Bab 3

5.4K 334 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari pertama Zio di sekolah menengah atas memang tidak bisa di bilang baik. Tapi jangan salah, Zio sudah memiliki 2 teman yang selalu menempelinya kemanapun dia pergi.

Perkenalan mereka pun terbilang singkat. Di jam istirahat, setelah kejadian dimana Zio berdebat dengan 2 biang onar yang sayangnya adalah orang-orang yang cukup berpengaruh di sekolah ini. Tiba-tiba 2 bocah penghuni bangku di depannya menoleh kebelakang dan menjulurkan tangan padanya.

"Hai! kenalin gue Regan Lewwis. Lo bisa panggil gue Reganteng!" Ucap salah satunya, cukup heboh.

"Gantengan juga gue, Johanes Stefan orang paling tampan seantero sekolah." Lugasnya seraya menjabat tangan Zio brutal.

"Aelah tampang kembaran onta aja bangga." teriak bocah bernama Regan sembari menonyor dahi si johan jones atau siapalah itu.

"Sakit bege!"

Sementara Zio yang sedari tadi menyimak ocehan 2 bocah di depannya hanya mendengus muak, Cobaan apa lagi ya tuhan. Ezio pikir, ia hanya ingin mencoba bersekolah dengan tenang. Namun takdir berkata lain, ia malah dipertemukan dengan 2 orang konyol di depannya ini.

"Hentikan itu" Zio berucap datar.
"Gue Ezio, .." baru saja ia ingin melanjutkan kalimat dengan kata-kata yang di buat sepedas mungkin tadi. Namun,

"Oke! berhubung kita udah tau nama masing-masing jadi sekarang kita teman. Yok ke kantin!" Ujar Regan semangat 45.

"Gue gak pengen ke kantin, kalian aja." Tolak Zio begitu saja.

"Udah ayok gue traktir" kata Regan sembari merangkul bahu Zio dan Jojo-han.

"Wah, momen langka nih yo si Regan mau neraktir"

"Yaudah gass atuh!" Ucap jojo semangat. Kalau soal gratisan, sudah di pastikan dia akan menjadi garda terdepan. Walau Johan aslinya kaya!! tapi siapa coba yang akan menolak rezeki.

Zio mau tak mau pun menurut saja, ia malas berdebat dengan 2 makhluk menyebalkan ini.

Sesampainya di kantin mereka segera menduduki salah satu kursi kantin yang tersisa.

"Lo berdua mau pesen apa biar gue pesenin."

"Gue bakso sama es jeruk, Lo mau apa yo?"

"Samain."

Zio dan Regan mengobrol sembari menunggu Johan memesan makanan, sesekali mereka melemparkan lelucon yang berhasil membuat keduanya tertawa geli.

Brukk

Tawa keduanya seketika terhenti mendengar suara yang cukup keras.

Semua penghuni kantin menoleh serentak ke sumber suara. Terlihat, seorang murid laki-laki yang sedang meringkuk setelah tubuhnya dilempar hingga membentur kursi kantin, keras. Dilihat dengan mata telanjang, kursi itu sudah tak berbentuk kursi lagi.

"Hah hah to-long ber-henti," ucap murid itu terbata dengan tubuh yang beringsut mundur. Namun tak membuat lawannya iba sedikitpun.

"BANGUN!! KITA BELUM SELESAI BANGSAT!"
berucap penuh penekanan. dan sekali lagi memukul keras wajah lawannya yang sudah lemas tak berdaya.

EZIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang