"Indah sekali" Ucap Isabella saat melihat
ribuan bintang dilangit.Semilir angin menerpa surai Isabella.
Rafael memandangi Isabella, tak sedetikpun ia mengalihkan pandangannya.
"Ya.. Sangat indah" Sahut Rafael.
Diatas tebing ini mereka bisa melihat keseluruhan desa Arakan.
Terbesit sebuah ingatan masa lalu dikepala Isabella.
Desa Arakan yang penuh dengan jeritan serta tangisan. Seluruh kawasan penuh dengan kobaran api, banyak prajurit musuh yang membunuh warga desanya.
Ah... Aku akan melindunginya kali ini, batin Isabella.
Puk
Isabella menyandarkan kepalanya ke pundak Rafael.
Huh...
Rafael sedikit terkejut dengan perilaku istrinya, ah.. rasanya Rafael ingin waktu berhenti untuk selamanya.
"Rafael" Gumam Isabella.
"Iya Bella?"
"Jangan tinggalkan aku" Lagi... Kata lagi Isabella sebutkan dalam hatinya.
Mendengar istrinya memohon untuk tidak ditinggalkan membuat hati Rafael sedikit terenyuh, entah mengapa ia merasa bersalah.. Padahal ia tidak pernah meninggalkan Isabella bukan?
Rafael merapikan surai Isabella, saat ini Isabella masih bersandar padanya.
"Bella... Sungguh, aku tidak punya fikiran untuk meninggalkanmu. Namun, jika suatu saat aku memang meninggalkanmu.. mungkin penyebabnya adalah kematian"
Dug...
Jantung Isabella seketika berhenti untuk sepersekian detik.
Air mata Isabella lolos begitu saja.
Merasa pundaknya basah, Rafael segera menoleh dan mendapati istrinya sedang menangis.
"B bela?.. Ada apa?"
Bukannya malah tenang, tangisan Isabella makin menjadi jadi. Rafael tentu panik dengan situasi saat ini, ia tidak mengerti cara untuk membujuk seorang wanita yang sedang menangis.
"Kamu jahat El" Ujar Isabella sembari memukuli dada Suaminya.
"Kamu.. Hiks.. Bilang tidak akan meninggalkanku... Tetapi hiks.. Kamu tetap saja... Nantinya.. Hngg"
Belum sempat Isabella menyelesaikan ucapannya, Rafael menarik Isabella dalam pelukannya.
"Ssst.. Sudah ya jangan menangis.. Maaf tentang ucapanku tadi" Ujar Rafael sembari membelai lembut Rambut istrinya.
"Hiks.. Kamu jahat.." Ucap Isabella dalam dekapan Suaminya.
Rafael terus membelai lembut rambut istrinya, berharap istrinya akan segera tenang.
"Hng... Berjanjilah.. Hiks.. Tidak akan ada yang memisahkan kita.. Meskipun itu nyawa Sekalipun.. "
"Ya Bella.. Tidak ada yang bisa memisahkan kita"
Apa yang dikatakan Isabella memang tidak masuk akal, tetapi Rafael memakluminya.
Rafael sangat bersyukur, istrinya yang biasanya angkuh dan bahkan tidak ingin bertemu dengannya, kini menangis dalam pelukannya.
Meninggalkan Isabella?, Rafael bahkan tidak pernah membayangkannya. Mungkin Rafael akan menjadi salah satu manusia bodoh dan tidak berakal jika ia sampai meninggalkan Istrinya, pikir Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Husband
RomanceTelah menyia - nyiakan kasih sayang yang diberikan suami serta penduduk desanya. Isabella telah mati dan kembali ke masa lalu, ia bersumpah akan menebus semua kesalahannya di kehidupannya kali ini.