"Terlalu banyak nikmat yang Allah subhanahu wata'ala beri. Sampai diri ini tak sanggup menghitung dengan jemari. Meski tahu begitu, terkadang kita tak tahu diri. Tak puas dan tak terima apa yang diberi."
~ Khalid Khairul Umam~-EKSPEKTASI RASA-
Khalid memasang earbuds di telinganya. Lantunan surah Ar-Rahman teralun. Membawa rasa adem. Ayat terfavorit Khalid adalah 'Fabiayyi 'ala i rabbikuma tukazziban.' Dengan arti, 'Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?' Sungguh, ayat ini terlihat sederhana tapi memiliki makna yang mendalam.
Ayat tersebut memiliki tafsir : (Maka nikmat-nikmat) atau karunia-karunia (Rabb kamu berdua) hai manusia dan jin (yang kamu dustakan?) ayat ini disebutkan di dalam surah ini sebanyak tiga puluh satu kali. Istifham atau kata tanya yang dalam ayat ini mengandung makna taqrir atau set, demikian adanya karena ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim melalui Jabir l. yang telah menceritakan, bahwa Rasulullah ﷺ membacakan kepada kami surah Ar-Rahman hingga selesai. Kemudian beliau bersabda, "Mengapa kalian ini diam saja?" Sungguh jin lebih baik penjelasannya daripada kalian. Karena sesungguhnya tiada sekali-kali aku membacakan kepada mereka ayat ini, "Maka nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?" (Q.S. Ar Rahman, 13) melainkan mereka menjawabnya, "Wahai Rabb kami, tiada satu pun nikmat-Mu yang kami dustakan, bagi-Mu segala puji." (Tafsir Jalalayn).
Yang pada intinya, saking banyaknya nikmat yang Allah subhanahu wata'ala berikan, kita sampai tak bisa menghitungnya. Itulah kenapa Khalid suka ayat ini, karena mengingatkan akan kebesaran Allah subhanahu wata'ala yang teramat baik pada Makhluk-Nya.
"Maaf lama, Mas," kata Ning Syifa langsung duduk di samping suaminya.
Khalid mengangguk.
"Pasti mas lagi dengerin surah Ar-Rahman."
Khalid mengangguk. "Betul."
Ning Syifa mendadak diam sembari menatap lurus pada roti yang sudah diberi selai cokelat dan segelas susu cokelat. Mendadak perempuan itu jadi tak nafsu makan.
"Gak makan?" tanya Khalid akhirnya menyadari sang istri yang tak kunjung menyantap sarapannya.
Ning Syifa hanya menggeleng.
"Mau disuapin?"
Sontak Ning Syifa refleks mendelik. "Mas! Yakali aku minta disuapin."
Melihat wajah garang sang istri tak ayal membuat Khalid terkekeh pelan. "Cuma nanya."
"Nanya tapi bisa bikin orang yang denger jantungan," cibir Ning Syifa.
"Berlaku buat kamu aja."
Ya Allah sejak kapan Mas Khalid jadi manusia menyebalkan yang hobi nyaut mulu?
Khalid menarik piring berisi roti selai milik istrinya.
Ning Syifa menatap suaminya curiga. "Mau apa?"
"Gak bakal saya racunin Ya Allah."
Ning Syifa hanya mengangguk pelan.
"Aaa...." Tiba-tiba Khalid memegang roti selai dan mengarahkannya ke bibir sang istri.
Ning Syifa akhirnya menerima suapan dari suaminya. Perempuan itu langsung memalingkan wajahnya agar tak terlihat sedang menahan salting dan menahan teriakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EKSPEKTASI RASA [TAMAT]
RomanceBagaimana jadinya ketika Gus Khalid harus memilih antara dua perempuan? Antara Ning Syifa atau Ustadzah Shafira? Khalid benar-benar berada dititik bimbang yang sesungguhnya. Siapakah yang harus Khalid pilih? Memilih Ning Syifa berarti harus merelaka...