11

11.4K 492 10
                                        

aku menerima kritik dan saran ya guyss, anggep aja buat eval akhir tahun.

Adena mengecup kening Joshua kemudian mengelap keringat yang mengalir di kening pria itu dengan tangan nya.

Ia sudah membersihkan kekacauan yang ada dan membaringkan Joshua di kamar tamu milik Feli. Dia beberapa kali mengirim kan pesan ke Feli untuk meminta maaf dan meminta izin untuk menggunakan kamar tamu.

Adena menatap tubuh telanjang Joshua dan meringis kecil saat melihat tubuh pria itu penuh bercak merah dan ada beberapa bekas kuku nya.

Ia menyentuh rahang Joshua dan mengelus nya, kuku nya benar-benar membekas dengan epik di rahang Joshua.

tangan nya turun lagi menuju leher Joshua yang penuh tanda cinta darinya, padahal ia merasa tidak membuat terlalu banyak tadi. ia turun lagi menyentuh dada, perut dan puting Joshua kemudian mengecup bibir pria itu.

"Maaf."

Adena menghela nafas, tiba-tiba suara pintu kamar diketuk mengalihkan perhatian nya, wanita itu segara menyelimutinya tubuh Joshua kemudian membuka pintu.

"Gimana?," tanya Feli dan Jojo dengan wajah khawatir.

Adena tidak menjawab dan hanya menunjuk kearah joshua yang ada dikasur.

"Bangsat, lo masalah satu aja belom selesai, udah nambah lagi," ucap Feli sambil meninju pipi kanan Adena.

Adena tidak membalas pukulan wanita itu, dia hanya menyentuh bagian yang terasa nyeri karna pukulan Feli.

"Gila," ucap Jojo sebelum menerobos masuk ke dalam kamar itu untuk melihat keadaan Joshua.

Joshua terlihat kelelahan, setidaknya itulah yang langsung terlintas dalam pikiran Jojo meskipun teman nya ini sedang tidak sadar.

Kemudian Jojo melemparkan sebuah kantong plastik yang sedari tadi ia pegang ke Adena.

"Obatin, badannya luka semua," ucap Jojo yang hanya diangguki oleh Adena, ketiganya hening sambil memandangi Joshua sebelum akhirnya Adena berdehem untuk mengkode mereka agar keluar.

Setelah yang lain keluar, Adena membaringkan tubuhnya di samping Joshua dan memeluk tubuh Joshua, lagi-lagi ia tidak menandai pria itu sebagai mate nya.

"Ku harap kau mau mendengar ku nanti," ucap Adena berbisik ditelinga Joshua sambil mulai mengobati luka-luka karna kuku nya ditubuh Joshua.

Ia sedikit prihatin melihatnya, namun mau bagaimana lagi, lagipula ini juga bukan sepenuhnya salah nya, Joshua juga ikut andil dalam hal ini, coba saja ia mau mendengarkan Adena dulu, pasti hal ini tidak akan terjadi.

setelah selesai mengobati Joshua, ia beranjak untuk duduk disofa dan mulai fokus pada laptop nya, wanita itu benar-benar tenggelam dengan fokusnya.

Tanpa menyadari waktu terus berjalan dan malam sudah bangkit menyelimuti bumi berbarengan dengan Joshua yang membuka matanya.

"Ahh," Joshua mengeluarkan desahan pelan saat ingin mendudukkan dirinya dan hal itu berhasil mengalihkan perhatian Adena.

Adena segera mendekati Joshua dan membantu pria itu untuk duduk namun sepertinya bantuan itu ditolak oleh Joshua, Joshua menepis tangan Adena yang hendak menyentuhnya dan lebih memilih untuk duduk dengan usahanya sendiri.

Ringisan yang keluar dari mulut Joshua juga membuat Adena meringis karna merasa khawatir.

Joshua menyibakkan selimutnya dan memaksakan diri untuk berdiri dan pergi tapi hal itu tidak berjalan seperti keinginan nya, kaki terasa sangat lemas belum lagi rasa sakit dibagian belakang nya membuat Joshua kehilangan keseimbangan untung saja ada Adena yang menahan tubuhnya setidaknya Joshua tidak langsung terduduk dengan kencang di kasur dan membuat bokong nya terasa semakin sakit.

"Hati-hati," ucap Adena sambil membantu Joshua untuk duduk lagi.

"Mau minum?," sambung Adena sambil mengelus rambut halus Joshua, pertanyaan itu hanya dibalas anggukan oleh Joshua, tenggorokan nya sudah terasa begitu kering.

Joshua meneguk air yang disodorkan oleh Adena dan menghabiskan nya dalam beberapa tegukan.

"Mau makan?," tanya Adena lagi sambil mengelus-elus rambut Joshua.

"Jo, coba tengkurap bentar," Adena berkata lagi.

"Mau ngapain? Gue benci sama lo, Adena," balas Joshua yang membuat Adena mengangguk, ia tetap menuntun Joshua agar tengkurap.

Setelah Joshua berbaring sesuai keinginannya, Adena mulai menaikkan kaos pria itu yang membuatnya panik.

"Lo mau ngapain, sialan?," Joshua berusaha bangkit lagi namun punggungnya ditahan oleh Adena.

Adena mulai menekan punggung dan memijat punggung dan pinggul Joshua, saat Joshua masih tidak sadarkan diri ia sempat mencari apa saja yang harus dilakukan untuk aftercare dan memijat adalah opsi yang paling banyak direkomendasikan.

Awalnya Joshua terkejut tapi lama kelamaan dia mulai bisa menikmati sentuhan Adena.

Mungkin setelah ini Adena bisa membicarakan masalah mereka hingga selesai.

tbc.

damn! || a femdom story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang