2. Kejutan Tak Terduga

3.7K 208 7
                                    

💐💐💐

Khalid tidak bisa tidur. Reka ulang perempuan bercadar yang merupakan calon istri Gus Faqih membuatnya sedikit terganggu. Tentu saja hal ini membuat Khalid merasa tak enak hati sekaligus kecewa dengan sikapnya sendiri.

"Astaghfirullah al-adzim," gumam Khalid seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

Setelah beberapa saat termenung, Khalid memilih mengambil wudhu. Khalid merasa harus mengadu pada Sang Pencipta untuk permasalahan yang sebenarnya tak laki-laki itu mengerti.

Beberapa saat kemudian Khalid selesai berwudhu, laki-laki itu itu mengambil sajadah, al-qur'an dan tasbih. Kemudian ia duduk di atas sajadah yang menghadap kiblat.

Lantunan ayat suci al-quran teralun merdu di ruang khusus shalat. Di malam yang sepi.

Awalnya Khalid merasa biasa saja ketika membaca al-quran. Tetapi, lama kelamaan entah kenapa tiba-tiba ia menangis sesenggukan. Memori soal bagaimana buruknya Khalid di masa remaja membuat laki-laki itu merasa malu.

Khalid berhenti membaca al-qur'an sejenak. Kemudian mengusap air matanya. Setelahnya ia kembali melanjutkan membaca al-qur'an dilanjut dengan dzikir.

Ah, kalau dipikir-pikir lagi selama hampir 3 harian Khalid memang sempat melewatkan shalat sunnah tahajud. Ia tak bangun malam lagi padahal sudah ada alarm.

Tapi, sekarang memang walaupun tidak melaksanakan shalat tahajud. Khalid merasa seperti diperhatikan. Ya, Khalid teringat bahwa saat inilah ia sedang menghidupkan malam dengan ibadah atau qiyamullail.

Menyadari itu, Khalid benar-benar merasa bersyukur sekaligus merasa malu sendiri. Bersyukur karena berkat permasalahannya ini ia bisa menghidupkan malam dengan ibadah dan malu karena ia sudah melewatkan malam tanpa shalat sunnah tahajud beberapa hari ini.

"Ya Allah, kau Sang Pemilik Hati. Atas segala kegundahan yang sedang hamba alami saat ini ... hamba memohonkan padamu. Apa yang harus hamba lakukan terhadap perasaan ini? Engkau Yang Maha Tahu segalanya."

💐💐💐

"Jadi bagaimana?" tanya Kiai Daiyan, Abi-nya Khalid. Kini keduanya berada di ruang tamu rumah orang tua Khalid.

"Khalid ingin menunda lamaran untuk sementara."

Wajah Kiai Daiyan berubah tegas. Matanya bahkan tersorot serius menatap sang putra. Khalid saja sampai mengalihkan pandangan.

"Ada apa?"

"Khalid ragu."

"Kemarin kamu terlihat yakin sekali, bahkan kamu sudah sowan ke Kiai Hasan. Beliau juga semalam sempat menelpon Abi." Nada bicara Kiai Daiyan terdengar tajam.

Ummi Ayesha yang duduk di sebelah sang suami langsung memegang lengannya. "Jangan emosi."

Kiai Daiyan mengusap wajahnya. "Astaghfirullah."

"Nak, shalat istikharah. Minta sama Sang Pencipta baiknya gimana."

Khalid mengangguk pelan begitu mendengar saran dari umminya.

"Khalid pamit pulang," kata Khalid ketika laki-laki itu sudah beranjak dari tempat duduknya dan menyalimi kedua orang tuanya.

"Hati-hati, ya," seru sang ummi.

EKSPEKTASI RASA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang