16

7.6K 400 39
                                        

Keesokan harinya, Joshua kembali mendatangi UKS bersama dengan Jojo, ia sama sekali tidak tahu menahu soal kedatangan adena ke kelas nya, yang ia ketahui adalah hanya jojo yang bersama dengan nya saat itum

Saat sampai di uks bukan nya diperiksa, dokter itu malah menyuruh Joshua ke ruang kepala sekolah.

"Joshua, kamu keruang kepala sekolah dulu ya? Ada yg perlu dibicarakan, Jojo tetap disini untuk bantu saya membersihkan UKS," ucap sang dokter yang membuat Joshua bingung dan membuat Jojo mendelik kesal.

"Saya nemenin Joshua ke kepsek aja bu, ibu ngga kasian liat wajah joshua yang udah pucet?," tanya Jojo berusaha menghindar dari perintah dokter itu.

Jojo memang tidak berbohong, wajah Joshua memang tampak pucat dan tidak terlihat sehat.

"Ruang kepala sekolah tidak jauh dari sini Jo, jangan banyak alasan dan tetap disini," ucap dokter kearah jojo dan menuntun Joshua pergi dari ruang kesehatan.

Joshua tentu saja hanya menuruti perintah sang dokter dan berjalan menuju ke ruang kepala sekolah dan mengetuk nya.

Satu hal yang membuat nya terkejut adalah saat melihat orang tuanya sudah duduk di depan meja kepala sekolah dengan tatapan kecewa mengarah ke arah nya.

Joshua segera mendudukkan dirinya di antara kedua orangtuanya, kemudian membiarkan kepala sekolah mengamati nya kurang lebih 3 menit.

Sang kepala sekolah menyadari bahwa Joshua belum ditandatai atau menjadi mate seseorang. Dengan berat hati ia mengambil sebuah map dan menaruh nya diatas meja sebelum akhirnya mendorong map itu ke arah Joshua.

"Silahkan dibuka Joshua," ucap sang kepala sekolah. Joshua menatap mereka semua sebelum akhirnya membuka map itu.

TENTANG PEMBERHENTIAN SISWA.

Joshua langsung melemas saat membaca judul dari dokumen itu, dibaca nya perlahan setiap kata yang ada, surat itu mencantumkan nama nya itu artinya dia sudah dikeluarkan dari sekolah? hari ini adalah hari terakhirnya bersekolah?.

Ia menatap kearah kedua orangtuanya dan kepala sekolah kemudian menggelengkan kepalanya seolah tidak mau hal ini terjadi.

"Bu, salah saya apa?," tanya Joshua, ia tidak mau dikeluarkan dari sekolah ini.

Sang ibu kepala sekolah kemudian memberikan lagi map yang berbeda yang langsung dibuka dengan terburu-buru oleh Joshua.

Didalam nya terdapat sebuah foto USG entah milik siapa, Joshua kembali menggeleng tanda ia tak mengerti, mata nya beralih menatap sang ibu yang mengangguk kemudian mengelus rambut nya.

"Joshua, kamu hamil dan seperti yang terlihat kamu belum memiliki mate, maka sesuai peraturan yang ada mulai besok kamu diberhentikan dari sekolah ini," ucap sang kepala sekolah dengan berat hati, ia tidak menyangka akan mengeluarkan Joshua murid yang pernah berdedikasi besar untuk sekolah.

Sang ayah menghela nafas pelan kemudian mengelus rambut anak nya, ia benar-benar kecewa dengan kenyataan yang menimpa anak nya, namun memarahi Joshua bukan lah pilihan yang baik, ia tidak mau membuat Joshua tertekan.

Setelah keluar dari ruang kepala sekolah, semua mata siswa menatap kearah nya dengan tatapan mencemooh, kata-kata jahat bahkan dilontarkan bagi nya.

Joshua berjalan menuju kelas kemudian mengambil semua barang nya, ia menunduk dalam diam membiarkan banyak kata-kata terlontar untuk nya.

Rasa bencinya terhadap Adena semakin tinggi, ia benar-benar tidak akan memaafkan Adena, semua ini adalah salah Adena.

Sesampainya dirumah, Joshua tidak bisa langsung beristirahat karena perutnya kembali bergejolak.

"Duh, lemes ya nak?," tanya sang bunda sambil mengurut tengkuk Joshua sedangkan pria itu menunduk menghadap kearah wastafel.

Belum sempat menjawab, Joshua sudah luruh ke lantai dan membuat ibu nya panik dan segera berteriak memanggil sang ayah.

Ayah Joshua mengendong anak nya menuju kamar dan membaringkan Joshua disana. Tanpa disangka-sangka Joshua tiba-tiba terisak sambil menyembunyikan wajah nya.

"Hei? Anak bunda kenapa nangis?," tanya sang bunda sambil mengelus kepala anak nya, ia memang kecewa tapi ia tidak mau joshua seperti ini.

Terakhir kali Joshua menangis adalah saat pria itu berada di bangku sekolah dasar.

"Maafin Joshua," ucap nya sambil terus terisak, ia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri, seharusnya ini tidak terjadi, seharusnya ini tidak berakhir seperti ini.

Sedangkan disisi lain, Jojo, Adena dan Feli belum mendengar tentang berita pengeluaran Joshua dari sekolah karna mereka sedang berada ruang pembinaan sehingga tidak mengerti tentang berita-berita yang ada.

"Joshua tadi gimana?," tanya Feli sambil tetap fokus menekuk kertas undangan.

"Ngga tau anjing, gue tadi malah disuruh bersih-bersih UKS," balas Joshua sambil melemparkan satu lembar undangan itu dengan kasar.

Sedangkan Adena saat ini dilanda rasa resah dan gelisah, entahlah, rasa ini muncul begitu saja tanpa sebab, Adena juga bingung apa penyebab dari rasa ini.

'joshua & adena'

K

eesokan harinya, seperti biasa Jojo menghampiri kelas Joshua untuk sekedar berbincang atau sarapan, jujur saja ia sedikit bingung saat melihat bangku Joshua kosong namun dirinya tidak ambil pusing dan tetap memilih duduk disana untuk menunggu Joshua.

10 menit

20 menit

30 menit

Bell tepat berbunyi saat jam menunjukkan pukul 7, Jojo menatap bingung kearah pintu yang tidak menampilkan tanda-tanda kehadiran Joshua.

"Joshua izin?," tanya Jojo ke sekretaris kelas.

Sekretaris itu mengernyitkan dahi nya kemudian menatap bingung kearah Jojo.

"Bukan nya joshua udah dikeluarin ya kemarin?," tanya nya yang membuat Jojo melotot.

"HAH?! KENAPA?!,"

semua murid dikelas itu langsung menatap kearah Jojo, begitu pula murid di depan nya, wanita itu langsung mengelus dadanya karna terkejut.

"Ketauan hamil padahal belum punya mate," jawab nya yang membuat Jojo mengepalkan tangan nya. Ia sudah yakin ini akan terjadi.

Wajah pria itu yang awalnya terkejut langsung berubah datar, ia harus memberi pelajaran pada Adena sesegera mungkin.

tbc, aku lanjutin besok, aku ngantuk 😰

damn! || a femdom story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang