Hai, selamat datang.
Untuk bagian prolog jangan di skip ya. Karena prolog ini berisi tentang sedikit gambaran dari inti novel ini.Semua cerita yg ada hasil dari imajinasi plus halu parah, haha
Terima kasih, selamat membaca <3
_________^_^_________
"Maaf, Dewa. Kita putus." Ucap Larissa melalui panggilan telepon.
"Atas dasar apa kau memutuskan hubungan? Bukankah selama ini kamu yang memohon agar aku tidak memutuskan hubungan ini?" Tanya Dewa dengan intonasi dinginnya.
"Aku capek, Dewa. Aku capek terus mengemis perhatian kamu. Apalagi semenjak kamu lulus pendidikan militermu. Sikapmu semakin dingin padaku, Dewa."
Hening!
Dewa tak langsung menjawab ucapan Larissa. Ia tidak memedulikan apa yang di ungkapkan Larissa. Pasalnya, ia sama sekali tidak terlalu menaruh hati terhadap gadis itu, meskipun status mereka pacaran. Sebab, Dewa menjalani hubungan dengan Larissa hanya sekadar penyeling waktunya saja.
"Aku udah mendapatkan laki-laki yang selalu ada kapanpun aku butuhkan. Lagian aku juga tidak sanggup kalau harus menjalani hubungan LDR. Jadi, aku ingin kita putus." Lanjut Larissa lagi.
"Baiklah!" Jawab Dewa yang membuat Larissa kesal di seberang sana.
Lantas Dewa segera memutuskan panggilan telepon.
Dewa pacaran dengan gadis itu bermula karena Larissa yang terus-menerus mendekati Dewa. Bahkan, Larissa yang meminta Dewa untuk menjadi pacarnya. Meski terus menerima penolakan, itu tidak melunturkan perjuangan Larissa untuk mendapatkan hati pemuda pujannya itu. Dengan sangat terpaksa dan paksaan dari teman-temannya, Dewa pun menjalin hubungan dengan Larissa.
Sesungguhnya separuh hatinya telah terpaut pada gadis sederhana yang notabenenya teman seangkatannya semasa sekolah. Sulit sekali baginya untuk mendapatkan perhatian gadis itu. Namun, justru itu membuat Dewa semakin mengagumi gadis tersebut.
"Dewa!" Panggil seorang pemuda berseragam PDL AD loreng yang datang dari arah belakang Dewa.
Dewa menoleh. "Iya, Pot. Ada apa?"
"Pot" adalah panggilan untuk prajurit satu angkatan. Mereka memiliki panggilan khusus yang memberikan identitas bahwa mereka berada pada angkatan –atau kerap disebut dengan letting yang sama. Sebutan tersebut dianggap sebagai panggilan sayang menyusul anggapan bahwa rekan satu letting adalah keluarga.
"Udah waktunya latihan menembak. Ayo, Pot. Kita di tunggu sama teman-teman yang lain." Ujar Randi.
"Oh, oke. Ayo gass."
Dewa dan Randi segera bergabung bersama tim menembak di lapangan tembak yang berada di bagian paling belakang Batalyon.
Dewa melangkah tanpa ada beban setelah diputuskan Larissa. Ia merasa lega karena memang sejak awal ia ingin menyudahi hubungan yang tidak berlandaskan cinta itu. Namun, ia tidak memiliki waktu luang untuk mengutarakannya pada Larissa. Sebab, waktu luangnya sangat sedikit. Ada banyak kegiatan yang ia lakukan hingga pada akhirnya Larissa yang menyudahi hubungan mereka.
"Aku akan memperjuangkan cintaku yang sesungguhnya." Batinnya.
____________________Rombongan mahasiswa yang melakukan study tour Jakarta akhirnya tiba di Ibu Kota. Mereka mengendarai bus menuju hotel untuk beristirahat terlebih dahulu.
Pukul 17.15 mereka tiba di Arwana Hotel yang berlokasi di Jakarta Barat.
Satu persatu para mahasiswa turun dari bus dan memasuki lobby hotel untuk check in terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cahaya Sandyakala
General FictionSetulus cahaya sandyakala yang menghiasi angkasa, begitupula cinta yang kumiliki. Menghiasi hidupmu hingga batas waktu yang ditentukan Tuhan. "Aku kembali dengan selamat, sesuai janjiku." -Dewandra Abdi Yudhistira