Bab 11

3.8K 296 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tenaga medis tengah melakukan pemeriksaan secara berkala mulai dari pernapasan, denyut nadi dan respon yang diberikan Ezio. Mereka dengan sigap memasang oxymeter untuk memantau kadar oksigen pada pasiennya. Mengingat kesadaran Ezio yang semakin menurun. Bajunya juga sudah ditanggalkan untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat sesak dada.


Ezio masih setengah sadar saat petugas medis memasang masker oksigen untuk menggantikan nasal kanula yang sebelumnya mendiami hidung.

"Saturasinya menurun drastis!" salah seorang nakes bersuara panik.

"Dek, dengar saya?" tanyanya pada Ezio yang merasakan kantuk yang teramat.

"Dek," nakes tersebut terus memanggil-manggil Ezio. Berusaha mengembalikan kesadaran Ezio dengan menepuk-nepuk pipinya.

Melihat Usahanya tidak berhasil, petugas medis menurunkan kepala ranjang dan memastikan Ezio diposisikan terlentang. Kesadaran Ezio sudah benar-benar terenggut. Petugas medis segera melakukan resusitasi, sementara satunya lagi menyambungkan ujung kantong ambu bag pada tangki berisi oksigen 100 persen dan menempatkan masker wajah diatas mulut serta hidung pasien lalu secara manual meremas kantong tersebut.

Ambulans berhenti tepat di depan UGD rumah sakit. Petugas lainnya segera mendorong tubuh tak berdaya Ezio untuk segera mendapat penanganan di UGD.

"Ada pasien gawat darurat!"

"Pasien tidak sadarkan diri, kondisinya buruk. Dia ditemukan tidak sadarkan diri setelah diduga mendapatkan penganiayaan."

"Bawa masuk!"

Para dokter dan suster mengerumuni tubuh Ezio. Bersiap untuk memindahkannya ke salah satu ranjang di UGD, "Kita pindahkan pasien, satu..dua..tiga."

Dokter dan suster segera memasang kabel-kabel di beberapa bagian tubuh pasien.
Yang terhubung dengan bed side monitor di samping ranjang pesakitan. Mencari masalah yang ada pada tubuh pasien.

Sementara itu, di lain tempat, Regan dan Jojo tengah kebingungan ingin mengabari kondisi Ezio pada siapa. Ponsel Ezio hilang entah dimana. Sementara pihak sekolah mengaku tidak dapat menghubungi nomor yang tertera di data wali Ezio.

Hingga Regan memutuskan untuk menghubungi kakaknya, sebagai satu-satunya orang yang paling bisa diandalkan saat ini.

Karena bagaimana lagi? orang tuanya maupun orang tua Jojo tidak memungkinkan untuk dipanggil. Mereka sama-sama bekerja jauh di luar negeri. Jadi satu-satunya orang yang dapat dipanggil adalah kakak sekaligus saudara satu-satunya, Regan. Jojo? dia berstatus anak tunggal kaya raya.

Tak

Tak

Tak

Suara sepatu heels yang beradu dengan permukaan lantai, memecah keheningan kantor guru yang sedang sepi-sepinya. Mengingat kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung beberapa saat yang lalu.

Regan dan Jojo segera berdiri, begitu melihat paras ayu kakaknya. Mereka berhamburan kepelukan wanita pertengahan 20 tahun tersebut. Mereka terlihat seperti anak-anak ayam yang bertemu induknya setelah sekian lama. Jojo sendiri memang sudah sangat dekat dengan keluarga sahabatnya itu. Hingga kakak sahabatnya sudah menganggap Jojo, adiknya juga.

"Apa yang terjadi, Re?"

"Sahabatku Ezio mendapat perundungan yang tidak wajar sampai masuk rumah sakit."

"Tolong bantu aku kak." lanjutnya setelah diam sepersekian detik.

Wanita itu mengangguk tanpa ragu, ketika melihat raut wajah sang adik yang begitu khawatir.

"Kalian berangkatlah ke rumah sakit. Kakak yang akan mengurus sisanya." ujar seorang pria muda yang baru saja datang.

Regan sedikit terkejut melihat pacar Kakaknya ikut datang kemari dan menawarkan bantuan tanpa diminta.

Pria itu menatap Kakak Regan tulus, kemudian mengangguk sambil tersenyum, meyakinkan wanitanya.

Akhirnya Jojo, Regan dan kakaknya bergegas untuk pergi kerumah sakit tempat Ezio dirawat. Begitu sampai di resepsionis, mereka segera menanyakan ruang perawatan Ezio. Pegawai resepsionis mengatakan jika, pasien yang bersangkutan baru saja dipindahkan ke salah satu ruang rawat inap.

Di ruang rawat Ezio, Regan dan Jojo masih betah menatap wajah damai sahabat mereka. Kakak Regan masih belum kembali dari ruang dokter, setelah dokter mengajaknya untuk berbicara mengenai kondisi Ezio.

Mereka enggan meninggalkan Ezio barang sedetikpun. Ditakutkan Ezio bangun tanpa seseorang disisinya jika mereka pergi. Tenang saja, mereka duduk di kursi tunggu yang tersedia pada samping ranjang pasien.

Cklek

Dania, Kakak perempuan satu-satunya Regan masuk diikuti pacarnya yang sudah berganti pakaian santai. Karena sebelumnya laki-laki itu masih menggunakan jas kantoran lengkap dengan tas jinjingnya.

"Kata dokter, kondisi temanmu sudah aman, dan sedikit demi sedikit akan berangsur membaik. Hanya saja dia harus lebih memperhatikan tubuhnya sendiri mulai sekarang. Dia harus bed rest total pasca trauma. Dan satu lagi, apa kau tahu temanmu memiliki kelainan pada jantungnya? tekanan mental yang didapat dari perundangan berpengaruh besar pada serangan yang dapat terjadi kapan saja. Dia tidak boleh banyak pikiran atau kelelahan sedikit pun." jelasnya panjang lebar disusul helaan napas prihatin.

Regan dan Jojo sangat terkejut begitu sadar banyak hal yang tidak mereka ketahui. Padahal mereka cukup dekat. Hanya saja Ezio memang sedikit tertutup dan tidak banyak bicara menurut mereka. Jadi inilah jawaban dari kejadian di kantin beberapa waktu yang lalu.

Lain halnya dengan ke-tiga insan yang masih merenungi kondisi Ezio. Laki-laki yang berstatus sebagai pacar salah satu Kakak dari ke-tiga bocah berseragam SMA itu, hanya diam memandangi wajah salah satu bocah yang sedang terbaring lemah. Ia merasa familiar dengan wajah pemuda itu setelah matanya bertemu pandang dengan mata yang masih terpejam damai.

Wajahnya mirip sekali dengan orang yang sangat ia kenal. Bahkan sedikit mirip dengan dirinya sendiri. Garis rahang yang tercetak tegas mirip sekali dengan sosok laki-laki yang berperan sebagai Ayahnya. Bulu mata lebat dan hidung mancung, seperti ibunya. Tidak salah lagi, dia merupakan wujud perpaduan sempurna dari Ayah dan Ibu.

Laki-laki itu melangkah lebar-lebar mendekati bocah yang sudah lama dicari-cari. Memastikan lagi berapa persen tingkat kemiripan mereka.

"Sayang," tangannya menarik lembut wanita yang menjadi pacarnya 2 tahun lalu.

"Berapa persen, presentase kemiripannya denganku?" ucapnya lirih dengan salah satu jarinya menunjuk wajah pemuda didepan mereka.

"Hah?" Dania tidak bisa menutupi wajah cengonya, saat mendengar pertanyaan konyol dari kekasihnya. Tawanya menyembur tak terkontrol, dan hilang sedetik berikutnya begitu ia menyadari jika kekasihnya benar.

"Bagaimana bisa aku baru menyadari ini?"

"Kalian sangat mirip." balas Dania ikut berbisik.

_________________________________

~EZIO~

_________________________________

HAIII!!
Jangan lupa vote kalau kalian suka ya❤️
Dan tandai kesalahan,,,

Lup Lup se kebon ❤️❤️
Pauuuuuu...







EZIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang