XIV

125 6 0
                                    

Jaemin masih mematung, ia mencoba menahan isaknya, mereka semua jengah, tak hanya Jaemin sekarang yang mematung tetapi semua orang yang ada. Jaemin tersenyum kecewa dan melangkah mundur, ia benar-benar tak menyangka nya.

"Hiks"
Jeno berjalan ke arah Jaemin, Jaemin masih terus mundur, ia takut benar-benar yakut untuk sekarang.
"Gw memang nakal, tapi gw gak akan tega untuk bunuh orang, hiks"
Jaemin berlari ke atas.

Jeno mengejar Jaemin, tak hanya Jeno yang mengejarnya, tetapi semua. Sedangkan Nancy ia di urus oleh orang-orang kepercayaannya Jeno.
"Gw harus kemana? Gw gak mau"
Jaemin berlari se kencang-kencangnya.

Jaemin sudah sampai di atas, ia segera berlari ke luar. Tetapi itu tak seperti yang ia bayangkan, banyak pengawal Jeno yang sedang berjaga. Jaemin tak kehabisan akal, ia pun menuju pohon mangga dan memanjatnya, ia melewati pagar dan langsung loncat ke jalan raya begitu saja.

"Hiks, gw harus kemana? Gw gak bawa apa-apa"
Jaemin hanya terus berlari hingga ia di hentikan oleh seseorang. Jaemin mengenalinya, itu Lia, Lia temannya yang sempat hilang.

"Akhirnya kita ketemu juga"
Jaemin menggeleng ia menarik tangan Lia untuk menjauh.
"Tolong, tolongin gw hiks"
Lia bingung, tetapi ia langsung menarik Jaemin untuk ke apartemen nya.

Sesampainya di sana Jaemin menangis histeris di pelukan Lia.
"Ada apa Jaem? Jelasin ke gw? Ada apa ini?"
Lia mengelus Jaemin dan menenangkannya, ia tak tau apa yang di alami oleh Jaemin, tetapi ia juga merasa sakit karena masalah yang Jaemin timpa mungkin sangat berat.

"Hiks, lo tau ksn nenek dan kakek gw meninggal karna apa?"
Lia mengangguk, ia menyeka air mata Jaemin dan menyuruh Jaemin untuk berhenti nangis terlebih dahulu.

"Gw takut akan hal itu, tapi ternyata kedua orang tua gw punya pekerjaan itu"
Lia menganga, ia tak percaya jika orang yang sudah ia anggap orang tua itu ternyata seorang mafia.

"Terus sekarang gw harus bantu lo gimana??"
Lia ikut bingung, ia berjalan ke sana ke mari untuk mencari ide, ia juga memijat pelipisnya karena bingung, ia harus membantunya dengan cara apa?

"Gw ingin kabur aja"
Lia menatap Jaemin dengan lekat-lekat, apakah yang di ucapkan Jaemin itu beneran, ia akan kabur saat sebentar lagi ia akan menikah. Lia tau karena informasi itu sudah tersebar luas.

"Terus kabur ke mana?"
Lia berfikir lagi, hingga akhirnya ia pun tau dimana Jaemin aman dan tenang untung mengistirahatkan pikirannya walau itu sejenak.

"Gw tau, lo inget rumah nenek dan kakek lo yang ada di Denmark?"
Jaemin mengangguk, dan membuat Lia tersenyum.
"Lo pergi ke sana aja, tenang gw yang urus penerbangan lo"
Jaemin memegang lengan Lia dan menggeleng.

"Gw gak punya uang sepeserpun"
Lia tersenyum ke arah Jaemin, apa ia tak menganggap dirinya, ia akan membantu Jaemin semaksimal mungkin.
"Tenang aja, semuanya serahin ke gw"
Jaemin tersenyum, ia tak tau harus membalas budi dengan cara apa.

"Makasih Li, tenang aja gw bakal ganti ko"
Lia tertawa, ia pun segera mengambil jaketnya dan mengambil dompet nya.
"Lo diam di sini, jangan ke mana-mana, kalau ada yang ketuk pintu jangan di buka, siapa tau tadi ada beberapa pengawal yang lihat kita"
Jaemin mengangguk dan tersenyum ke arah Lia.

"Lo istirahat, gw pergi dulu. Lo gak usah takut, jika ada uang semuanya akan selesai"
Lia pun pergi, sedangkan Jaemin, ia tak tau lagi harus bagaimana jika bertemu keluarga, Jeno dan yang lainnya.

Sedangkan di sisi lain ada Jeno yang sedang uring-uringan. Ia menampar dan memukul beberapa pengawal karena tak menutup pintu rahasia itu dengan benar. Sekarang Jeno masih coba di tenangkan oleh Jaehyun.

"Jen sabar!! Jaemin gak mungkin pergi jauh"
Semuanya mengangguk, Jaehyun sudah mengutus lebih dari 20 orang untuk mencari Jaemin. Mereka menyesal, kenapa tak mengecek pintu tersebut tadi.

"Jen, benar kata Jaehyun, tenanglah, Jaemin pasti ketemu"
Yuta angkat bicara dan dianggukki oleh Winwin, mereka juga sudah mengutus pengawal pribadi mereka untuk mencari Jaemin.

XIV


"Jaem, Jaemin bangun!!"
Jaemin segera membuka matanya dan menatap Lia.
"Lo siap-siap, gw udah beliin baju untuk lo, ini jam 6 kita landing jam 8"
Jaemin mengangguk, ia pun segera bersiap-siap dan tak lupa untuk mandi terlebih dahulu.

"Gw ikut lo karena gw gak tega lo hidup sendiri di negara orang"
Jaemin jadi terharu, Lia benar-benar baik, Lia adalah anak yatim-piatu yang hanya hidup sendiri dan akhirnya menjadi sukses dengan keringatnya sendiri.

Setelah siap, mereka pun segera menuju ke bandara karena sebentar lagi mereka akan terbang. Sesampainya di bandara mereka pun menunggu sebentar dan akhirnya pesawat yang akan mereka tumpangi sudah ready.

"Ayo Jaem, jangan sampe ada yang lihat"
Belum juga melangkah, sudah ada seseorang yang menepuk pundak Jaemin dan Lia bersamaan dan-
Bruk

Mereka berdua di bius oleh orang tersebut, mereka di bawa pergi. Tak lupa untuk membawa barang bawaan yang mereka berdua bawa. Ternyata orang tersebut adalah pengawal Jeno.

Mereka menuju ke mansion Jeno, saat mobil itu kembali Jeno yang membuka pintu dan melihat Jaemin yang pingsan karena obat bius.
"Maaf, maafkan saya"
Jeno menggendong Jaemin, sedangkan pengawal tapi ia menggendong Lia.

Pengawal tersebut bernama Eric, Eric sedikit jijik kepada orang yang sedang  ia gendong, cantik tapi penghianat. Lia tak sebaik itu, ia menjebak Jaemin karena Lia adalah kekasih dari Nancy, ah maaf maksudnya mantan. Maka dari itu ia ingin menjebak Jaemin dan akan membunuhnya.

Lia di bawa ke ruang bawah sedangkan Jaemin, ia di bawa ke kamar dan diikuti oleh semuanya. Yuta dan Winwin lega, untung saja Jeno mempunyai banyak pengawal yang bisa ia andalkan.

Sesampainya di kamar, Jeno membaringkan Jaemin dengan pelan. Bius itu akan hilang setelah kurang lebih 2 jam. Jeno, Hyunjin, Mark, Guanlin, Lucas, Jaehyun dan Yuta menuju ke ruang bawah untuk mengurus Lia.

XIV


Maaf kalo tambah gaje😭😭😭
Soalnya ni book cuman pengisi waktu gabut ku aja, dari pada gak ada kerjaan mending nulis walaupun gak ada yang vote.

Vote napa, kalian kan baik hati dan tidak sombong, maka dari itu ayo vote🤗🤗.

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang