damn! || a femdom story

04

ditunggu vote nya bubiss, seperti biasa bub, kalo ada typo tolong tandain yaa.

Joshua menghela nafas pelan kemudian beranjak dari tempat duduknya saat mendengar bel istirahat berbunyi, selama pelajaran tadi dia sama sekali tidak fokus mendengar kan penjelasan gurunya.

Pria itu lebih fokus untuk membenamkan wajahnya ditumpuan tangan, dan memejamkan matanya. Rasa kantuknya lebih menguasai dirinya daripada rasa fokus.

Joshua berjalan menuju kelas Adena yang berada lumayan dekat dari kelasnya, hanya berjarak 5 kelas dari kelas milik Joshua.

Sesampainya di kelas Adena, Joshua menyembulkan kepalanya di pintu kelas Adena untuk mengintip.

"Eh?, Joshua? Cari Jojo ya?," tanya Feli saat melihat wajah Joshua, sedangkan pria itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kearah Feli.

"Mau cari Adena, ada?," jawab Joshua masih dengan senyum yang menurut Feli sangat memikat.

"Adaa, lagi tidur dia, masuk sinii," balas Feli sambil mengkode Joshua untuk masuk ke kelas nya.

Saat sudah masuk, Joshua bisa melihat Adena duduk disamping Feli dengan kepala berada dimeja dan mata terpejam.

Satu hal yang Joshua tidak tau adalah, sedari tadi kaki Feli terus menyenggol-nyenggol kaki Adena, berusaha untuk membangunkan wanita itu.

"Adena nya masih tidur ya?, yaudah gue pamit aja ya? nanti istirahat kedua gue balik lagi," ucap Joshua saat melihat Adena masih terus tertidur.

"Duh, Jos gue—," kata-kata Feli terputus saat tiba-tiba Adena berbicara.

"Mau ngomong apa?," tanya Adena sambil mengangkat kepalanya dan menunjukkan wajah khas orang bangun tidur.

"Ngomong di parkiran aja lah ya?, biar Feli ngga denger," sambung Adena dengan nada bercanda sambil berdiri dan menepuk pundak Feli.

Adena berjalan didepan, memimpin perjalanan mereka. Dengan Joshua yang berjalan dibelakangnya. Jujur, Adena sangat menyukai wajah Joshua yang sekarang, wajah pria itu nampak lebih merona daripada hari-hari lain.

"Jadi? Mau ngomong apa? Kok tumben banget?," tanya Adena dengan wajah menyebalkan seperti biasanya.

"Guemintamaaf," ucap Joshua dengan cepat yang membuat Adena mengerutkan keningnya.

"Hah? ngomong apa barusan?,"

Adena menatap wajah Joshua dengan bingung, ia sebenarnya mendengar ucapan Joshua, hanya saja wanita itu takut salah dengar.

"Btw, gue ngga bakalan grepe-grepe lo kok," ucap Adena saat mencium aroma Joshua yang tiba-tiba begitu pekat.

"Hah?."

"Bau lo gila, pekat banget, gue berasa dimasukin ke toples," kata Adena.

Sedangkan Joshua mulai menatap wanita itu bingung, menurut perasaan nya ia sama sekali tidak sedang mengeluarkan feromon.

"Lo lagi mau rut? Atau udah?," tanya Adena yang hanya dibalas gelengan oleh Joshua.

Pantas saja wajah pria itu memerah, ternyata ini penyebab nya.

"Ngga usah bahas gue dulu, jadi gimana?," tanya Joshua kearah Adena, ia sedikit panik jika ucapan maaf nya tidak terima oleh wanita itu.

"Gimana apa nya?, gila, lu mending pulang aja deh," jawab Adena, wanita itu mulai sedikit mengerutkan hidungnya karna feromon milik Joshua.

"Nanti ada rapat," balas Joshua, pria itu sedikit merasa sedih, karna Adena seolah tidak mendengar permintaan maaf padahal yang sebenarnya terjadi adalah Adena tidak mau salah paham.

"Ugh..," lenguh Joshua pelan yang berhasil membuat Adena berdecak.

"Nahkan, lo tunggu sini, telfon orang tua, gua ambil tas sama sekalian izin," Ucap Adena dengan nada tegas seolah tak ingin dibantah.

Dengan cepat wanita itu berjalan ke arah ruang piket untuk meminta izin dan mengambil kertas izin kemudian menuju kelas Joshua untuk mengambil tas pria itu.

Saat kembali ke parkiran ia sudah melihat Joshua bersandar di kursi dengan dasi terlepas dan dua kancing seragam terlepas.

"Lo udah telfon?," tanya Adena yang tidak dibalas oleh Joshua.

"Halah, tai kucing,"

Adena menarik tangan Joshua dan mengajak nya untuk masuk kedalam mobil miliknya. Untung hari ini dia membawa mobil jadi bisa mengantarkan Joshua untuk pulang.

Kedua nya kini sudah duduk di mobil Adena, namun bukan nya segera menjalankan mobilnya, Adena justru malah terpaku ke wajah Joshua yang terlihat sangat tampan.

Dirinya bingung, apakah ia harus melepaskan Joshua atau tidak?

tbc.