XXV

96 5 0
                                    

Kalo bosen ga usah baca

XXV

Jeno Pov

Hanya satu,,,, kabur. Hanya itu yang ada di otak gua.

Gua segera berjalan masuk dan mengambil tiga koper besar, membuka almari dan mulai memasukkan baju-baju gua dan istri gua secara amburadul.

Setelah selesai gua ngeliat jam yang sudah menunjukkan setengah dua, dengan cepat gua ambil koper ke dua dan memasukkan barang-barang istri gua.

Koper terakhir gua isi dokumen dan surat-surat penting lainnya, setelah selesai gua segera menuju ruang kerja, mematikan semua CCTV yang ada di rumah ini.

Semua sudah selesai, gua bingung,,

Cara apa yang harus gua lakuin agar kelinci kecil ini tak terbangun, jam semakin berputar cepat.

Akhirnya dengan gila gua mutusin untuk bius kelinci ini.

Setelah nya gua mulai mengendap-endap turun dengan membawa tiga koper.

Memasukkan semua ke dalam taxxi, gua pesen taxxi 24 jam, maksudnya sigap 24 jam.

Gua juga di bantu oleh supir taxxi itu, setelah selesai gua segera pergi ke atas, menulis sebuah pesan di kertas, setelah nya segera menggendong kelinci ini.

Gua juga sempetin untuk cium Nona, dan berpamitan kepadanya, hanya Nona yang tau.

"Maafin daddy, tiga sampai lima tahun kedepan daddy akan kembali"
Setelah berucap seperti itu gua segera keluar dan menuju taxxi tadi.

"Ke bandara pak"
Supir taxxi itu hanya mengangguk dan segera meninggalkan rumah gua dengan sejuta kenangan ini.

Supir itu terlihat beberapa kali melirik ke arah sini, mungkin bingung karena gua berpakaian serba hitam dan kelinci kecil ku.

Setelah sampai bandara gua memberikan lima puluh juga untuk supir tersebut.

"Jika ada yang tanya, apakah pernah ke rumah itu, bilang saja tidak. Dan bapak tidak kenal saya"
Gua sengaja buka masker membuat supir itu menganga dan mengangguk seketika.

Gua memang belum mempersiapkan apapun, tapi jika ada uang apa yang susah.

Jadwal gua terbang jam enam, dan sekarang baru jam empat lebih 15 menit.

XXV

Akhirnya setelah menunggu sangat lama, gua sudah di dalam pesawat.

Sebentar lagi pasti kelinci gua bangun, obat bius itu tak bisa berkerja sangat lama.

Negara yang menjadi tujuan gua saat ini adalah Thailand, Negara yang di sukai oleh kelinci ku.

Jika kalian tau, baru kali ini gua pergi ke luar Negara tanpa membawa handphone, baru tadi gua beli dua handphone.

Semua gua tinggal di rumah, hanya flashdisk dan kartu HP yang gua bawa, handphone, leptop, ipad dan beberapa lainnya gua tinggal.

Gua udah beli sebuah rumah di Thailand, jika sampai gua tinggal je rumah tersebut.

Tak mahal, harga yang gua beli tak sampai 2M. Tapi cukup luas untuk dua orang.

"No~~"
Gua kaget, gua segera senyum dan mencium kening nya, wajahnya yang polos membuat ku semakin gemas.

"Nono cerita nya kalau udah sampai ya"
Dia masih bingung, sebelum gua hadapkan dirinya ke jendela, dia menganga seketika.

"Shotaro"
Dia mengangguk, antara bingung dan paham, yang pasti ia masih kaget. Gua pun mengelus perut yang sedikit buncit itu.

"Maafin daddy ya sayang,daddy lakuin ini untuk mommy dan kamu"
Nana tersenyum, dan menirukan suara anak kecil.

"Iya dad"
Kita berdua tertawa, tak nyangka kita sudah sampai. Nana semakin tersenyum saat tau ini Negara kesukaannya.

Di sisi lain,,,

"Gyu, panggilkan bang Jeno sama Jaemin ya"
Gyu mengangguk dan segera berlari ke atas, Tae sedikit bingung karena sangat tumben jam 9 mereka belum bangun.

Tapi Tae dan Winwin berpikir jika mereka sengaja bangun siang, toh mereka juga bangun kesiangan.

"BBBUUUUUBBUUUUUUUUU"
Tae yang sedang menyiapkan makanan pun kaget.

Jae dan Yuta yang mendengar itu juga berlari ke atas, diikuti oleh Tae, Winwin, Mark, Haechan, Guanlin dan Renjun

Sesampainya di atas Jae segera berlari menuju ke kamar Jeno dan Jaemin, langkah nya terhenti saat melihat kamar itu yang sudah amburadul. Banyak barang yang tak tertata rapi.

Tae dan Winwin yang melihat itu pun tercengang, hanya Mark yang berani masuk dan menelusuri kamar tersebut, hingga menemukan sebuah kertas.

..Untuk Semua..
Maaf dan Terima kasih
Sekali lagi, maaf dan Terima kasih

Benar, hanya itu, hanya tulisan itu yang berada di sobekan kertas itu, yang membuat Mark bingung, semua handphone, laptop dan beberapa keperluan lainnya tergeletak di mana-mana.

Pintu kamar mandi terbuka, pintu ruang kerja, tempat ganti baju, semuanya terbuka, pakaian Jeno dan Jaemin juga tak banyak yang hilang.

"Diculik, di bunuh, kabur"
Hanya itu yang di ucapkan Mark, semuanya masih bingung dengan apa yang di ucapkan Mark sebelum akhirnya Mark memberikan sebuah kertas.

"Cari keberadaan Jeno dan Jaemin sekarang juga!!"
Jae mematikan telfon nya saat setelah berucap seperti itu.

"Ada yang di sembunyikan Jeno, mereka berdua kabur, kondisi di sini tak aman bagi mereka berdua"
Mark dan Yuta paham dari ucapan Jae.

Jae tau ini yang terbaik bagi mereka, tetapi seharusnya tidak se gegabah ini. Jae tidak bisa melacak keberadaan mereka berdua.

XXV

Hy,,
Vote napa
Vote dari klean semua itu
bahagia nya author,,,







Cuma mau bilang, kalau gua punya cerita baru,,
Lihat aja sendiri, gak pandai mendeskripsikan soalnya,,,
Jangan lupa vote yang itu juga ya😘😘
Sama-sama nomin kok,,
Gua publish nya sabtu kalau ga minggu,,
Byyy,,

After Break Up [NOMIN] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang