Bab 12

3.6K 229 3
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Wait, Kalian terlihat agak mirip. But how?"

"Apa ini berkaitan dengan 7 kembaran untuk setiap orang di dunia? Tidak, tidak, itu konyol! Sayang, apa kita perlu melakukan tes DNA?!"

"Yang pasti dia bukan anakku, kau tahu itu kan? ........ Tapi, ada satu kemungkinan. Anak ini mungkin 'Dia'."

Laki-laki itu, Merqeen, dengan cepat merogoh saku jasnya dan mulai sibuk mendial nomor seseorang.

"Sayang," ujar Dania meletakkan tangannya di pundak sang kekasih.

"Bukannya apa, sebaiknya kita jangan gegabah terlebih dahulu."

Merqeen berhentikan jarinya yang nyaris menekan tombol memanggil pada salah satu kontak. Wajahnya berpaling menatap wanitanya, kemudian tersenyum dan mengangguk.

"Kau benar. Aku tidak bisa membiarkan Mom kembali menelan kekecewaan."

Tangannya bergerak merengkuh punggung sempit wanitanya. Usapan halus terasa di punggung kekarnya. Perlahan usapan itu berhasil menenangkan punggung bergetar Merqeen.

"Tak apa, perlahan-lahan saja. Jika dia memang orang yang kau maksud, Tuhan pasti akan membukakan jalan."

Mendengar ucapan sang kekasih, laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya. Seolah mendapat pencerahan, hatinya menghangat. Kepercayaan dirinya kembali terbangun, saat melihat secercah harapan yang akan merubah segalanya. Kebahagiaan akan menanti di ujung kesabarannya nanti. Semoga itu 'Dia'.

"Terimakasih, Dear."

"Tentu sayang, Apapun untuk kamu." ucap Dania menyungging senyuman tulus.

Ehem

"Apakah sopan bersikap demikian di depan anak-anak?" berbisik keras, Regan merasa tak habis pikir dengan kelakuan dua sejoli di depannya ini. Bisa-bisanya mereka bermesraan di depan nya dan Jojo? Apakah tidak ada waktu lain yang bisa mereka ambil.

Sindiran dari adiknya berhasil membuat wajah Dania memerah. Memalukan. Sementara kekasihnya hanya memalingkan wajahnya yang ikut terbakar.

Tak tahan dengan suhu ruangan yang terasa semakin memanas, Merqeen memutuskan untuk angkat kaki dari sana, melarikan diri bersama kekasihnya.

"Nggak tau tempat banget," Regan kembali menggerutu.

"Udahlah, gak tau aja orang lagi kasmaran Lo," gemas Jojo tak lupa memberikan geplakan sayang untuk sahabatnya.

"Tapi apa Lo nggak penasaran sama pembicaraan mereka tadi?"

"Kira-kira apa ya, yang bisa bikin mereka pelukan gitu," Ujar Jojo senyum-senyum  mencurigakan.

Bughh!!

"Bodo amat! Kalok mau ngajak ghibah sana sama Bella, jangan sama gue!" sarkas Regan, balas memukul sahabatnya.

"Dih nggak asik Lo," ungkap Jojo dengan nada merajuk.

Tik

Tok

Tik

Tok

"Huftt, bangun dong Yo. Jelasin ke kita apa yang terjadi sama Lo."

Ruangan yang sedikit ceria beberapa saat yang lalu, kembali hening oleh renungan para penghuninya. Mereka sama-sama berharap untuk salah satunya yang tengah sekarat. Sama-sama menunggu kesadaran salah satunya yang masih terpejam.

Semua akan baik-baik saja. Ezio memang baru beberapa hari menjadi teman Regan dan Jojo. Tapi mereka memang serius berteman. Inilah gunanya teman, siap menjadi keluarga, dan akan selalu berada di pihakmu.

Mungkin itulah yang ingin Regan dan Jojo beritahu kepada Ezio. Jika dia tidak sendiri. Dia punya mereka.

"Bangun Yo! Lo masih punya kami. Kita, masih punya kita."

*******

Merqeen melepaskan genggaman tangannya dari perempuan yang berstatus sebagai kekasihnya, setelah berhasil kabur dari dua bocah kurang ajar tadi. Suasananya berubah canggung ditambah Merqeen sendiri bingung mau melakukan apa. Tangannya menggaruk pelan tengkuk yang tak gatal.

"Astaga, kita tadi ngapain sih?" Diana membuka percakapan dengan nada frustasi.

Kemudian dibalas gelengan kaku oleh Merqeen. Ia memalingkan wajah lagi ketika menyadari rona merah di wajahnya tak kunjung menghilang.

"Hah, sudahlah. Kita kan sudah berduaan saja sekarang. Bagaimana kalau ku traktir ice cream?" bosan dengan suasana canggung, Merqeen mendapat ide, membelikan Diana ice cream yang menjadi makanan favoritnya.

Dania tersenyum menanggapi tawaran itu. Pacar tampannya ini tahu saja jika ia suka sekali dengan ice cream.

"Tentu, ayo!"

Merqeen yang melihat antusiasme pacarnya, mengulurkan tangan ala-ala pangeran yang sedang mengajak putri disney berdansa.

"Mari, tuan putri."

Dania menyambutnya dengan tawa, dan balas mengulurkan tangannya dan diterima baik oleh Pangerannya. "Dengan senang hati."

_________________________________

~EZIO~

_________________________________

Haii!
Part ini pendek sekali! aku cukup kecewa dengan diriku sendiri. But i do my best,,

Btw part ini terinspirasi dari salah satu lirik lagunya mbak nadin. Ada yang tau ga?

Jangan lupa vote kalau kalian suka🤍


EZIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang