“Hidup didunia yang fana ini akan terasa sangat melelahkan jika yang dikejar hanya pencapaian dunia saja.”
~ Khalid Khairul Umam~-EKSPEKTASI RASA-
"Gue udah buat keputusan," kata Emir sembari menyesap coffee-nya.
Khalid seperti biasa menunggu kelanjutan ucapan temannya itu.
Sedangkan Gus Faqih berbeda, laki-laki dengan semangat bertanya. "Gue tebak, lo nerima tawaran buat nikahin cewek yang lo tabrak itu kan," terka Gus Faqih dengan senyuman.
Emir mendengus. "Hahh ... iya udah ketebak."
Gus Faqih memakan camilan. Tatapannya masih tertuju pada Emir. "Jadi ... kenapa temen gue yang harusnya sibuk ngurusin acara nikahan masih bisa santai balik ke Jakarta."
"Semuanya udah diurus sama Aza."
"Oh, cewek yang kata lo kaya itu."
Emir mengangguk. Laki-laki itu kemudian menatap Khalid yang sejak tadi diam memainkan HP. "Lid, sibuk amat sama HP."
Khalid mendongak sebentar. "Kenapa?"
"Gue mau cuti sementara karena mau persiapan nikahan."
Khalid mengangguk. "Yasudah."
"Btw, lo gak makan?" tanya Gus Faqih mengingat sejak tadi temannya sama sekali tidak makan dan minum. "Lo puasa?"
Khalid menyimpan HP-nya ke saku celana. "Iya."
"Tapi, kalian berdua baik-baik aja kan?" tanya Emir penasaran, pasalnya laki-laki itu juga sedang ada masalah ketika kedua temannya berada disituasi pelik.
Gus Faqih terkekeh. "Tenang aja, persahabatan kita gak akan mudah hancur. Gue percaya sama Khalid. Semuanya selesai dengan cara damai." Sejenak Gus Faqih menjeda kalimatnya, sebelum kemudian laki-laki itu melanjutkan lagi. "Terkadang kita harus merelakan sesuatu yang kita anggap berat demi hasil yang lebih baik."
Emir mengangguk.
"Eh, abis ini ada kajian di ballroom hotel XY kan, Lid?" tanya Gus Faqih.
Khalid mengangguk. "Ayo berangkat."
-EKSPEKTASI RASA-
"Saya Aulia, izin bertanya kepada Gus Khalid dan Gus Faqih, kenapa kita harus mengusahakan terus istiqamah? Sedangkan berdasarkan pengalaman saya sendiri, sulit sekali mempertahankan keistiqamahan sampai saya sendiri ingin nyerah aja. Dan mungkin ada tidak tips agar bisa tetap istiqamah?"
"Baik Mbak Aulia terimakasih atas pertanyannya, dari Gus Khalid dan Gus Faqih barangkali mau langsung menjawab," kata MC yang memandu acara kajian ini.
Khalid sesaat melirik Gus Faqih yang duduk bersebelahan dengannya. Laki-laki itu tampak mengangguk pelan sebagai kode bahwa Khalid bisa menjawab lebih dulu pertanyaan dari jamaahnya.
Khalid mengedarkan tatapannya sesaat pada ballrom Hotel XY yang dipenuhi oleh orang-orang yang antusias dengan kajian hari ini. "Bismillah, saya menjawab pertanyaan dari Mbak Aulia yang mungkin mewakili banyak orang juga. Mengenai pertanyaan pertama, kenapa kita harus mengusahakan tetap istiqamah padahal nyatanya sesusah itu? Ya, karena sebagaimana firman dari Allah subhanahuta'ala dalam QS. Fussilat ayat 30. "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Sebagaimana firman tersebut, bahwa ganjaran terhadap orang yang istiqamah itu sangat istimewa, berupa surganya maasya allah sekali bukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
EKSPEKTASI RASA [TAMAT]
RomansaBagaimana jadinya ketika Gus Khalid harus memilih antara dua perempuan? Antara Ning Syifa atau Ustadzah Shafira? Khalid benar-benar berada dititik bimbang yang sesungguhnya. Siapakah yang harus Khalid pilih? Memilih Ning Syifa berarti harus merelaka...