Stefan menangkup payudra mathilda yang bulat dan padat yang hampir tidak bisa digengamnya mendorongnya keatas dengan telapak tangan nya meremasnyamenjadi bentuk erotis hingga membuat air asi mathilda muncrat dan mengalir
Jari jarinya meremas dengan liar dan sesekali menjilati asi yang keluar deras, dengan sengaja mencubit puting susu berwarna merah muda kemudian memutar ujung jarinya, menarik puting susu keatas dan kebawah atau menjentikannya kedepan dan kebelakang dengan cepat agar semangkin merah dan bengkak
"Ahhhhhhhh janganhhh" kenikmatan menyebar dari putingnya dan asi yang keluar semangkin banyak, mathilda menolak dan mencoba mendorong tangannya
Tangan stefan tidak bergerak dia terus memainkan puting susunya dengan kuat "apa, kamu ingin mengingkari janjimu, apakah kamu tau orang yang suka mengingkari janjinya tidak berbeda dengan anjing, apakah kamu ingin aku berhenti"
Mathilda menggelengkan kepalanya "janganhhh"
Mata stefan melembut "kalau begitu patuh saja oke, aku berjanji tidak akan menyakitimu"
Tapi kemudian dia menatap payudara mathilda dan melepaskan tangannya "kalo kamu tidak ingin aku terus bermain dengan payudramu maka angkat payudramu dan arahkan dkedalam Mulutku"
Mathilda mengigit bibirnya sedih tapi tetap melakukan perintah stefan
Dia meraih payudara besarnya dengan kedua tangannya, menyatukan dan mengangkatnya
payudaranya terlalu besar sehingga dia tidak bisa megangnya hanya dengan 1 tangan saja, sejumlah besar daging payudara yang putih dan lembut keluar dari sela sela jarinya
Pipi putih mathilda merah dia mengigit bibirnya sedih dan menatap Stefan dengan mata berkabut, mata stefan mengelap dan penuh gairah saat melihat gambar erotis dan penuh nafsu didepannya
Hasrat seksual nya melonjak, dengan tidak sabar dia menjepit puting susu mathilda dengan bibirnya, menyedot puting susu kuat kuat kedalam mulutnya, menjilatnya bolak balik dengan lidahnya, dan mengigit puting susu dengan giginya
"Ahhhhh umhhh" mathilda mendesah dan mengerang tak berdaya
"Yahhhh ahhh janganhhhh digigithhh" mathilda menggeleng kan kepalanya
Kepala stefan terkubur didadanya, memainkan lidahnya diantara bongkahan lembut itu dan menyesap asi yang keluar
"Mhhhh ahh stefff" mathilda tidak bisa menahan desahannya saat lidah stefan bermain disekitar dada dan putingnya
Setelah puas bermain didada mathilda stefan mengangkat wajahnya dan tersenyum lembut
Ia mengalihkan perhatiannya diselengkangan mathilda
Setelah banyak ransangan yang diberikan Stefan lubang vagina mathilda sudah mengeluarkan air bening membuat area sekitarnya berkilau
Tanpa pikir panjang dia melumuri jari jarinya menggunakan air yang keluar dari vagina mathilda dan memasukan 1 jarinya kedalam lubang sempit mathilda
Jari jari stefan panjang dan besar setelah dia memasukan jari tengahnya mathilda merasa sesak sekaligus nyaman dilubang vaginanya
"Ahhhhh steffff mnhhhhhh" erang mathilda keenakkan, rasa gatal dilubang nya berkurang sedikit
Lubang vagina mathilda terasa hangat dan lembut, lembab dan basah ketika dia menggerakkan jarinya dinding dinding itu terbungkus rapat tanpa celah
"Ah ahh stefhh pelanhhh pelanhhh" ucap mathilda saat merasakan jari kasar stefan mengaduk ngaduk lubang vaginanya dengan cepat
"Tapi sayang tampaknya kamu dangat menyukai permainan jariku, bahkan lubang vagina mu menjepit dan menyedot jariku sangat erat" stefan mencoba memasukan satu lagi jarinya, mendorong masuk dan keluar sambil melebarkan lubang vagina dengan 2 jarinya
"Ahhhhhhhhhhh stefffff stoppphhh sakitttttttthhh" jerit mathilda saat merasa stefan menambahkan 1 lagi jarinya bahkan mencoba melebarkan lubang vagina nya yang masih terlalu sempit
"Rileks sayang, tarik nafas terus buang" ucap stefan lembut tanpa menghentikan gerakan kedua jarinya
"Mhhhhhh shhhhh anhhhhhh" erang mathilda keenakkan, rasa sakit yang dia alami sedikit berkurang dan digantikan rasa nikmat
Plok plok plok
Setelah beberapa saat lubang vagina mathilda dibanjiri cairan
"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh" tubuh mathilda teras lemas saat merasakan pelepaaan
Stefan mencabut jarinya yang basah kuyup, telapak tangan dan punggung tangannya juga basah
Dia menjilati cairan ditangannya sampai habis dan melahap vagina mathilda sesekali menyedot lubangnya kuat
"Ahhhhh stefffff jangan kuathhh kuathhh sayangggggg" tubuh dan kaki mathilda gemetar hebat
Setelah semua cairan vagina mathilda masuk kedalam mulutnya dia menatap mathilda
"sayang airnya keluar sangat banyak dan rasanya manis dan gurih" puji stefan jujur, memang cairan vagina mathilda tidak berbau sedikitpun bahkan ada rasa manis dan gurih, walaupun dia tidak pernah mencium bau cairan vagina wanita lain tapi dia tau jika rasa cairan vagina itu tidak memiliki rasa manis tapi sedikit asin dan berbau tidak sedap sangat berbeda dengan milik mathilda yang harum dan manis
Bahkan bau tubuh mathilda pun begitu harum dan memabukkan, membuatnya ingin terus menghirup bau tubuh mathilda
Mathilda merasa malu dengan pujian itu dan dia mengrucutkan bibirnya tanpa berbicara
Stefan berdiri sambil tersenyum, dia menggendong mathilda kesofa sofa sebelah, setelah membaringkan tubuh mathilda disofa dia membuka lututnya
Semua aspek merah muda dan putih terpapar keudara, dan sangat basah dan bisa dilihat sekilah, setiap detail terlihat olehnya
Mathilda merasa malu saat vaginanya ditatap begitu intens oleh stefan, dia ingin menutup kakinya, tapi sebelum dia bergerak stefan meliriknya
"Sayang apa kamu ingin kuhukum karena telah membohongi ku" tanya stefan dengan suara serak
Mathilda tidak tau 'hukuman' seperti apa yng stefan bicarakan, tapi intuisi nya mengatakan jika itu berbahaya jadi dia diam tidak bergerak
Stefan Mendekati mathilda dan menempelkan penisnya kevagina mathilda, dia menggosokkan kepala penisnya di klitoris dan mengesek celah sempit itu keatas dan kebawah
"Nghhhhh ahhhhhh mhhhhhhhh" kepala mathilda terasa pusing karena kenikmatan diarea vaginanya
"Nghhh shhh" stefan mendesis nikmat, dia memasukan penisnya kelubang vagina basah mathilda secara perlahan
"Ahhhhh stefffff sakittttt hentikanhhhhh" mathilda menggelengkan kepalanya keras dan mencoba menarik pantatnya agar penis besar stefan tidak masuk
"Sayang heii, tenang sajahhh setelah shh kontolku memasuki memekmu rasahh sakithh ituh tidakhhh akan lamahh" ucap stefan, dia menahan pinggang mathilda dan kembali memasukan penisnya
Begitu penisnya masuk setengah bagian tengah yang ekstra tebal tersangkut dilubang
"ahhhhhhhhhh berhentihhhh keluarkanhhh cepatthhh hiks hiks sakithhh, gak mauhhh,cepatt keluarkanhhh,sakitttt" mathilda menjerit dan menangis saat merasa vaginanya diregangkan begitu keras
Darah segar mengalir dari vagina mathilda menandakan keperawanannya telah menghilang
Melihat darah mengalir dari vagina mathilda setitik rasa bersalah memenuhi hati stefan
'Aku tidak bisa menghentikan hubungan sex ini, karena sudah terlanjur maka nikmati saja' batin stefan
Stefan mengeluarkan penisnya sedikit kemudian memasukannya dengan kuat, meregangkan lubang kecilnya sampai ketepinya, lipatannya dibuka dengan paksa, kelenjar yang keras ditekan keleher rahim, perut bagian bawah yang semula rata tercetak bentuk penis seperti busur
"AHHHHHHHHHHH STEFFFFF" air mata mengalir keluar dari mata mathilda, dia mengigit bibirnya keras
Melihat mathilda mengigit bibirnya stefan meremas payudara mathilda kuat, melihat mathilda membuka mulutnya dia dengan cepat melumat bibir dan lidah mathilda, tangannya memilin puting susunya untuk mengalihkan rasa sakit divagina mathilda
Stefen mendiamkan penis besarnya didalam vagina mathilda, membiarkan vagina kecil itu terbiasa dengan ukuran penis jumbonya
