XV

120 2 0
                                    

Jaemin membuka kedua matanya, ia kaget saat ia tau jika ia sedang di kamar miliknya dan milik Jeno.
"Jaemin"
Jaemin langsung melempar sebuah bantal ke ke wajah Yuta.

"Lia mana?! Lo sembunyiin di mana haa?!!!"
Jeno mencoba mendekat ke arah Jaemin dan langsung mendapatkan lemparan bantal di wajah nya.
"Sayang, dengerin kita dulu"
Jaemin menggeleng ia tak berani bangkit karena banyak orang yang mengelilinginya.

"Lepasin gw Bedebah!!"
Greb
Jeno langsung saja memeluk Jaemin membuat Jaemin langsung saja memberontak dan memukul dirinya.

"Lepasin!! Lepasin gw!!"
Jeno menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya membuat Jaemin tambah histeris, kekuatannya tak ada seberapa dengan kekuatan Jeno.

Tiba-tiba televisi yang ada di kamar itu menyala, menampilkan Lia yang sedang berbincang dengan seseorang.
"L-Lia?"
Jeno mengangguk, Jaemin tak menyangka jika Lia mengkhianatinya.

Tapi bukan berarti ia sudah memaafkan semua orang.
"Sayang"
Winwin tiba-tiba datang dengan senyuman membuat Jaemin langsung mengalihkan pandangannya.

"Maafin kita semua ya"
Jaemin tak menghiraukan Haechan, ia masih saja menatap kosong ke arah samping.
"Maaf, kita gak bilang ke lo tentang ini"
Sekarang Renjun, Renjun mencoba membujuk Jaemin.

Tetapi Jaemin pikirannya bertengkar, ia tak tau harus gimana. Sisi kanannya memintanya untuk kabur saja, tetapi sisi kirinya meminta untuk memaafkannya saja. Jaemin tak bisa memilih, ia benar-benar kecewa terhadap hal ini.

"Pekerjaan yang menjijikan!"
Semuanya langsung diam, tak ada yang bisa berkutik, ucapan Jaemin memang benar, tetapi mereka tak bisa berbuat apa-apa.

"Maafin kita ya Na"
Jaemin menggeleng, Jeno tak tau harus berbuat apa lagi.
"Tolong, maafin kita. Saya akan mengabulkan semua keinginanmu"
Jaemin menatap Jeno dengan lekat-lekat.

"Mau lo mati"
Ucapan Jaemin mampu membuat semua yang ada di sana menganga, tetapi Jeno justru mengangguk membuat semuanya lebih menganga.

"Saya setuju, tapi maaf"
Sekarang Jaemin yang menganga, apakah Jeno serius dengan ucapannya itu, Jaemin hanya bercanda dalam ucapannya tadi. Sedangkan Haechan dan Renjun ia takut jika Jeno benar-benar melakukannya.

Sedangkan Jaehyun dan Taeyong yang selaku orang tua Jeno justru sangat santai, karena ia tau, Jaemin tak akan benar melakukan itu.
"Gantung atau tembak?"
Jaemin menelan ludahnya kasar, ia tau apa maksud Jeno.

Sedangkan Yuta dan Winwin ia menggelengkan kepalanya ke arah Jaemin, apakah anaknya itu akan membunuh Jeno. Sedangkan Jaemin, ia bingung garus apa. Ia memang marah terhadap Jeno tetapi bukan berarti ucapannya tadi harus di lakukan.

Jaemin menggeleng, ia hanya menggeleng pelan dengan kepala yang menunduk, ia masih marah tetapi ia juga sedih karena ucapannya tadi.
"Kita terpaksa melakukan ini juga untuk melindungi mu Na"
Jeno menangkup kedua pipi Jeno.

Air mata Jaemin mengalir, Jeno mengusap air mata itu dan tersenyum ke arahnya.
"Maafin kita ya sayang, kita takut untuk bilang ini"
Winwin duduk di samping Jaemin dan memeluknya dari samping.

"T-tapi kenapa? Hiks"
Winwin melepaskan pelukannya dan mengusap pelang punggung Jaemin. Jeno menghela nafasnya.
"Karena kamu masih takut terhadap hal ini"
Jawab Jeno jujur membuat Jaemin geram.

"Seharusnya kalian gak harus nyembunyiin hiks"
Jeno memegang kedua tangan Jaemin dan menciumnya, Jaemin mencoba menarik tangannya dari genggaman Jeno.
"Maaf"
Jaemin tak menjawab.

Jaemin hanya menatap kosong ke arah depan, bukan ini yang ia maksud tetapi,
*Bukankah jika seorang mafia sudah melakukan seks dengan banyak orang?*
Batin Jaemin, hal ini lah yang membuatnya marah dan kecewa.

Jaemin takut, ia takut jika Jeno sudah melakukannya dengan orang lain dan akan berselingkuh setelah mereka berdua menikah. Ia tau seharusnya ia tak harus memikirkan hal itu, tetapi hal itu lah yang menghantui pikirannya.

"Maaf"
Jeno kembali mengulang katanya dan baru mendapatkan anggukan dari Jaemin, Semuanya lega, akhirnya Jaemin bisa memaafkan mereka semua.

Orang tua Jeno dan Jaemin keluar, mereka sudah lega, akhirnya Jaemin bisa menerima hal ini. Felix dan Hyunjin juga izin ikut keluar, disusul oleh Lisa, Rose, Mark, Lucas dan Guanlin.

"T-tapi ada sesuatu yang harus lo jawab jujur"
Jeno mengangguk, dan menunggu apa yang akan di ucapkan oleh Jaemin.
"Bukankah seorang mafia sudah sering melakukan seks dengan orang banyak?"
Pertanyaan Jaemin mampu membuat Jeno, Haechan, Renjun dan Gyu terkekeh.

Jeno menggeleng dan menangkup kedua pipi Jaemin.
"Tidak, saya tidak pernah melakukannya"
Jaemin menatap Jeno tak percaya, dan menatap Jeno tajam, Jeno justru menganggukkan kepalanya.

"Kalo gitu ayo kita seks"
Ucapan frontal dari Jaemin membuat Jeno hampir jantungan, bagaimana tidak. Jeno sudah menahan hal ini sejak lama dan Jaemin justru mengajaknya.

Jeno menggeleng membuat Jaemin cemberut, sedangkan Haechan, ia mengkode Gyu dan Renjun untuk keluar saja.
"Ah, kita keluar dulu Jaem"
Jaemin mengangguk. Haechan, Renjun dan Gyu keluar.

"Kenapa?"
"Seks dan bercinta itu berbeda, jika bercinta itu dua orang yang saling suka jika seks itu tidak"
Jaemin mengangguk dan tersenyum jahil ke arah Jeno. Padahal ini baru jam 1 siang.

"Ayo bercinta, aku ingin kita bercinta"
Jeno memijat pelipisnya, dan sedetik kemudian Jeno langsung membelalakkan matanya saat Jaemin tiba-tiba saja duduk di pangkuannya dan menggesekkan pantatnya ke kebanggaan miliknya.

Jeno menggeram pelan, Jaemin justru tambah luar saat ia membiarkannya. Jeno suka, tetapi ia tak ingin menyakiti Jaemin sebelum Jaemin sah dengannya. Jaemin justru memegang kebanggaan Jeno dan meremasnya.

"Shh, Na"
Jaemin menggeleng, ia semakin gencar untuk membuat penis Jeno mengeras, Jaemin sudah merasakan sesuatu menusuknya dari luar celana yang ia pakai saat tangannya ia ambil.

Jeno menatapnya dengan penuh nafsu, penisnya memang sering tegang saat melihat Jaemin dan sekarang justru Jaemin yang membuat penisnya tegang.

"Saya tidak akan berhenti walaupun kamu menangis"

XV


Wkwk, part selanjutnya akan ada unsur ++, jadi yang bijak kalo membacanya okey.

Jan lupa pencet bintang yang ada di bawah ya sayy🤗🤗

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang