XII

139 3 0
                                    

"Ayo masuk"
Jaemin menggeleng pelan, ia takut karena pertama kalinya ia pergi ke kantor milik Jeno. Kantor yang sangat megah, elegan dan super besar.

"Aku takut"
Jeno yang ada meeting dan Jaemin yang tak masuk-masuk pun langsung menggendongnya ala koala. Saat memasuki kantor, semua karyawan berjejer dan menundukkan kepala.

"Yakk!! Jenooo!! Lepasinn!!"
Karyawan memandang orang yang di gendong oleh Jeno.
"Bukankah itu calon istrinya pak Jeno?"
"Berani banget"
"Lucu banget"
"Ih gemoy dan seksinya"
Kurang lebih seperti itu yang di katakan para karyawan saat melihat Jeno menggendong Jaemin.

"Udah diem"
Mereka sedang ada di lift dan Jaemin masih mencoba melepaskan dirinya dari gendongan Jeno.
"Diem Na, nanti jatuh"
Jaemin diam, ia pun menyandarkan kepalanya di pundak Jeno.

"Iiiii, soswet bangettt"
"Aaaa, lucu"
"Sini sayang sana mommy"
"Nikahnya sama mommy aja ya"
"Iiiii, lucunya. Mommy di sini sayang"
Jaemin menutupi kedua telinganya dengan tangannya.

Sesampainya di ruangan Jeno, Jeno mendudukkan Jaemin di kursinya dan tersenyum mesum ke arahnya.
"Haus~"
Jaemin tak menggubris Jeno, apa-apa, setelah malam itu Jeno selalu meminta ini itu kepadanya.

Untung saja Jeno tak meminta seks, ia hanya seperti bayi dan menjadi bayi besarnya.
"Enggak ya, nipple ku masih sakit"
Jeno memanyunkan bibirnya dan membuat mimik wajah seimut mungkin.

Jaemin tetap tak menggubris apapun, ia justru sibuk memainkan hp nya dengan santuy dan damai.
"Tapi aku masih ada waktu 30 menit"
Jaemin jengah, ia pun berjalan ke sofa dan mengangkat bajunya sebatas dada.

"Mnchh mckkh"
Jaemin masih memainkan hp nya, ia sudah sangat biasa karena Jeno yang setiap saat akan meminta susu.
"Jen, lo tuh nyedot apa si? Orang gak ada asinya?"
Jeno masih asik menyusu dan menatap Jaemin tanpa melepaskan nipple Jaemin.

"Enak, mckhhh slruphh"
Jaemin meringis, Jeno sangat senang jika menggigit nipple nya dan menariknya. Apakah ia pikir itu tidak sakit.
"Jenoooooo!!"

Jeno tak menggubris hingga-
Cklek
Suara kenop pintu yang dibuka, da Hyunjin, ia menat Jaemin dan Jeno dan tersenyum menggoda.
"Jenn, lepasin ada orang"
"Bapak nyusunya nanti saja, karena saya juga harus menahan hasrat dan nyusu nanti kepada Felix. Sekarang meeting!"

Jeno melepaskan nipple Jaemin dengan cemberut. Dan Jaemin kaget, ucapan Hyunjin sangatlah blak-blakan.
"Jangan kemana-mana, nanti Lisa dan Felix ke sini"
Jaemin mengangguk dan tiduran di sofa.

Tak lama setelah Jeno dan Hyunjin pergi pintu kembali terbuka.
"Jaeminn!!"
Lisa dan Jaemin langsung menutup kedua telinga saat si cantik Felix berteriak memanggil namanya.

Mereka bertiga sudah sangat akrab karena pernah datang ke mansion Jeno.
"Beli es boba yok"
Mereka bertiga mengangguk dan keluar dari ruangan Jeno.

XII

Jaemin, Felix, dan Lusa sudah sama-sama menenteng satu buah boba milik masing-masing. Jaemin membuka pintu ruangan Jeno dan kaget karena ada seseorang yang duduk di sofa tersebut.

"Lo siapa?! Kenapa lo bisa masuk di ruangan pak Jeno?!"
Lisa berjalan ke arah wanita tersebut dengan sombongnya, sedangkan wanita itu menatap Lisa dengan jijik.

"Gw? Gw Nancy, anak dari orang yang sedang meeting dengan Jeno. Calon kekasih gw!!"
Nancy berucap dengan sombong, ia tak tau jika yang akan menjadi istri Jeno sedang menahan tawanya.

"Pfttt, mimpi lo. Jeno punya gw!"
Jaemin berjalan ke arah Nancy dan menatapnya tak suka.
Plak
Jaemin memegang pipi kanannya yang tiba-tiba di tampar oleh Nancy.

"Heh! Nenek lampir plus kunti behellan, sekate-katenya ye lo nampar Jaemin"
Felix maju dan langsung menjambak rambut Nancy, ya uke satu iyu sangat handal dalam labrak-melabrak.

"Eh lo apa-apaan si?!! Jeno punya gw ya"
Plak
Jaemin yang sekarang menampar Nancy dengan lebih ganas, mereka berempat yang terpancing amarah pun langsung berkelahi.

Pintu kembali terbuka, Jeno dan seseorang pun segera berjalan ke arah empat orang tersebut.
"Daddy lihat jalang itu, ia menampar ku"
Nancy mengadu kepada daddy nya itu.

"Hiks Daddy, pusing hiks"
Nancy kaget, ia kaget saat Jaemin tiba-tiba berlari ke arah Jeno dan memanggilnya daddy, sedangkan Lisa dan Felix yang tau itu rencana Jaemin pun membantunya.

"Iya tu Jen, tu cewek tiba-tiba nampar dan mukul kepala Jaemin"
Sedangkan Jeno, wajahnya yang sudah sangat memerah menahan amarahnya. Jeno pun menggendong Jaemin dan mengusap air matanya.

"Perjanjian batal!! Pergi dari ruangan saya sekarang Juga!!!"
"T-tapi pak"
Jaemin masih berpura-pura menangis membuat Jeno semakin memanas.
"PERGI!!!!"
Mau tak mau mereka pun pergi dari ruangan Jeno dan sesaat setelah ada Hyunjin dan Rose yang masuk ke dalam ruangan Jeno.

"Udah ya sayang"
Jaemin masih sesenggukan, sedangkan Felix ia mengakui jika Jaemin benar-benar bisa berakting.
"Hiks, dadh"
Jeno pun menggendong Jaemin dan langsung berjalan ke arah ruangan pribadinya.

Selang 30 menit Jeno keluar, Jeno keluar dari ruangan sendirian.
"Lah Jaemin"
Felix menatap Jeno dengan tatapan bertanya-tanya.
"Tidur"
Felix yang tak percaya, ia pun mengeceknya sendiri.

Di sana ada Jaemin yang tidur dan ada dua guling di sisi kanan dan kirinya, dan tak lupa selimut yang hanya sebatas dada. Felix terpukau, Jaemin benar-benar ia akui jika cantik dan sangat manis saat tidur.

"Kejadian?"
"Maaf bos, kunti itu menampar dan memukul Jaemin habis-habisan, saya tak bisa lawan karena ada dua orang yang tiba-tiba bantu tu kunti behelan"
Jeno mengepalkan tangannya, kelinci kecilnya yang sangat ia sangat bisa-bisanya di sentuh oleh orang lain.

"Culik Nancy dan keluarga, taruh di markas"
"Baik bos"

XII

Maaf kalo jelek, jan lupa vote ya sayy

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang