Bab 4. Di Bawah Langit Pulau Lingan

111 10 1
                                    

Makasih ya buat yg udah vote
.
Happy reading

***

"Perhatikan semuanya! Berdasarkan informasi yang di sampaikan Danyon, bahwa hari ini akan tiba di tempat ini mahasiswa PPL yang akan memberikan edukasi pendidikan kepada anak-anak yang ada di pulau ini. Untuk itu, saya mengimbau kepada kalian semua agar dapat menjalin kerja sama dengan mahasiswa PPL untuk membuat SDM di pulau ini menjadi berkualitas." Ujar Kapten Satriyo.

"Mari sama-sama kita menyejahterakan penduduk Pulau Lingan." Ujarnya lagi memberi arahan kepada anggota militer yang sedang berbaris rapih di hadapannya.

Batalyon infanteri 172/ST mengerahkan 150 pasukan TNI untuk menjalankan kegiatan TMMD di Pulau Lingan. Mereka sudah 2 hari berada di pulau ini dan melakukan beberapa kegiatan yang sudah di programkan dalam kegiatan TMMD.

Siang ini, mereka berkumpul di sekitar kamp untuk menerima arahan dari Kapten Satriyo.

"Saya membutuhkan sepuluh orang untuk menjemput mahasiswa PPL di pesisir pantai." Pinta Kapten Satriyo.

Usai memberikan sepatah dua kata, Kapten Satriyo kembali ke kamp untuk memberikan laporan kepada Danyon terkait kegiatan mereka selama 2 hari, serta mengonfirmasi kedatangan mahasiswa PPL di tempat itu.

Sementara sepuluh anggota TNI yang di perintahkan untuk menjemput mahasiswa PPL kini sudah melangkah menuju pesisir pantai yang terletak tidak jauh dari kamp para TNI.

Sepuluh anggota TNI termasuk Dewa dan juga Randi telah melihat perahu yang ditumpangi mahasiswa PPL itu kini telah berhenti di bibir pantai.

Para anggota TNI dengan sigap membantu para mahasiswa turun dari perahu dan juga membawakan barang-barang mereka.

Di antara para mahasiswa yang turun dari perahu, ada 1 orang mahasiswa yang menarik atensi Dewa. Tatapannya tak lepas dari seorang gadis, hingga akhirnya ia meraih tangan gadis itu kemudian dengan sangat hati-hati, Dewa membantunya turun dari perahu.

Nyaris saja kaki gadis itu menginjak satu karang yang tampak di permukaan air laut.

"Hati-hati." Ucapnya.

Lantas, sang gadis menatapnya dalam waktu yang sangat lama. Tatapan mata mereka bertemu.

Dewa menatap manik hazel gadis itu. Ada rindu yang bergejolak dalam hatinya. Sudah sangat lama rasanya Dewa tak memandang mata indah milik gadisnya. Pandangannya menyapu wajah mulus sang gadis. Cantik. Bahkan menurut Dewa gadis itu bertambah cantik setelah pertemuan 4 tahun silam.

Azura. Ya, gadis itu adalah Azura. Gadis yang selama ini namanya telah tersemat dihatinya.

Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa ia akan bertemu dengan Azura secara langsung. Selama ini, Dewa hanya dapat memandangi foto Azura untuk mengusir rindunya yang seperti telah membludak menggerogoti hatinya.

Melihat Azura yang masih terus menatapnya, ia pun segera menampilkan senyumnya.

"Hai." Ucap Dewa.

"Em... Kam... Kamu?" Sahut Azura terbata-bata. Nampaknya Azura sedang salah tingkah ditatap seperti itu oleh Dewa.

Ah, entah bagaimana lagi cara untuk menggambarkan suasana hati Dewa setelah mendengar suara gadis yang ia cintai selama ini untuk pertama kalinya setelah 4 tahun berlalu. Apalagi mereka kini telah berada di bawah langit yang sama. Langit Pulau Lingan.

Setulus Cahaya SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang