ł Happy Reading ł
~
~
~
Kalo ada typo komen yak!Belum satu hari mereka bersama, Agrani sudah memperlihatkan sisi aslinya, sisi yang hanya akan ia keluarkan di depan Kailash.
Keji.
Maka tak heran, satu minggu bersama Agrani mampu membuat tulang pipi Kailash menonjol.
Kailash yang terbiasa serba di bantu Ibu harus mandiri, Agrani tak sudi melirik apalagi menyentuhnya.
Tapi entah hati Kailash yang terlalu baik atau Kailash itu bodoh, semua perlakuan Agrani dianggapnya wajar.
Seperti pagi ini, tubuh Kailash terasa sangat lelah, padahal ia belum melakukan apapun. Ah, sepertinya Kailash tahu apa penyebabnya.
Penyakitnya kambuh.
Tubuh berlapis kaos lengan panjang itu tak bisa bangun dari kasurnya, sangat lemas. Padahal ia harus segera memakan obatnya.
hik... hik...
Napas Kailash berbunyi, dan dadanya mulai sesak.
"Ah... Uhuk..."
Kailash memukul dadanya yang terasa sesak, dan nyeri sekali.
Dugh... dugh...
Kailash membuka matanya susah payah, tangannya bergetar, Kailash berusaha bangun dari kasurnya.
Kailash menjadikan sikunya sebagai tumpuan, baru bergerak sedikit tapi napasnya sudah terengah-engah.
Kuatlah...aku hanya ingin memakan obat...
Tangan Kailash terangkat dengan bergetar, menggapai laci di samping tempat tidurnya.
Tapi tangannya sulit diajak bekerja sama, padahal napasnya sudah terasa makin berat.
hik... hik... ugh... uhuk...
Sesekali Kailash terbatuk, dadanya terasa sakit. Air mata merembes, begitu sesak dadanya. Bulir keringat dingin membasahi wajah pucat nya.
Hap, akhirnya tangan Kailash mampu mendapatkan inhaler nya. Kailash tersenyum dengan bibir keringnya.
Uhukh... Uhukh... Hik... Uhukh...
Kailash terbatuk hebat, dan membuat Inhaler nya jatuh.
Rasanya Kailash ingin menangis, padahal dadanya sudah sangat sesak.
Dengan napas yang makin tidak teratur, berbunyi makin keras, mengi. Kailash berusaha menggapai inhaler nya... tapi sangat sulit.
Sudahlah tangannya itu bergetar, jadi saat jari tengahnya menyentuh ujung inhaler nya, alat bantu napasnya itu malah menggelinding menjauh... Kailash terus berusaha meraihnya, tak sadar tubuhnya sudah berada di ujung ranjang.
Brugh...
Tubuh ringkih nya terjatuh ke lantai yang dingin, cukup keras. Ah, makin remuk tubuhnya.
Kailash mengerang kesakitan, belum usai masalah pernafasannya, ditambah sakit di sekujur tubuhnya pula.
Dada Kailash terasa makin nyeri, tangannya beralih mencengkeram dadanya kuat.
"G-grani..." tanpa sadar Kailash menyebutkan nama istrinya.
Uhukh...
Bulir keringat dingin membasahi wajah dan seluruh tubuhnya, airmata tak tinggal ikut menetes, mengisyaratkan nyeri yang sangat.
Tuhan... apa aku akan mati sekarang?
Pintu coklat kamar Kailash terbuka, menampakan wajah dingin Agrani. Halis Agrani menukik melihat kamar Kailash yang tampak berantakan. Tangan Agrani bergerak tidak nyaman, ingin segera merapihkan kekacauan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRANI
RandomJudul lama : Suami teraniaya Agrani benci ketidak sempurnaan, tapi sayangnya ia harus menikah dengan lelaki cacat penyakitan. ... Kailash berfikir, semua yang dilakukan Agrani padanya adalah bentuk kasih sayang, sekalipun dalam bentuk penganiayaan...