8

79 14 0
                                    

⬛⬛⬛

Masih di hari yang sama, mundur beberapa waktu, jadi saat Ben menghilang dirinya sedang bersama Vina di rooftop.

"Kenapa lagi sih Vin? apa salahku kali ini?" tanya Ben dengan nada yang sudah frustasi.

"Udahlah aku capek" ujar Vina yang sama-sama frustasi.

"Sekarang buka dulu blokirnya, aku juga bakalan jelasin" ujar Ben dan Vina pun menuruti perintah Ben.

"Oke, sekarang apa yang jadi masalahnya? kamu bicara dulu, aku gak bakalan tau kalo kamu ngambek kayak gini" ujar Ben sambil memegangi kedua bahu Vina.

"Masalahnya masih sama." ujar Vina sambil menatap Ben, dan lelaki itu menghembuskan nafasnya.

"Denger ya Vina, entah apa yang sudah kamu denger, buktinya sekarang aku masih sama kamu gini, mau bukti apalagi?" ujar Ben dan Vina menghela nafasnya.

Ben menarik gadisnya kedalam pelukan dan mencium pucuk kepala Vina, "Tenang ya, gausah dengerin omongan orang-orang, kamu cukup percaya sama aku"

Vina akhirnya tenang dan mengangguk dalam pelukan itu,
"iya, maaf ya.."

"iya, aku juga minta maaf" ujar Ben dan setelah beberapa waktu menghabiskan waktu bersama Vina di rooftop, Ben menyuruh Vina turun lebih dahulu meninggalkan dirinya.

Setelah Vina turun Ben mengeluarkan rokok dari saku seragamnya serta korek juga, ia menyulut rokok itu kemudian menyesapnya dan menghembuskan asapnya.

"Repot."

Ben bisa melihat dari jauh bahwa seluruh murid terlihat keluar dari sekolah, apa pulang lebih cepat? bodo  amatlah dia ingin disini lebih lama lagi.

Dan setelah menghabiskan rokoknya lelaki itu akhirnya turun dan baru membuka hape saat berada di lantai dua dan bertemulah dirinya dengan Nara.

Kemudian terjadilah yang sudah terjadi.

Kini Nara dan Ben berada di lantai satu, lelaki itu melepaskan tangan Nara dan menatap gadis itu.

"lo kok belum balik?" tanya Ben.

"Gue nunggu ibu gue pulang kerja" jawab Nara.

"pulang sama gue aja" ujar Ben yang akan masuk ke kelas untuk mengambil tasnya namun dihentikan oleh gelengan kepala dari Nara.

"Ga usah." tolak Nara.

Ben kembali menatap Nara,
"Kenapa?" tanya Ben dan Nara kembali menggeleng.

"Ya, tidak usah—"

"Apa karena gue udah punya cewek?" selat Ben dan Nara terdiam karena kaget serta bingung juga.

"G—ga gitu, ini udah deket jam pulang ibu gue kok, lo bisa duluan" ujar Nara dan Ben nampak sedikit kesal.

Tapi, entah apa yang membuatnya kesal, hari ini moodnya benar-benar jelek, lelaki itu memilih mengusak rambutnya dan masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya, lalu tak lama meraih tangan kurus milik Nara.

"Loh?! mau kemana?!" panik Nara yang di seret oleh Ben itu.

Ben hanya diam dan terus menarik tangan Nara, sampai ke depan pekarangan sekolah ponsel Nara berbunyi dan itu membuat Ben juga berhenti menarik tangan gadis itu.

Ternyata yang menelfon Nara adalah ibunya, ternyata ibunya datang lebih cepat dari dugaan, karena sudah terlihat mobil ibu Nara terparkir jelas di depan gerbang.

Nara menatap Ben,
"gue duluan."

Dan setelahnya Nara berlalu pergi, meninggalkan Ben seorang diri di pekarangan sekolah itu.



























⬜⬜⬜

“Aku tidak tau apa yang terjadi, ada apa dengan Ben ?”

⬜⬜⬜

⬛⬛⬛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬛⬛⬛

Thanks for reading! ❤️

D i a m - D i a m   ⚫  Choi Beomgyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang