VII

196 5 0
                                    

Selamat membaca guys✨✨

VII

Sekarang Jeno sudah selesai di tangani oleh para dokter, ia juga sudah siuman dan dipindahkan ke ruang VVIP. Jeno memang sudah siuman, tak ada yang serius, benturan di kepala memang keras, tetapi itu tidak membuat Jeno lupa ingatan atau pun penyakit yang sangat serius.

Dari Jeno baru siuman sampai sekarang ia tak berbicara apapun dan sedikitpun. Ia hanya melamun dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri kenapa ia belum mati.
"Jeno makan dulu ya"
Jeno tak menanggapi ucapan Taeyong karena ia masih dalam lamunan panjang miliknya.

"Jenn"
Taeyong memegang tangan Jeno membuat Jeno sedikit terkejut dan setelahnya baru melihat ke arah Taeyong.
"Makan"
Jeno menganggukkan kepalanya, ia di bantu oleh Mark untuk duduk agar lebih mudah untuk makan.

Yang sebenarnya Jeno lamunkan adalah, 'kenapa Jaemin tidak menjenguk ku' Jeno tau mereka sangat jauh, tapi kenapa tidak. Apa sekarang se rendah itu Jeno di mata Jaemin?

Suapan-suapan bubur dari Taeyong masih berlanjut, ia langsung menggelengkan kepalanya, ia bukannya kenyang, tapi sudah tak nafsu untuk makan dan minum. Mungkin jika Jaemin yang menyuapinya ia akan menghabiskan bubur itu.

Mark menatap Jeno dengan tatapan campur aduk, kecewa, kasihan dan sedih jadi satu dalam tatapannya.
"Jen"
Jeno menengok ke arah Mark, Mark pun menidurkan Jeno kembali dan setelahnya menyuruh Jeno untuk tidur.

"Jeno daddy dan Gyu kembali"
Jeno langsung tersenyum sedikit ke arah Daddy nya itu. Jeno sudah merencanakan semuanya dan sedetail mungkin. Jeno akan hidup sendiri dan membangun perusahaan sendiri akan menjadi perusahaan terbesar nomor satu, karena sekarang nomor satu diambil oleh Jaehyun.

Jeno ingin membuktikan kepada Jaemin jika ia bisa sukses tanpa bantuan dari orang tuanya kecuali doa.
"Setelah Aku sembuh, Aku mau pergi dan raih cita-cita kecil Jeno"
Jeno mempunyai cita-cita kecil, yaitu mempunyai perusahaan yang menduduki nomor satu.

Taeyong menggelengkan kepalanya, ia tau jika itu terjadi maka sebelum perusahaan yang di bangun Jeno menduduki nomor satu ia tak akan pulang dan ketemu keluarganya.
"Jangan ya Jen"
Jeno melihat ke arah Taeyong dan tersenyum.

"Jeno bukan meminta izin, Jeno hanya memberi tahu kalian. Jika kalian tak mengizinkan Jeno, Jeno akan terap melakukan nya"
Jaehyun pun menghela nafasnya dan mengangguk setuju, ia menyetujui permintaan Jeno.

Taeyong mau tak mau pun harus tetap mau, karena Jeno sangat keras kepala. Taeyong dan Jaehyun izin ke Jeno untuk keluar sebentar cari kopi dan Jeno pun menganggukkinya.
"Bang, lo percaya gak, kalo gw masih ngeharapin Jaemin dan ingin memperjuangkannya?"
Mark menatap Jeno dengan tatapan elangnya.

"Kenapa!? Kenapa kau masih memilih untuk berjuang?"
Gyu menatap Mark dan Jeno dengan tatapan seolah-olah menyuruh untuk mereka tidak bertengkar.
"Karena aku masih mencintainya!"
Mendapatkan tatapan penghinaan dari Mark, Jeno ingin sekali memukul abang kandungnya itu.

"Setelah semua yang kau terima!?
Setelah semua yang kau alami bersama nya!?
Apa kau BODOH!!?"
Mark sengaja menekan kata bodoh untuk menyadarkan adeknya dan tidak dibutakan oleh cinta.

"Tapi...
Aku tidak bisa melupakan nya begitu saja!
Aku masih menyayanginya!"
Mark mengatur nafasnya, jika ia tidak di latang Gyu, mungkin ia sudah memukul Jeno.
"Sudahlah!
Jangan terus meracuni diri dengan mencintai orang yang salah!
Kau masih punya masa de-"

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang