VI

194 3 0
                                    

Setelah kejadian di Swiss itu, Jeno berubah drastis. Jeno seperti orang gila, atau emang Jeno sudah gila.
"Bubu, aku tadi melihat Jaemin bu"
Bubu menangis, hanya karena cinta Jeno menjadi seperti ini.

Benar saja, Jeno GILA. Jeno stres dan membuat dirinya tiba-tiba berkhayal jika ia baru saja ketemu Jaemin
"Abang, sadar hiks"
Gyu memeluk Jeno yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Hey, apa kau melihat Jaemin pacarku?"
Gyu semakin menangis histeris melihat kondisi abangnya yang benar-benar sudah gila.
"JAEMINNN, HA! DIMANA JAEMIN!??"
Seperti itu lah sehari-hari Jeno, sekarang mereka sedang duduk di teras mansion dan menunggu mobil yang menjemput Jeno.

"Jen, Sadar Jen, Sadar"
Mark mencoba menarik-narik baju Jeno dengan tatapan sendu. Abang mana yang melihat adek nya sendiri gila hanya karna seseorang yang tak ada apa-apa nya untuk Jeno.

Jeno menggelengkan kepalanya dan tiba-tiba tersenyum ke arah Jaehyun.
"Sayang, Jeno harus di rawat si RSJ sampai dirinya benar-benar sembuh tanpa kunjungan dari siapapun"
Taeyong menggelengkan kepala, ia tak bisa jika harus meninggalkan anak keduanya itu sendirian.

Jaehyun mengusap air matanya dan memeluk Jeno mengusap punggung Jeno dengan air matanya yang masih terus mengalir. Jeno hanya tersenyum aneh ke arah Jaehyun, Taeyong sendiri ia masih menangis histeris karena mobil yang diutus dari rumah sakit sudah sampai.

Dua petugas keluar dari mobil dan mengajak Jeno untuk pergi ikut bersamanya.
"Gak mau, JENO MAUNYA JAEMIN!!"
Sekarang petugas itu tau jika Jeno hanya menginginkan Jaemin di hidupnya.

"Kau sudah di tunggu oleh Jaemin"
Jeno menatap kedua petugas itu dengan mata yang berbinar-binar dan menganggukinya. Para pelayan dan bodyguard banyak yang menangis, bagaimana tidak, tuan muda mereka gila.

"Bubu, Jeno nyusul Jaemin dulu ya, Tata"
Jeno berjalan dengan di tuntun oleh dua orang tersebut menuju mobil itu.
"GAK MAU! BANG JENNNN. GYU GA MAU DITINGGAL, HIKS BANGGG"
Jaehyun memegangi tangan Gyu agar ia tak mengejar mobil yang ditumpangi oleh Jeno.





Waktu berjalan begitu lama, setelah lima bulan di RSJ Jeno dinyatakan sembuh, tetapi Jeno semakin menjadi-jadi, melakukan hal-hal yang tak masuk akal, dan mencoba untuk bunuh diri.

Contohnya sekarang, Jeno sudah memegang pistol dan sudah diarahkan ke dadanya. Hari ini adalah hari ulang tahunnya dan Jeno sengaja melakukan hal ini.

"Tanggal di nisanku pasti sangat indah, tanggal dan bulannya akan sama"
Jeno terkekeh sebentar, Ia menggunakan Pistol yang di rancang tak mengeluarkan suara saat ditembakkan.

"Tiga"
"Dua"
"Sat-"
Peshh
Darah manis bercucuran dari dadanya, Jeno pun terhuyung ke belakang dengan sangat keras dan-
Brak

Sekarang tak hanya dari dada, kepala Jeno juga mengeluarkan darah segar membuat Jeno tak sadarkan dirinya. Tanpa Jeno ketahui, keluarga nya sudah menyiapkan surprise untuk Jeno, mereka hanya menunggu tepat jam 00:00.

"Three"
"Two"
"One"
"Selamat ul--"
"JENOOO"
Gyu refleks melempar kue yang awalnya ia pegang saat melihat tubuh abangnya yang masih mengeluarkan darah segar.

Jaehyun pun segera menggendong Jeno menuju mobil dan langsung menuju ke rumah sakit Mereka.
"Sayangnya bubu, hiks. Bertahan ya"
Taeyong berucap dengan mengelus tubuh dingin dan biru milik anaknya.

Sesampainya di rumah sakit, Para suster segera melayaninya dan membawanya ke IGD, suster dan dokter sekarang keluar masuk membawa banyak kantong darah.
"Bubu daddy, hiks. Bang Jenoo, hiks"
Jaehyun dan Taeyong memeluk Gyu dan mengelus punggungnya.

Mark masih mematung, ia terduduk lemas dengan baju yang juga berlumuran darah, ia tak menyangka jika adek nya bisa seperti ini.
"Hiks"
Menekuk lutut dan memeluk nya sendiri, Gyu pun berlari ke arahnya dan langsung memeluknya.

Mark mengusap air mata Gyu, meminta Gyu untuk tidak menangis dan memintanya untuk berdoa agar semuanya lancar.
Tap
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki yang terdengar berlari itu langsung mengalihkan atensi mereka semua.

"Kak Mark"
Mark berdiri daru duduknya dan langsung memeluk orang tersebut, dia Haechan, sahabat Jaemin sekaligus kekasih dari Mark. Ternyata Haechan tak sendiri, ada Renjun dan kedua orang tuanya.

"Ten, hiks"
Tenlee menggelengkan kepala, ia tak membolehkan Taeyong menangis karena itu bisa membuat suasana menjadi semakin runyam.
"Sabar Tae, dokter pasti berhasil"
Tenlee semakin mengeratkan pelukannya dan juga mengelus rambut belakang Taeyong.

Jaehyun di rangkul oleh Johnny, mengelus pundak itu agar tangisannya sedikit mereda.
"Jae lo haris berdoa, bukan kek gini"
Mengajak Jaehyun duduk dan menyuruh Jaehyun untuk berdoa dari pada menangis.

"Gyuu"
Renjun mendapatkan pelukan dari Gyu, dan Renjun langsung menyuruh Gyu untuk duduk saja dari pada menangis terus-menerus.
"Jeno akan selama Gyu, kamu tenang aja"
Gyu menganggukkan kepalanya dan langsung duduk menyenderkan kepala ke pundak Renjun.

Suara langkah kaki kembali terdengar, kali ini yang datang adalah Guanlin dan orang tua Jaemin.
"Tae maafin aku, semua ini salah anakku"
Tae menggelengkan kepalanya.
"Ini bukan salah Jaemin Win"
Winwin pun memeluk tubuh Tae yang masih saja terus bergetar.

"Jae, maafin anakku Jae"
Yuta yang dayang tiba-tiba langsung duduk di lantai depan Jaehyun duduk  dan mendapatkan gelengan dari Jaehyun, Jaehyun pun mengajak Yuta untuk berdiri dan duduk di sampingnya.

"Ini bukan salah siapa-siapa Yut"
Yuta menggelengkan kepalanya dan masih meminta Jaehyun untuk memaafkan anaknya itu. Tapi di tempat yang sangat jauh dari mereka berada ada seseorang yang terus menyalahkan dirinya sendiri dan terus memukuli kepalanya.

"Tolol, lo tolol Jaem. Apa yang kau ucapkan, kau membunuh mental seseorang Jaem, hiks. Nono, maafin aku hiks"
Jaemin terus memukuli kepalanya sendiri dan menangis histeris, bukan hanya Jeno yang merasa sakit, Jaemin juga.

Jaemin melakukan itu agar Jeno bisa melupakannya, tetapi ia salah. Semuanya sakit, Jaemin sakit, tetapi Jeno juga sakit.
"Kalaupun aku kembali, Jeno juga tak akan sudi untuk memaafkan diriku, hiks. Manusia bodoh, lo manusia bodoh Jaemmm!!"
Tangisannya semakin histeris, untung saja apartemen yang ia tinggali kedap suara.

VI
VI
VI
VI
VI
VI
VI
VI
VI
VI
VI

Maaf kalo ceritanya makin aneh, ini cerita gabut soalnya, karena liburan biar ada kerjaan jadi buat cerita ini.

Jangan lupa pencet bintang yang ada di bawahnya, papay guys

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang