25

2.9K 206 24
                                    

typo tandain

Joshua menatap jam yang berada di dinding apartemen, masih pukul 11 siang, masih terlalu awal untuk adena pulang. Ia menutup bukunya, membawanya ke meja yang ada di kamar sambil sesekali bersenandung.

Tubuhnya ia rebahkan di sofa ruang tengah sambil mendengarkan televisi yang menampilkan acara pencarian bakat.

Tiba-tiba ia teringat dengan buku milik Adena yang ia baca tadi pagi, apakah adena yakin bahwa ken akan kembali? dan apakah itu juga alasan yang membuat Adena belum menandai Joshua hingga sekarang, padahal jika dipikir-pikir Joshua sudah mulai terbuka dengan Adena, Pun jika ia marah karna ditandai itu pasti hanya sesaat.

Joshua menghela nafas, berpikir seperti itu membuat nya mual, ia merindukan ibu dan ayahnya, entahlah, ia sekarang merasa sedih dan sesak padahal tidak terjadi apa-apa. Lamunan nya buyar saat mendapati chat dari Adena.

Adena
Jo, gue balik telat
Malem kayanya baru balik
Ga usah lo tungguin wkwk

Siapa juga yg bakal nunggu

kan siapa tau
Yaudah, jangan lupa makan

Tumben, setidaknya itulah satu kata yang terlintas dibenak Joshua saat membaca chat Adena, semenjak mereka terpaksa 'terikat' Adena jarang pergi dan lebih sering menghabiskan waktu dengan Joshua.

Dirinya memutuskan untuk beranjak dari sofa dan menuju dapur untuk mulai belajar memasak, ia mendengarkan dengan seksama tutorial dari YouTube sebelum lagi-lagi fokusnya terganggu karna ponselnya berbunyi. Kali ini karna telepon masuk, senyum nya mengembang saat melihat bahwa ternyata ibunya yang menelpon.

"Halo bun? Tumben nelpon duluan," ucap Joshua dengan nada tengil khas miliknya saat sambungan telepon mereka sudah terhubung.

'ih kamu mah, emang ga boleh ya? bunda kangen bangett sama Joshua,' ucap bundanya dengan nada dibuat sesedih mungkin.

"HAHAHA, boleh lahh, joshua ga bilang ga boleh bun," balas nya sambil tertawa ringan, setidaknya bundanya telah menaikkan mood nya hari ini.

'main kerumah yuk? bunda jemput ya?,' tawar sang bunda.

"kalo gitu mah kenapa ga bunda aja yang main kesini?," tanya Joshua sambil menyandarkan kepalanya di kulkas.

'ihh bunda kan pengen nya kamu main ke sinii,' jawab bunda nya dengan nada kesal.

"iyaa, maaf yaa, aku kesana naik taksi aja bun," ucap Joshua sambil melanjutkan acara masak memasak nya yang sedari tadi terhenti.

"Bunda jemput aja, tunggu ya"

Joshua terkekeh saat melihat sambungan telepon mereka sudah mati,  ia segera menyelesaikan kegiatan nya, sebenernya joshua tidak benar-benar menyelesaikan nya ia hanya membereskan printilan nya dan menyimpannya nya di kulkas.

Joshua sedikit merapikan penampilan nya agar bundanya tak sakit mata saat melihat nya.

Beberapa menit kemudian, ibunya menelpon sekali lagi, Joshua tidak berniat mengangkat panggilan itu dan langsung keluar dari unitnya untuk menemui sang ibu yang berada di mobil.

"Siang bun," sapa Joshua saat memasuki mobil bundanya, ia mencium pipi sang bunda yang dibalas senyuman oleh wanita itu.

"Siang sayangnya bunda,"

Bunda Joshua mengamati wajah anaknya sebelum akhirnya melajukan mobil milik nya menuju rumah.

"Gimana? Seru?," tanya sang bunda sambil tetap fokus menyetir. Sedangkan Joshua hanya menghela nafas sebagai jawaban, ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan dan oh! tunggu, seperti nya ia mengenal orang yang ada di cafe itu.

"Itu bukan nya Adena?," tanya sang bunda saat menyadari apa yang ditatap oleh anaknya.

"gatau bun," balas joshua singkat, ia sepertinya mengenal pria yang ada diantara feli, adena dan jojo.

"udah bunn, jangan kepo, mobil nya jalanin," ucap Joshua sambil tertawa saat sang bunda terus fokus pada Adena dan yang lain padahal lampu nya sudah berganti menjadi warna hijau.

"kamu engga galau jo?," tanya sang bunda.

"galau karena barusan? engga kok bun," balas Joshua berbohong, ia tidak mau memberitahu ibunya bahwa ia sedikit sedih melihat Adena nampak sangat dekat dengan pria yang tidak ia ketahui namanya. Feli dan Jojo juga tampak menikmati kehadiran pria itu ditengah-tengah mereka.

"Kamu mah kalo sedih, ya sedih aja nak," balas sang bunda sambil mengelus rambut Joshua dengan tangan kirinya.

"Engga papa kok bun," ucap joshua sambil menikmati sentuhan ibunya.

"Bunda selalu dukung kamu jo, jadi kalo mau mundur kabar-kabar ya," kata sang ibu dengan nada bercanda yang dibalas kekehan oleh Joshua, setidaknya untuk sekarang ia menganggap hal itu adalah guyonan.

'joshua adena'

Joshua sampai dirumah sekitar pukul 8 malam, saat ia membuka pintu ia sedikit dikejutkan dengan adanya Adena yang menatap nya tajam.

"Habis dari mana?," tanya Adena sambil mendekati Joshua, ia mengamati pria itu dari bawah hingga keatas.

"Dari rumah bunda," jawab Joshua dengan tenang, ia mengambil langkah menjauh dari Adena setelah menaruh sepatu nya.

"Ga ngabarin, pulang malem, ga sekalian ga usah pulang jo?," ucap Adena, ia menahan tangan joshua agar tidak menjauh dari dirinya.

"Iya, lain kali ga pulang," balas Joshua dengan tenang tanpa hendak melepaskan diri dari genggaman Adena.

Adena memejamkan matanya, dengan sengaja menguarkan feromon milik nya dengan sangat pekat yang tentu saja membuat Joshua merasa seperti tercekik.

Joshua memejamkan mata nya saat merasakan pasokan oksigen nya semakin berkurang, sedangkan adena nampak tak peduli dengan reaksi itu.

"Enak?," tanya nya sambil menyentuh rahang joshua dan menekankan kuku kukunya disana.

"bangsat adena" bisiknya lirih sebelum akhirnya semuanya gelap.

Adena menghela nafas pelan, sekarang Joshua sudah berada di pelukan nya, ia menatap wajah Joshua yang menampakkan guratan lelah, beberapa hari ini joshua memang jarang tidur nyenyak karna perutnya yang terasa tidak nyaman.

Adena memindahkan joshua ke kamar dan mengganti pakaian milik pria itu, kemudian duduk di sofa dan membalas beberapa pesan dari seorang pria.

Setidaknya itu untuk sekarang. Dan doakan lah yang terbaik untuk keduanya.

tbc

damn! || a femdom story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang