapa cewe di belakang.

"yang ponselnya ada casing pink itu" ujar Ben karena tadi ia sempat melihat ponsel gadis itu.

"Owalah, bukannya itu temennya cewe lo ya? lo ga kenal? dia Ara." ujar Lily.

"Lebih ke ga hafal sih, cewe gue temennya banyak" ujar Ben.

"Idih, tapi si Ara kan kemana-mana sama cewe lo, masa ya ga hafal, aneh lo ini" ujar Lily dan setelahnya gadis itu kembali berbincang dengan Chandra.

"Pantas saja..." gumam Ben dan di notice sama Nara.

"Pantas apa?" tanya Nara dan Ben menoleh ke Nara kemudian menggeleng sambil tersenyum.

"Oh iya ra, gue mau tanya." ujar Ben dan Nara langsung menatap ke arah Ben menunggu pertanyaan dari lelaki itu.

"Lo deket sama kak Hao?" tanya Ben dan Nara lagi-lagi memasang wajah bingung, dan tentu saja Nara langsung menggeleng.

"Enggak tuh, gue bahkan ga pernah bicara sama dia" ujar Nara jujur.

"Tapi kayaknya kakak itu tau gue deh.." batin Nara.

Soalnya seperti yang kalian tau sebelumnya Hao pernah memanggil Nara kan? berarti Hao kenal Nara, tapi dari kapan? bahkan Nara tidak tau.

"Kayaknya dia suka sama lo." ujar Ben dan Nara makin ga percaya omongan itu.

"Mana ada! lucu banget lo ben, itu bener-bener hal yang ga mungkin sih. Sejauh ini ga pernah ada yang suka sama gue" jelas Nara sambil tersenyum miris.

"Ada" Ben berkata seperti itu sambil menatap Nara lekat, dan itu membuat Nara jadi sedikit kaget.

"Ada? ya—yang benar aja, udahlah mending lo tidur, entar mabuk darat" ujar Nara dan memalingkan wajahnya ke arah jendela bis untuk menikmati pemandangan.

Ben terdiam sejenak sebelum melontarkan pertanyaan,
"tipe lo gimana sih?"

Nara jadi reflek noleh ke Ben lagi denger pertanyaan kayak gitu,
"gabut bener lo nanya begituan" ujar Nara datar dengan muka temboknya.

Ben tertawa tak menyangka jawaban Nara bakalan sedatar itu,
"Astaga, lo di luar perkiraan gue" Ben tak berhenti ketawa dan itu membuat Nara jadi sebal sendiri.

Gadis itu kembali menatap jendela bis lagi, sedangkan Ben bersandar pada kursinya dan mulai memejamkan matanya.

Nara yang tengah menatap jendela itu sebisa mungkin menyembunyikan wajahnya yang memerah dan mencoba menetralisir suara jantungnya yang udah ga karuan ini.



































⬜⬜⬜

“Tolong ya jantung, mohon di kondisikan!!”

⬜⬜⬜

⬛⬛⬛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬛⬛⬛

THANKS FOR READING ❤️!!

D i a m - D i a m   ⚫  Choi Beomgyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang