Keesokan harinya, kereta kuda telah disiapkan di depan kastil.
"Nyonya izinkan saya ikut" Ujar Yuna yang sedang memohon kepada Isabella.
"Oh astaga Yuna, kau sudah memohon hampir setiap jam. Cukup, tetaplah dikastil bersama sir Carlo" Jawab Isabella.
"Tapi.. Saya mengkhawatirkan Nyonya.. "
Isabella menghela nafasnya
"Tidak perlu khawatir, aku bersama Rafael. Kau tau siapa dia kan?. Lagipula aku meninggalkanmu untuk membantu Sir Carlo mengurus tugas dikastil selama kepergianku."
"Baiklah jika begitu" Yuna akhirnya menyerah.
Rafael memberikan tangannya untuk membantu Isabella menaiki kereta kuda.
Kediaman Kennard berada di ibukota, sedikit dekat dengan istana kerajaan. Perjalanan menuju kediaman Kennard berkisar enam belas jam, itu melewati empat hutan dan tujuh desa.
Isabella melihat suaminya.
Rafael terlihat sedikit gelisah dan kikuk, entah apa yang sedang dipikirkannya.
Isabella bersandar pada bahu Rafael : " Apa yang kamu pikirkan? Tenanglah.. kita hanya sedang menemui orang tuaku tidak sedang pergi berperang "
Rafael tidak menjadi tenang setelah mendengar ucapan istrinya.
Jika aku bisa memilih, aku lebih memilih untuk turun ke medan perang...
Rafael menghela nafasnya.
Ia tidak mengerti cara berinteraksi dengan para 'orang tua', Rafael dibesarkan di sebuah panti asuhan kumuh, ia tidak memahami apa itu hubungan dalam keluarga dan lain sebagainya.
"Aku hanya memikirkan apa yang harus ku katakan kepada Duke nantinya" Ucap Rafael
"Kamu tidak perlu mengatakan apa - apa, cukup aku yang akan berbicara kepada mereka nanti"
Brak..
Rafael segera meraih pinggang Isabella setelah kereta kuda tiba-tiba terkena hentakan yang cukup serius.
Isabella terkejut, jika Rafael tidak segera meraihnya mungkin ia sudah terbentur kursi yang ada didepannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi diluar? " Tanya Isabella.
Rafael sebenarnya sudah merasakan aura berbahaya setelah memasuki hutan ke dua.
"Tenanglah, sepertinya seekor tikus kecil sedang menghalangi perjalanan kita" Ujar Rafael menenangkan istrinya.
Tikus kecil bisa menghentakkan kereta kuda?
"Tetap disini, aku akan menanganinya. Jangan membuka tirai jendela" Rafael segera keluar dari kereta kuda.
Isabella menganggukkan kepalanya.
....
Slash!
Bang!
Wosh!
Isabella tak bisa menahan rasa penasarannya.
Mengapa begitu ribut hanya untuk menangkap seekor tikus kecill?
Pun Isabella membuka tirai jendela kereta kudanya.
Oh astaga! Itu bukan tikus kecil, Itu sebenarnya adalah serigala bertanduk hitam!
Serigala bertanduk hitam adalah salah satu monster iblis yang mengerikan. Tinggi mereka bisa sampai 3.5 meter dan panjang 5 meter.
Roaaar!
Serigala bertanduk hitam meraung hebat karena Rafael telah berhasil melukainya.
Rafael menatap dingin serigala itu.
Merasa terhina oleh tatapan Rafael, Serigala bertanduk hitam segera menerjang dengan cakarnya yang tajam.
Rafael menghindari segala serangan serigala dan memotong beberapa cakar serigala dengan pedang aura nya.
Pedang biasa tanpa dilapisi aura akan hancur berkeping-keping jika terkena cakar serigala ini, namun Rafael adalah mantan jendral kerajaan, ia juga telah menjadi swordmaster di usia 18 dengan menguasai teknik pedang aura yang luar biasa. Hal ini adalah sebuah pencapaian terbesarnya, untuk menjadi swordmaster sangat susah! Bahkan hanya ada beberapa di Kerajaan dan itupun mereka menduduki tingkat swordmaster pada usia diatas 30 tahun.
Melihat cakarnya telah terpotong, Serigala bertanduk hitam mengaum gila.
Tanduk serigala itu mengeluarkan sebuah bola energi berwarna hitam kemerahan dengan aura petir disekitarnya.
"Oh, tikus ini sedikit liar, baiklah aku tidak akan segan" Gumam Rafael.
Serigala bertanduk hitam meluncurkan bola energinya menuju Rafael, pun Rafael tidak menghindarinya. Ia memfokuskan kekuatannya pada satu titik dan..
Slash!
Dalam satu tebasan, bola energi yang hampir mengenainya terbelah menjadi dua dan hancur menjadi debu.
Karena telah membuang banyak waktu Rafael segera membunuh serigala bertanduk hitam dengan sekali gerakan.
Kepala Serigala bertanduk hitam berguling di tanah, Rafael membelah leher serigala bertanduk hitam dengan kecepatan yang tak dapat dilihat mata.
"Oh astaga, siapa pria hebat itu? Apakah dia memiliki istri?" Gumam Isabella dan tersenyum miring : "Ya! Akulah istirnya, hehe"
Isabella melihat keseluruhan pertarungan suaminya, benar-benar hebat! Rafael bahkan tidak memiliki satu goresan pun di badannya, bahkan bajunya tidak terkena darah setetespun! Sangat perfeksionis huh?
Rafael menoleh dan mendapati istrinya sedang mengintip dari balik jendela kereta kuda, pun ia segera mengelap bekas darah dipedangnya dengan sapu tangan dan segera kembali ke dalam kereta kuda bersama istrinya.
Kereta kuda kembali berjalan, Rafael terlihat gelisah disana. Ia berpikiran bahwa Isabella akan takut pada sisi Rafael yang kejam itu.
Rafael menggigit lidahnya : " Maaf jika telah membuatmu takut" Ia sebelumnya telah menyuruh Isabella untuk tidak melihat keluar jendela.
Cup
Isabella mengecup pipi Rafael dan membuat Rafael tersipu : "M... Mengapa kamu menciumku? "
"Kamu terlihat keren saat bertarung!" Ucap Isabella
"Oh astaga.. Saat kamu memotong kuku kuku serigala itu.. Wosh! Wosh! Hebat sekali!"
Hahaha...
Rafael terkekeh.
"Hei aku serius!"
Rafael terus tertawa, ia tak menyangka bahwa reaksi istrinya akan seperti ini.
Karena Rafael terus terkekeh dan mengabaikan kata katanya, Isabella berhenti berbicara dan hendak memalingkan wajahnya. Namun Rafael tiba-tiba memeluk Isabella dan mengatakan : "Terimakasih, terimakasih.. Aku mencintaimu, sungguh... " Ia mengusakkan kepalanya di pundak Isabella.
Isabella mengelus Rambut Rafael : " Aku juga, jadi jangan khawatir akan hal apapun"
***
Congrats New Year :0
Mangat buat dek adek yang sudah memasuki semester baru dan kembali dari libur panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Husband
RomanceTelah menyia - nyiakan kasih sayang yang diberikan suami serta penduduk desanya. Isabella telah mati dan kembali ke masa lalu, ia bersumpah akan menebus semua kesalahannya di kehidupannya kali ini.