ł Happy Reading ł
~
~
~
Kalo ada typo komen yak!
"Kondisinya sudah lebih baik, dia sudah sadar. Apa kau tak ingin menemui suamimu?"
Agrani hanya diam sambil memainkan jari-jarinya, menatap kedua telapak tangannya yang dipenuhi plester.
Lelaki dengan kemeja hitam itu duduk di samping Agrani, pandangannya tertuju pada tangan Agrani.
Menyesap kopi panas yang dibawanya, lalu mengungkapkan pertanyaan yang selalu tercekat si tenggorokan. "Apa kamu tidak ingin kembali saja? Setidaknya disana kamu aman."
Agrani terdiam, lalu menggelengkan kepalanya, "Tunggulah, sampai setidaknya Papa mengizinkan."
Bibir Yasha tersenyum, tangannya merangkul pundak Agrani.
"Aku akan menunggumu, kapanpun kamu mau... aku akan selalu ada," bibir Yasha tersenyum, lalu mencium pipi Agrani.
Pemandangan itu tak lepas dari netra teduh Kailash, dadanya terasa sesak. Lebih sesak dari saat penyakitnya kambuh, lebih sesak dari saat ia hampir tenggelam, lebih sesak dari saat dadanya membentur lantai. Sesak sekali, karena Kailash telah menyimpan cinta untuk Agrani.
Kailash mengalihkan pandangannya, menatap kaki layunya yang berada dibalik selimut.
Kailash mencengkeram selimut hingga urat tangannya menonjol, sial, kenapa Kailash malah ingin menangis?
Kailash bisa melihat semuanya, sebab mereka melakukannya di taman belakang, dimana kamar utama memiliki pemandangan yang langsung menghadap taman belakang.
Sesak, tapi Kailash berusaha menampik. Menciptakan kemungkinan-kemungkinan yang membuatnya akan baik-baik saja. Meski matanya dengan jelas melihat tatapan Yasha untuk Agrani, penuh cinta.
Kailash memejamkan matanya, memfokuskan diri untuk menciptakan pemikiran positif.
Mereka hanya teman Kailash... Tenanglah!
Mana ada teman begitu!
Tapi mungkin saja mereka teman dari kecil, jadi wajar.
Agrani bahkan tidak sudi kau sentuh... tapi dia bahkan menciumnya!
Agrani mau disentuh olehnya karena sudah nyaman, dia belum terbiasa denganmu Kailash.
Bukankah Grani bahkan memandikanmu? berarti dia peduli.
Kailash membuka matanya, lalu kembali menatap taman belakang ; kosong.
Ceklek...
Pintu kamarnya tiba-tiba dibuka, lalu menampakan Yasha yang membawa baskom dan handuk.
Lelaki itu tersenyum menatap Kailash, senyum yang menenggelamkan matanya.
"Kau sudah dua hari tidak membersihkan diri, boleh kah saya membantu?" Yasha berucap dengan sopan, tangannya menyimpan baskom tadi dibawah. Lalu mendudukan diri di kursi dekat ranjang yang ditempati Kailash.
Kailash diam, berpikir apa yang harus dia lakukan. Satu sisi ia memang merasa tidak nyaman, tapi ia tak mau merepotkan orang, apalagi Yasha adalah teman Agrani.
Yasha masih setia memasang senyumnya, kembali bertanya. "Bolehkah? Saya hanya ingin membantu," imbuh Yasha dengan ramah.
Menekan segala rasa malunya Kailash mengangguk, dan membiarkan Yasha membersihkan tubuhnya.
Yasha dengan telaten dan lembut menyeka setiap bagian tubuh Kailash dengan wajah tersenyum.
Kailash sendiri menutup matanya, malu. Tapi ia tak bisa melakukannya sendiri. Dan tubuhnya perlu dibersihkan, mengingat lukanya juga perlu di bersihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRANI
RandomJudul lama : Suami teraniaya Agrani benci ketidak sempurnaan, tapi sayangnya ia harus menikah dengan lelaki cacat penyakitan. ... Kailash berfikir, semua yang dilakukan Agrani padanya adalah bentuk kasih sayang, sekalipun dalam bentuk penganiayaan...