14

6K 360 30
                                    

"Kenapa bisa kena bubur sih?," ucap Bunda Joshua sambil mengelus rambut anak nya yang sedang berbaring dan terkekeh.

"Ngga tau bun," balas Joshua sambil membiarkan dokter memeriksa ruam-ruam merah di dada dan perut nya.

Sedangkan ayah Joshua hanya menggelengkan kepalanya pelan, seolah pasrah dengan kelakuan Joshua yang ada-ada saja tingkah nya.

Selesai dengan pemeriksaan, dokter memberikan salep untuk mempercepat penyembuhan ruam-ruam itu.

Sesampainya di rumah Joshua kembali berbaring dan kembali mendengarkan ocehan bundanya yang kembali mengomeli nya, selain itu ia juga kesal karna melihat wajah ayahnya yang terlihat seperti mengejek dirinya yang sedang diomeli.

"Kamu bunda ngomong denger ngga?," tanya sang bunda sambil mencubit lengan Joshua yang langsung dibalas anggukan cepat oleh anaknya, melihat hal itu sang bunda hanya menghela nafas kemudian mengelus lengan anak nya yang ia cubit tadi.

"Besok ada pemeriksaan kesehatan ya?," tanya ayah Joshua sambil mendudukkan tubuhnya di samping ranjang Joshua.

"iyaa," balas Joshua, pemeriksaan yang dimaksud adalah pemeriksaan untuk melihat apakah ada omega atau beta yang hamil, jika ada yang kedapatan hamil mereka akan dikeluarkan dari sekolah jika tidak mempunyai mate, tapi selama ini yang ditemukan hamil sudah memiliki mate. Joshua belum mendengar ada kasus omega atau beta dikeluarkan dari sekolah.

"Yaudah, mau makan sekarang?," tanya bunda.

"Ngga deh bun, perutku ngga enak," jawab Joshua sambil mengambil ponselnya dan mulai bermain game.

"Gara-gara ketumpahan itu?," sang bunda kembali bertanya namun mendapatkan gelengan dari Joshua.

"Engga bun, cuma mual aja," balas Joshua dengan senyum nya untuk menenangkan sang bunda.

"Loh? kamu sakit? kenapa ngga bilang bunda?," bukan nya tenang, Joshua malah dihadiahi runtutan pertanyaan dari sang bunda.

"Aku ngga papa bun, cuma mual aja,"

Joshua berusaha membuat ibunya percaya bahwa ia mengatakan kejujuran.

"Kenapa mual?," tanya sang bunda lagi yang membuat Joshua menghela nafas, sang ayah yang melihat Joshua mulai frustasi pun terkekeh dan menarik istrinya pelan untuk keluar.

"Biarkan Joshua beristirahat, mari kita berdua makan malam," ucap sang ayah sambil menutup pintu kamar Joshua dan meninggalkan pria itu sendirian dikamar.

Keesokan paginya, Joshua berangkat ke sekolah seperti biasa dengan ayah nya, ruam-ruam ditumbuh nya dibalut kasa agar tidak terasa nyeri saat bergesekan dengan kain.

Jujur saja, rasa mual yang semalam semakin parah sekarang, hingga Joshua benar-benar ingin muntah, namun ia menahan hal itu selama diperjalanan menuju ke sekolah agar ayah nya tidak khawatir.

Sesampainya di sekolah Joshua langsung berlari ke toilet dan memuntahkan semua isi perutnya disana, rasa mual ini benar-benar tidak nyaman.

Joshua ingin menghubungi Jojo untuk membantunya, namun setelah dipikir-pikir ia terlalu banyak merepotkan sahabat nya itu.

Joshua menyandarkan kepalanya di dinding salah satu bilik toilet sebelum akhirnya membilas mulutnya dan membasuh wajah nya.

Setelah menghela nafas pelan, Joshua memutuskan untuk keluar dari toilet dan berjalan menuju kelas nya sambil beberapa kali membalas sapaan yang dilayangkan untuk nya.

"Hari ini jamkos kan?," tanya Joshua saat melihat Jojo sedang duduk di meja miliknya.

"Heem, kelas gue sih jamkos nanti," balas Jojo sambil turun dari meja milik Joshua.

"Kelas lo jamkos, berarti kelas gue juga," ucap Joshua yang membuat Jojo menatap nya dengan tatapan jijik.

"Wajah lo ngga usah gitu, mual gue liatnya," balas Joshua sambil melempar kan buku tulis milik nya ke wajah Jojo.

"Lo lagi sakit ya?," tanya Jojo yang dibalas gelengan oleh Joshua, karna memang kenyataannya dia tidak sakit.

"Tapi lo pucet," ucap Jojo lagi dengan ekspresi sok panik yang membuat Joshua semakin kesal dengan pria itu.

Baru saja ia hendak berbicara, rasa mual kembali memenuhi tenggorakan sehingga ia lebih memilih untuk berlari ketoilet sambil menutup mulutnya yang membuat Jojo terkejut dan bingung.

"Woi?! ngapain lari?!," tanya Jojo, pria itu ikut berlari dan mengejar Joshua yang berlari menuju toilet yang ada di ujung lorong.

Suara orang muntah yang ia dengar saat memasuki toilet membuat Jojo panik dan khawatir, ia mengintip kesemua bilik kamar mandi untuk mencari dimana Joshua hingga ia menemukan pria itu ada disalah satu bilik toilet dan sedang memuntahkan cairan bening.

"Jo?!, anjir, kok lo sakit beneran sih?," tanya Jojo sambil memijat tengkuk pria itu.

Segera setelah Joshua selesai muntah, Jojo mengajak teman nya itu ke UKS yang masih sepi, namun ternyata disana ada seorang dokter yang akan memeriksa para omega dan beta nanti.

"Dok! Dok! periksa temen saya dok! dia sakit, saya ngga mau ditinggal mati," ucap Jojo dengan dramatis yang dibalas pukulan kencang dari Joshua di perut pria itu.

Dokter yang melihat kelakuan dua bocah itu hanya terkekeh dan menyuruh Joshua untuk berbaring meskipun pria itu sudah menolak untuk diperiksa.

Saat memeriksa Joshua, sang dokter mengerut kan keningnya dan menatap tubuh Joshua, dari proporsi tubuh Joshua ia yakin bahwa pria itu adalah seorang alpha.

Untuk memastikan sekali lagi, sang dokter menyuruh Jojo untuk keluar dan memeriksa Joshua lebih intens.

Dan ia yakin, hasilnya ini tak akan salah.

Seorang alpha hamil? Ini tidak mungkin.

tbc

aku baru sadar tulisan ku pendek-pendek wkwk, maaf ya

damn! || a femdom story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang