XXIII

82 4 0
                                    

Hayyy, ini pasti ga nyambung soalnya ceritanya loncat-loncat..
Jadii,,, kalo kalian risih ya sudah..
Byyy..

XXIII

Tak menyangka, pernikahan yang seperti baru saja dilakukan kini ternyata sudah menginhak 6 bulan lebih, padahal rasanya mereka baru saja kemarin melangsungkan pernikahan dan sekarang sudah berjalan 6 bulan.

Jeno akhir-akhir ini merasa aneh, mulai dari dirinya yang tiba-tiba menginginkan sesuatu yang tak wajar, contohnya sekarang, mereka berdua yaitu Jeno dan Jaemin sedang berada di restauran, dengan Jeno yang memesan samyang.

Padahal Jeno tau jika dirinya sangat membenci samyang, sedangkan Jaemin, ia menikmati samyang yang ia makan. Ia juga bingung dengan Jeno yang sekarang sedikit aneh karena meminta sesuatu yang awalnya ia membenci itu.

Jaemin menikmati makanannya dengan menahan sesuatu, saat baru sampai di restauran ini Jaemin sudah mual. Sekitar dua hari ini Jaemin beberapa kali merasa mual tetapi tak ada yang keluar dari mulutnya.

Jeno menyadari mimik wajah Jaemin yang terlihat tak nyaman, mereka yang sedang bersebelahan membuat Jeno dengan gampang bertanya kepada Jaemin.
"Kenapa? Ngaa enak atau gimana?"
Jaemin hanya menggeleng pelan, tatapan matanya membuat Jeno tau jika Jaemin sedang menahan sesuatu.

"Pelayanan, bilnya"
Pelayan itu segera mengangguk dan mengambilkan bil nya, Jeno segera membayarnya dan segera pergi. Jeno juga menahan pinggang Jaemin agar istrinya itu tak limbung saat berjalan, Jeno semakin tak tega, ia segera menggendong Jaemin menuju ke mobil.

Bukan mendudukkan Jaemin di kursi samping pengemudi, Jeno justru masih memangku Jaemin dengan tangan kirinya yang mengelus-elus kepala Jaemin. Jaemin tertidur setelah memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya.

Saat perjalanan tadi Jaemin meminta untuk pergi ke pom bensin, dan benar saja, ia memudahkan semuanya. Jeno sudah membujuk Jaemin untuk pergi ke RS tetapi Jaemin menolak keras, ia takut jika ia dirawat, maka dari itu Jaemin memilih untuk pulang saja.

"Sehat-sehat semestanya Jeno"
Jeno mengecup puncuk kepala Jaemin yang sedang tertidur, memegang tangan lentik itu dan menciumnya beberapa kali. Istrinya terlihat sangat cantik dan lucu ketika tertidur.

Akhirnya Jeno sudah sampai di mansion nya, hati-hati saat turun dari mobil agar istrinya itu tak terbangun. Saat sampai di kamar, Jeno ingin menaruh Jaemin di ranjang, baru beberapa detik setelah dan tiba-tiba Jaemin berlari ke arah kamar mandi.

Jeno segera berlari mengikutinya, hanya cairan bening yang keluar dari mulut Jaemin, Jeno yang panik segera berbalik untuk mengambilkan Jaemin tisu,
Bruk
Jeno berbalik lagi, dan segera menggendong Jaemin.

Ia segera memasuki lift dengan air mata yang sudah mengalir tanpa permisi melewati pipi dan rahang tegasnya.
"SIAPKAN MOBILL!!!"
Bodyguard yang mendengar teriakan Jeno dari dari pintu lift pun segera menyiapkan mobil.

Selama perjalanan, Jeno memegang kedua tangan itu, wajahnya yang sangat pucat membuat Jeno semakin khawatir. Sesampainya di RS terdekat Jaemin segera di bawa menuju IGD. Bodyguard yang paham situasi pun menghubungi Mark dan Guan.

Tak butuh waktu lama, Mark dan Guan sudah sampai dan langsung menyusul Jeno.
"Ga usah cengeng lo"
Jeno mendongak dan melihat abangnya, Mark duduk di samping Jeno dan menepuk-nepuk pundaknya.

"Bubu dan Mae sudah perjalanan ke sini"
Jeno hanya mengangguk, tak lama dokter keluar dari ruang IGD.
"Siapa keluarga nya?"
Jeno langsung berdiri dan mengikuti dokter tersebut.

Dokter tersebut mengajak Jeno menuju ruangan nya.
"Istri saya kenapa pak?"
Dokter tersebut justru tersenyum dan menjabat tangan Jeno.
"Selamat, anda sebentar lagi menjadi seorang ayah, kandungan nya sudah menuju 3 bulan"
Jeno membulat kan matanya, dan tersenyum ke arah dokter tersebut.

Dokter tersebut pun memberikan Jeno sebuah surat dan obat untuk orang hamil. Jeno pun keluar dari ruang dokter tersebut dengan senyuman yang bertengger di wajah tampannya. Ia segera berlari dan menuju IGD.

Tanpa menunggu panggilan teman dan keluarganya Jeno langsung saja berlari masuk dan tak sengaja menjatuhkan kertas miliknya.
"Bentar, ini apa?"
Gyu pun langsung membuka kertas tersebut dan membulat kan matanya.

"YEYYY!! KAK NANA HAMILL!!"
Tae dan Winwin segera bersujud syukur.
"Heh!! Bubu, Mae kalian Kristen!!"
Tae dan Winwin segera berdiri dan cengengesan.

Kejutan hari ini membuat semuanya bahagia, sedangkan di sisi lain ada Jeno yang tersenyum dengan memeluk perut Jaemin yang memang terlihat sedikit buncit dan keras. Tak lama kedua mata itu terbuka.

"Bangsat! Anying kaget anjir!!"
Jeno segera berdiri dan langsung menciumi wajah Jaemin, menghujam wajah tersebut dengan ciuman-ciuman kecil.
"Hiks, aku akan jadi ayah"
Jaemin masih mencerna ucapan dari Jeno dan langsung tersenyum.

XXIII

Hay, hay, hayyy..
Kurang baik apa gua, double up nih, vote kali..

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang