II

388 15 0
                                    

1Bulan,,,,,
6Bulan,,,,,
1Tahun,,,,,
2Tahun,,,,,
And finally 3Tahun,,,,,

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu okeh orang tua Jaemin datang juga. Tetapi 3 tahun juga waktu yang sangat susah bagi keluarga Jeno.

Jeno atau yang bernama lengkap Jung Jeno ini sudah masuk rumah sakit jiwa sebanyak 3 kali dalam 3 tahun dan melakukan aksi bunuh diri lebih dari 20 kali, hingga akhirnya sekarang. Jeno, ia menjadi pribadi yang sangat tertutup hingga hari-hari hanya kerja yang selalu Jeno kerjakan. Jika keluar selalu memakai topi dan masker dan jarang berinteraksi dengan orang lain, bukan jarang, tetapi sudah lagi tak pernah.

Maksudnya,,, Jeno sudah tak pernah berbicara dengan orang lain, ia hanya menggunakan hp untuk berinteraksi dengan orang lain.
Sedangkan di sisi lain,,,,,,,,,

"MAAEEEEEE"
Winwin merentangkan kedua tangannya, menyambut kedua anaknya.
"Mae kangen banget sama kalian berduaaa"
"Ga kangen sama ayahh?"
Mereka berdua sontak memeluk Yuta.

"Haechan!! Renjun!! AAAA Gw kangen banget ma lo berdua"
Mereka bertiga berpelukan satu sama lain.
"Mae, nanti Jaem pergi dulu ya"
"Daadaaaaa"
"Heh!! Katanya nantii"

"Kak Mark dan kak Lin kok udah berubah ya"
Mereka berlima sudah masuk ke mobil.
"Apanya yang beda"
"Kaya kakek-kakek"
Mark dan Guanlin langsung tersenyum terpaksa.
"ANJIRR LAHH"

"Jaem, ga ada niatan nanyain Jeno gitu"
Guanlin sengaja bertanya tentang Jeno kepada Jaemin karena jujur saja mereka bingung apakah Jaemin masih ada rasa sama Jeno.
"Ada sii, kabarnya gimana?"
"Tuh, tanya ama Abang nya"

"Jauh dari kata baik dan sehat Jaem"
Sedangkan Jaemin yang mendengar nya langsung bingung, Jeno jauh dari kata baik dan sehat, why??
"Jeno tu gamon sama lu Jaem"
"Ha?"
Jaemin tambah bingung, Jeno masih ada rasa sama dirinya.

"Selama 4 tahun ini Jeno sudah 4 kali masuk RSJ dan lebih dari 25 kali percobaan bunuh diri"
Jaemin yang mendengarnya langsung kaget bukan main.
"Kak, Jeno di mana sekarang"
"Entahlah"

Jaemin menundukkan kepala nya, ia benar-benar merasa bersalah akan hal ini, apa lagi ia sampai pergi ke luar negeri dan meninggalkan Jeno dalam keadaan yang kacau.

II

Jaemin melangkah memasuki rumahnya dengan raut wajah yang sedikit murung.
"Kenapa? Ko pulang-pulang jadi lesu? Kenapa hmm?"
Karin bertanya kepada adiknya itu, tak ada jawaban, hingga,,,,,,
"Hiks, Maeeeeee. Gara-gara Jaemin kak Jeno jadi kacau. Jaem mau bertemu kak Jeno, mau minta maaf, hiks"
Sedangkan Winwin yang melihat anaknya yang tiba-tiba memeluknya dengan menangis dan sudah tau tentang kondisi Jeno pun hanya bisa terdiam.

"Ayo kerumah bubuuuu"
Winwin memeluk anaknya itu, sedangkan Karin,,, karin pun berdiri dari duduknya dan menarik Jaemin.
"Kamu menginginkannya kembali, tetapi kamu harus sadar kamu lah yang membuatnya pergi"
Jaemin menundukkan kepalanya, menyalahkan dirinya sendiri.

"Renungi kesalahan mu sendiri dan besok kita ke rumah bubu"
Jaemin menganggukkan kepalanya tanda jika ia paham maksud dari kakaknya itu.
"Maee, besok kita ke rumah bubu ya, kasian Jaem"
Winwin menganggukkan kepalanya sedangkan Yuta ia langsung menghubungi Jaehyun dan Taeyong bahwa malam ini mereka harus bertemu.

"Karin, kamu jaga adekmu. Ayah dan mae mau keluar sebentar"
"Iya"
Yuta dan Winwin langsung keluar dari pekarangan rumah mereka dan menuju tempat yang sudah mereka berempat tentukan.

"Apa kamu sudah menyetujui nya Win? Yut?"
Mereka berdua mengangguk kan kepala nya dan langsung masuk ke cafe untuk membahas acara mereka berempat.

II

Pagi sudah tiba, jam juga sudah menunjukkan pukul 10. Jaemin, Karin, Winwin dan Yuta sudah bersiap untuk pergi ke tempat yang sudah mereka janjikan, mereka pun berangkat jam itu juga.

"Loh itu Jaemin"
Taeyong merentangkan kedua tangannya, Jaemin yang melihat itu langsung berlari ke arah Tae dan memeluknya.
"Bubu maafin Jaem, gara-gara Jaem kak Jeno jad-"
"Udah, itu bukan salah Jaem ko"
Jaemin melepaskan pelukannya dan langsung di suruh Tae untuk masuk ke dalam cafe miliknya.

"Jadi gimana?"
Tanya Yuta kepada Jae agar memastikan apakah jadi atau tidak.
"Kita tunggu dirinya sebentar lag--"
Tap
Tap
Tap
Tap
Ucapan Jae terhenti karena mendengar langkah kaki yang sangat ciri khas dari siapa oknum nya.

"Kita tunggu dirinya sebentar lag--"TapTapTapTapUcapan Jae terhenti karena mendengar langkah kaki yang sangat ciri khas dari siapa oknum nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Anggap aja pakai kacamata hitam, okeyy....
Jeno? Ya dia Jeno.

Jeno berjalan ke arah Jae tanpa membuka kacamata hitamnya dan maskernya. Sebenarnya Jeno ingin sekali memeluk Jaemin dan meminta maaf, tetapi keinginannya ia pendam dalam-dalam karena Jeno tau tak mungkin lagi Jaemin bisa memaafkan dirinya.

Jeno duduk di kursi samping Jae masih tanpa membuka apapun. Sedangkan Jae ia hanya memandang Jeno dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Kak Noo~~"
Jaemin memberanikan dirinya untuk memeluk Jeno.

Sedangkan Jeno, ia tak bergerak se inci pun. Sedangkan Yuta, Winwin, Jae, Tae dan Karin memutuskan untuk meninggalkan Jeno dan Jaemin sendirian.
"Maafin aku hikss"
Jeno kaget, ia segera menangkup kedua pipi Jaemin dan mengusap air matanya.

Jeno membalas pelukan Jaemin dan menaruh di pangkuannya, membuka kacamata dan maskernya. Sedangkan Jaemin ia masih meminta maaf kepada Jeno.
"Maafin aku"
Suara berat Jeno membuat Jaemin menganggukkan kepalanya, saling memeluk satu sama lain dan menghilangkan rasa kangen satu sama lain.

"Gara-gara aku kamu jad-"
Jeno menghentikan ucapan Jaemin dan tersebut, tanpa mereka berdua ketahui ada banyak mata yang melihatnya, tau lah siapa. Dan senyuman yang sudah tak pernah muncul selama tiga tahun akhirnya muncul kembali walaupun tidak terlalu seceria dulu.

"Aku dapat kabar dari kak Mark katanya kamu,,,"
Jaemin menjeda ucapan nya dan menatap Jeno dengan tatapan yang sangat bersalah. Jaemin benar-benar merasa bersalah akan hal ini.
"Aku minta maaf, hiks. Nono maafin aku hiks"
Jeno tercengang, Jaemin masih ingat nama Kecilnya, Jeno hanya tersenyum simpul membuat Jaemin menundukkan kepalanya karena ia masih tau jika Jeno.....

Jaemin memegang kedua tangan Jeno dengan senyuman yang sangat lembut, Jeno hanya menatap Jaemin dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.....

II
II
II
II
II
II
II
II
II
II


After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang