18

47 9 0
                                    

⬛⬛⬛

Ini sudah ... entah hari keberapa Ben tidak menghitungnya akan tetapi lelaki itu merasa Nara semakin menjauhinya, meskipun memang biasanya tidak sedekat itu tapi sekarang malah makin jauh.

Contohnya seperti waktu Ben muncul di kantin Nara menyapanya sebentar lalu segera pergi, dan waktu Ben lewat di hadapannya Nara hanya melengos saja, waktu Ben mengajak ngobrol waktu pelajaran Nara langsung menyuruh Ben diam—Eh kalo yang itu...biasa terjadi cuma waktu di kelas pun Nara jadi makin cuek.

Yang awalnya cuek aja, jadinya sangat cuek.

Ben tidak suka ini, rasanya seperti di campakkan, dan sekarang sedang pelajaran Nara fokus menatap guru yang menerangkan sementara Ben terus menatap Nara.

Ben mengambil pulpen dan menulis sesuatu di atas buku tulisnya, kemudian dirinya menyenggol Nara agar melihat ke arahnya.

Nara menoleh dan mengangkat alisnya seakan bilang, 'Apa?'

Ben menunjuk ke arah buku tulisnya menggunakan dagu, dan Nara melihat buku tulis Ben yang terdapat tulisan Ben yang bertuliskan.

'Lo ada masalah ya?'

Nara mengernyit, dan menjawabnya dengan tulisan juga.

'ga'

Melihat jawaban singkat dari Nara, Ben jadi makin sakit hati. Lelaki itu menulis lagi.

'Kalo gitu sekarang lo benci gue? :('

Nara membacanya dan makin kebingungan dengan ini.

'ga'

Ben mencebik dan kembali menulis.

'Kenapa lo ngehindarin gue?'

Melihat pertanyaan itu Nara hanya menghela nafasnya dan kembali fokus memperhatikan guru menjelaskan. Melihat hal itu berarti tebakan Ben benar, kalo Nara sedang menghindarinya.

Ben kembali menuliskan pertanyaan untuk Nara, dan setelah selesai lelaki itu menyenggol lengan Nara lagi, Nara mau tak mau akhirnya melihat tulisan apa yang di tulis Ben kali ini.

'Vina ngomong sesuatu ke lo? gue sempet liat beberapa hari yang lalu dia lagi ngobrol sama lo'

Nara menghela nafasnya, dan akhirnya menuliskan jawaban.

'Dia cuma mau kenalan sama gue, itu aja kok'

Dan tak berapa lama setelah selesai menuliskan hal itu, Nara kembali fokus ke arah guru yang menjelaskan dan mencatat beberapa materi yang di tuliskan di papan.

Ben yang membaca jawaban Nara itu, tidak percaya, Ben mengenal Vina dengan baik sejak SMP dan Vina bukan tipe anak yang sekedar bicara hanya untuk berkenalan saja.



Scene berganti pada Vina dan Ben yang tengah berada di tempat favorit mereka yaitu di rooftop sekolah.

Mereka sedang berbincang empat mata dengan serius,
"Kamu beberapa hari yang lalu ketemu Nara ya? kalian ngomongin apa?" tanya Ben ke Vina yang posisinya duduk di sebelah Ben sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Ben.

"Aku cuma nyapa dia, tapi dia-nya sombong banget cuma diem aja" ujar Vina sambil cemberut dan memainkan tangan Ben.

"Diem aja?" ulang Ben dan Vina nampak mengangguk.

"Aku tanyain dia mau kemana, dia diam aja dengan wajah juteknya" ujar Vina dan Ben tentu saja tidak percaya dengan hal itu.

Karena Nara bukan tipe anak yang tidak sopan seperti itu, iya Ben akui memang Nara cuek tapi bukan tipe yang sampai mengabaikan ucapan orang.

"Ohh gitu ya.." Ben menanggapi dengan nada yang tidak enak membuat Vina langsung menatap pacarnya itu.

"Kok nadanya kayak gitu?" ujar Vina.

"Kayak gimana?" tanya Ben balik.

"Kayak ga niat banget dengerin aku ngomong" Vina mulai kesal.

"Ya karena Nara yang aku kenal ga kayak gitu, jadi ya mungkin itu halusinasi kamu aja kayak yang udah-udah" ujar Ben tanpa menatap Vina balik.

"Ben? kamu masih bahas soal adik sepupu kamu itu? Hey, itu udah 2 tahun yang lalu loh!" marah Vina dan kini gadis itu sudah berdiri di hadapan Ben.

"Oh iya? dan..? Adik aku masih suka mimpi buruk karena kamu" ketus Ben dan Vina mendengus sambil tersenyum miring.

"Kok kamu jadi gini ya setelah sama Nara? kamu berubah Ben." ujar Vina tak menyangka.

"Kenapa bahas Nara lagi? dia gak ada hubungannya sama sikap kamu yang kayak gini" ujar Ben dengan nada suara yang sedikit naik.

"Ya karena waktu itu aku gatau kalau dia adik sepupu kamu—"

"Ohh, jadi kalau sekarang Nara yang bukan saudara aku bakalan kamu perlakukan seperti adik sepupu ku dulu ?!!" Ben membentak Vina sampai gadis itu tersentak dan terlihat mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

Ben bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Vina sendirian di rooftop itu, gadis itu menangis sambil berjongkok dan memeluk lututnya.






















⬜⬜⬜

“Nggak akan terjadi apa-apa kan”

⬜⬜⬜

⬛⬛⬛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬛⬛⬛

THANKS FOR READING ALL ❤️

D i a m - D i a m   ⚫  Choi Beomgyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang