XIX

139 6 0
                                    

Acara sudah selesai sekitar 1 jam yang lalu, semua orang sedang menata kado-kado yang didapatkan oleh Jeno dan Jaemin, mereka masih di tempat pernikahan nya karena belum selesai untuk menata barang.

Jaemin? Jaemin sedari tadi sibuk makan, makan dan makan. Bagaimana tidak, dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam ia tak memakan apapun. Sedangkan Jeno ia baru saja dari mansion tiga untuk menata semua baju-baju Jaemin dan baju-bajunya.

Jeno akan tinggal di mansion utama nya, yaitu mansion terbesar miliknya. Mansion yang hanya terlihat bertingkat tiga namun nyatanya mansion Jeno yang utama bertingkat lima. Dua lantai ada di bawah tanah untuk membasmi pengganggu dan penghianat.

Jeno masih perjalanan untuk menjemput Jaemin dan pergi untuk mengistirahatkan Jaemin di mansion utamanya. Sesampainya Jeno ditempat, Jeno segera masuk dan mencari Jaemin, akhirnya ia menemukan Jaemin yang sedang makan odeng.

"Jneenwooo"
Jeno tersenyum melihat sosok yang baru saja menjadi istri beberapa jam yang lalu.
"Telan dulu luvv"
Jaemin pun menelan odeng yang ada di mulutnya dan langsung berlari ke arah Jeno.

"Aku punya sesuatu"
Jeno menaikkan salah satu alisnya membuat Jaemin semakin semangat untuk memberi tahu Jeno.
"Tadaaaa"
Jeno menahan tawanya karena melihat yang di bawa oleh Jaemin.

Bagaimana tidak, Jaemin membawa beberapa Atm yang langsung membuat Jeno tertawa.
"Pftt, hey untuk apa?"
Jeno merogoh sakunya yang langsung membuat Jaemin ternganga, Jeno membawa beberapa Black Card. Benar bukan hanya satu, tapi beberapa.

Padahal niat Jaemin melihat kan atm tadi bukan meminta uang, tetapi,,, itu coklat yang berbentuk atm.
"T-tapi ini coklat"
Jaemin berucap dengan menggigit salah satu dari coklat yang berbentuk atm. Jeno yang melihat itu menggelengkan kepalanya dan mencium dahi Jaemin.

"Haha, aku pikir kamu ingin meminta uang, tetapi ini tetap untukmu"
Jeno pun menarik tangan Jaemin dan menaruh Black Card itu di tangan Jaemin.
"Semua kado sudah ditata di dalam mobil Jen"
Jeno mengangguk, dan menarik Jaemin ke dalam pelukannya.

Jeno menggendong Jaemin yang masih kaget, ia membawa Jaemin dan menggendongnya ala koala. Jaemin yang baru sadar pun langsung memberontak untuk turun.
"Turuniinnn!! Jenooo! Turuninn!!"
Jeno justru semakin mengeratkan gendongannya.

XIX

Sesampainya di mansion utama Jaemin segera berlari masuk dan menuju lift, ia segera memencet tombol tiga. Jaemin meninggalkan Jeno, sedangkan Jeno, ia menuju lift ke dua dan juga memencet lantai tiga.

Sesampainya di lantai tiga, Jaemin segera menuju kamar. Jaemin menganga, kamarnya dan kamar Jeno banyak bunga mawar. Mulai dari ranjang, lantai dan sampai kamar mandi pun dipenuhi dengan bunga mawar merah.

Jeno memasuki kamar dan langsung tersenyum, ini pasti udah Gyu, Haechan dan Renjun. Jaemin menatap bahagia Jeno, akhirnya ia bisa bersama dan tidak akan bisa mengambil Jeno darinya. Inilah kali pertama Jeno dan Jaemin datu ruangan dengan status suami istri.

Jeno mendekat ke arah Jaemin membuat Jaemin bergetar. Jeno tersenyum kecil melihat Jaemin yang seperti ketakutan melihat dirinya yang mendekat.
"Kau takut padaku?"
Jaemin menggeleng, ia pun langsung memeluk Jeno dan dibalas oleh Jeno.

Kepala dan tangan Jaemin yang berada di dada bidang Jeno membuat jantung nya berdetak kencang.
"Keras, berurat, hangat"
Ucapan ambigu Jaemin membuat Jeno tertawa. Jaemin menurunkan tangannya dan memegang benda pusaka Jeno.

"Waww, berurat"
Ucapan Jaemin seakan-akan menyuruh mereka untuk melakukan hal suami istri di malam pertama. Jaemin tersenyum ke arah Jeno dan langsung meremat milik Jeno, membuat Jeno sedikit meringis.

"Sekarang kau bisa bebas, dan juga aku"
Jaemin tersenyum kecil dan langsung mendorong Jeno untuk ke ranjang king size miliknya. Bunga mawar yang awalnya berada di sana kini sudah banyak yang berserakan di lantai.

Mungkin jika ada yang melihat mimik wajah Jeno saat ini, ia pasti akan berfikir jika Jeno adalah hewan buas yang menunggu waktu yang tepat untuk menerkam mangsanya. Jaemin semakin bermain-main dengan milik Jeno.

Jeno pun mendorong Jaemin dan mendudukkan nya di bawah, Jeno pun memposisikan dirinya di pinggir ranjang. Sedangkan Jaemin, ia semakin bersemangat untuk mengerjai Jeno. Memainkan resleting celana Jeno yang sudah sangat mengembung.

Jeno menahan diri nya, akhirnya Jaemin membuka celana Jeno. Ia bermain-main dengan pusaka Jeno yang sangat panjang dan besar.
"Shtt, jangan bermain-mainh"
Jaemin pun menjilat ujung pusaka Jeno dan menggigit kecilnya.

Memasukkan kedalam mulutnya, dan mengulumnya membuat Jeno gila. Jaemin sangat lihai dalam memanjakan pusaka nya, walau ini baru ke tiga kalinya tetapi ini bisa membuat Jeno gila. Jaemin yang hanya memasukkan ujung pusaka Jeno pun membuat Jeno geram.

Jeno meremat kuat sprei yang ada di bawahnya, wajah mendongak penuh kenikmatan. Mulut sialan Jaemin membuatnya melayang.
"Lebikh dalamkgg"
Uhuk
Uhuk
Uhuk

"Emghhh, hek uhuk, uhuk"
Air mata Jaemin seketika langsung keluar begitu saja , dengan tidak sopannya Jeno menyentak dalam pada mulut Jaemin. Milik Jeno yang sangat besar pun membuatnya tersedak dan seketika menangis, bibirnya yang dipaksa melebar untuk beberapa menit.

Ini benar-benar melukainya, ia sudah mencoba untuk memberontak. Tetapi Jeno tak memperdulikan hal itu, ia sibuk mengejar cum miliknya tanpa memperdulikan Jaemin yang kesakitan.

"Hiks, uhuk uhuk"
"Segbentargg lagihkk"
Jaemin memberontak dengan sekuat tenaga, tetapi Jeno justru semakin memperdalamnya.

"ARGHHHH"
"Hiks"
"Hiks"

Jeno menyemburkan cum nya ke mulut dan seluruh wajah Jaemin. Jaemin mencoba untuk menelan cum yang ada di dalam mulutnya dengan merasakan nyeri di sekitar bibirnya.
Jeno yang masih menstabilkan nafasnya pun menatap ke arah Jaemin dan menariknya untuk duduk di pangkuannya.

Mengusap wajah Jaemin dan memeluknya, Jaemin masih terisak pelan membuat Jeno semakin tak tega. Sekarang Jeno mulai merasakan Jaemin yang sedang menyamankan diri bersiap untuk tidur.

Slep
Kedua mata Jaemin langsung melotot dan mendongak kaget, benda berurat, besar dan keras tiba-tiba memasuki analnya tanpa permisi. Jaemin tak tau kapan Jeno membuka celananya, apa karna dirinya yang sibuk dengan mulutnya yang sakit.

Jaemin meremat kuat tangan Jeno dan menggigit kuat pundak Jeno, sedangkan Jeno ia masih mencoba menahan dirinya untuk tidak langsung menggerakkan miliknya dan mencoba agar Jaemin sedikit rileks.

XIX

Wkwk, ga ada niatan mau untuk gantiin Jaemin gitu. Kasian dia, berenang di lautan sperma.
.
.
.
Wkwk...

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang