Bab 4

7.7K 419 6
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kemarin Zio terbangun di sore hari dengan kepalanya yang terasa berat. Saat melihat jam ternyata sudah jam 15.55 WIB. Ternyata ia tertidur cukup lama.

Dia memutuskan duduk sebentar untuk menetralkan pusing yang menderanya. Setelah dirasa lebih baik, ia mulai pergi menuju kelasnya untuk mengambil tas.

Zio memutuskan untuk pulang karena jujur saja tubuhnya tidak bisa di ajak kompromi lagi. Ia benar-benar lelah sekarang. Padahal ia masih ada tanggungan 1 jam untuk les tambahan.

Tetapi absen 1 hari saja tak masalah kan? lagi pula dia sakit.

Bay the way, sekolah Zio ini adalah sekolah yang memberlakukan sistem full day school. Semua murid akan pulang jam 17.00 WIB kecuali anggota ekskul yang bisa pulang sampai jam 22.00 WIB. Jam pelajaran selesai di jam 16.00 WIB, di tambah 1 jam untuk les tambahan. Kabar baiknya, tidak ada yang namanya Pr (pekerjaan rumah). Yeyy


.........

Dan pagi ini Zio sudah duduk manis di bangkunya. Saat bangun pagi tadi, ia merasa sangat sehat. Jantungnya berdetak normal tidak seperti kemarin.

Saat ini Zio sedang menelungkup kan kepalanya di lipatan tangan. Kelas sepi karena ini masih terlalu pagi. Hanya beberapa anak yang sudah datang. Entah itu piket, belajar, atau memang ada urusan di waktu se pagi ini.

"Gue aja baru inget tadi pagi, tadi malem gue keasikan main RE."

"Ck, itu mah derita lo. salah sendiri main ga ngajakin gue."

Zio sedikit terusik dengan keributan di paginya yang tenang. Dari suaranya, dia sepertinya bisa menebak siapa yang tengah mengobrol-- ralat berteriak -- saat ini. Mereka pasti dua teman konyolnya, Regan dan Jojo.

Panjang umur, mereka sudah ada di depan Zio saat ini.

"Hai bro Zio!" Regan melempar sapaan dengan penuh 'semangat'

"Hmm," Zio menyahuti dengan ogah-ogahan.

"Pagi-pagi udah lemes aja nih Zio." Jojo ikut menyahuti.

"Piket sana! hari ini jadwal lo piket kan Jo?" Zio menyahuti ketus.

Sementara Jojo yang di ketus i hanya mendengus kesal. Pagi-pagi begini ia sudah mendapat amukan Zio yang sedang badmood.

"Galak banget." jawab Jojo sembari berjalan pelan kebelakang mengambil sapu.

"Hahaha, syukurin tuh! Zio lagi pms jugak, malah di godain." Regan duduk santai lalu, membalikkan badannya menghadap Zio.

"Yo, kantin yuk sarapan! gue yang traktir," Usut punya usut ternyata Regan punya maksud terselubung.

"Gue ga laper." ujar Zio kembali menelungkupkan kepalanya.

Bukannya menolak, sebenarnya ia takut untuk pergi keluar. Ia takut bertemu Bama. Mengingat pukulan Bama yang sangat keras membuat nyalinya ciut sendiri berhadapan dengan sosok Bama. Menjadi pahlawan itu sangat menyakitkan.

"Ayolah yo, lo gak kasian apa sama gue? gue belum sarapan tadi." Kukuh Regan.

"Udahlah, Zionya ga mau Gan. Jangan maksa." Jojo yang sudah jengah mendengar rengekan Regan pun akhirnya membuka suara.

Bukan Regan namanya jika tidak memaksa. Ia akan terus berusaha untuk mendapat keinginannya.

"Yo..." Rengek Regan mengguncang pelan bahu Zio.

"Huft, iya-iya." Ujar Zio mengalah, ia hanya harus berhati-hati kan.

Mereka beranjak dari kelas menuju kantin, Zio tak henti-hentinya mengedarkan pandangan ke segala arah sambil sesekali menunduk.
Kantin sudah terlihat di ujung lorong, misi pergi ke kantin hampir berhasil.

EZIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang