5. Mimpi Indah

17.1K 1.3K 17
                                    

Hari menjadi semakin gelap, Isabella sedang duduk dibalkon kamarnya menatap indahnya bulan dan bintang dimalam hari.

Setelah selesai dengan rapatnya tadi siang, Isabell sebenarnya ingin segera mengatur berkas - berkas yang diperlukan. Namun, Rafael melarangnya dan berbicara bahwa biar dia saja yang mengurus berkasnya.

Isabell tidak bisa membantah suaminya, tidak.. Bukan karena ia takut, melainkan ia tak tega melihat mata anak anjing milik Rafael.

Tuk... Tuk... Tuk...

Isabell mengetuk meja dengan jarinya, ia memikirkan tentang dana yang harus di keluarkan untuk semua rencananya.

Tuk..

"Layak dicoba, lagipula aku sudah lama tidak bertemu dengan mereka" Gumam Isabell.

Setelah selesai memikirkan apa yang akan ia lakukan, Isabell berdiri dan meninggalkan balkon kamarnya.

"Sepi sekali, aku tak suka" Ujar Isabell ketika sedang berbaring ditempat tidurnya.

Meskipun sudah menyandang status suami istri, Isabell dulu tidak mau tidur bersama Rafael ditahun tahun pertamanya. Rafael menyetujui permintaan Isabell karena ia memakluminya, mungkin Isabell takut akan penampilan suaminya.

"Hah... Berapa bodohnya aku dahulu" Isabell menghela nafasnya setelah menyadari betapa egois dirinya dulu.

Isabell keluar dari kamar miliknya dan berjalan menuju kamar milik Rafael.

Tok tok tok

Tidak ada yang menjawab.

Klek..

Isabell membuka pintu kamar Rafael yang tak terkunci.

"Ah.. Rupanya dia sedang mandi" Ucap Isabell setelah mendengar gemercik air didalam kamar mandi.

Kamar utama ini cukup luas, terdapat sebuah tempat tidur besar serta meja dan kursi didalamnya. Tak lupa dengan kamar mandi yang juga tersedia.

Isabell duduk di kursi, ia menunggu Rafael menyelesaikan aktivitas mandinya.

Klek...

Ketika Rafael keluar dari Kamar mandi, ia melihat sesuatu yang bahkan tak pernah ia bayangkan akan ada disini.

Glup

Isabell menelan ludah kasar melihat Rafael yang hanya memakai handuk sebatas pinggangnya saja menampakkan betapa gagahnya tubuh Rafael.

Sial. Apa tubuhnya seindah ini? Aku tidak menyadarinya di kehidupanku dahulu. Tubuh sang Iblis peperangan memang bukan main main, batin Isabell.

"B Bella? Mengapa kamu berada disini? "  Meskipun dijuluki Iblis peperangan namun Rafael tetap saja seperti anak anjing ketika didepan Isabella.

"Apakah aku tidak boleh berada disini? " Isabella sedikit menggoda suaminya.

Rafael dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Boleh, tentu boleh. Tunggu aku akan berganti pakaian" Ujar Rafael yang akhirnya mengenakan celana serta kemeja tidur yang hanya ia kancing beberapa bagian saja memamerkan dada bidang miliknya.

Rafael duduk disebelah Isabella.

"Apakah kamu membutuhkan sesuatu? " Tanya Rafael yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Bella.

"Mulai malam ini dan seterusnya aku akan tidur bersamamu" Ucap Bella sembari menyesap teh hangat miliknya.

"Uhuk- ya? " Rafael tersedak tehnya ketika mendengar ucapan Bella.

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang