4

31.1K 1K 15
                                    

"Nak, sayang kenapa kamu mentransfer begitu banyak uang direkening ayah, dan dari mana uang itu berasal" suara Williams terdengar bergetas berapa kali

Segera mathilda Menjawab "ayah uang itu adalah gajiku bekerja selama 2 bulan dihotel sebagai pelayan paruh waktu dan 2 bulan lalu juga ada orang berkuasa yang mengadakan jamuan pesta, mereka yang puas terus memberikanku tip yang sangat besar"

mathilda merasa bersalah telah membohongi ayahnya tapi mau bagai mana lagi, tidak mungkin dia berkata jujur jika uang itu berasal dari sistem, yang ada ayahnya akan mengira dia setres karena beban pekerjaan nya

"Hei nak kamu tidak seharusnya menanggung beban hutang kita, jika ayah lebih kompeten mencari uang kamu tidak akan menderita diluar sana" suara Williams dipenuhi rasa bersalah karena telah membebani putri semata wayangnya

Mendengar perkataan ayahnya mathilda merasakan arus hangat dihatinya, dikehidupan sebelum nya orang tuanya tidak peduli dengannya, apakah dia hidup atau mati mereka tetap mengabaikannya

Hidung mathilda terasa sakit dan hatinya tersenyum masam "ayah apa yang kamu katakan, sudah menjadi kewajibanku untuk meringankan beban dikeluarga kita, dulu kamu memperlakukan ku bak putri dan sekarang biarkan aku memperlakukan mu dan mamah sebagai raja dan ratu, aku akan berusaha untuk membahagiakan kalian, akan ku buat kalian menikmati indahnya surga dunia, biarkan aku membuat kalian tertawa bahagia tanpa memikirkan hutang dan uang, biarkan kalian merasa tenang tanpa beban yang membelunggu dihati kalian, dulu ayah berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan ku, sekarang giliranku yang memenuhi semua kebutuhan kalian, ayah dulu kamu bekerja bahkan saat kamu sedang tidak sehat, dulu kamu sering bekerja lembur demi aku dan mamah, dan sekarang biarkan aku yang bekerja memenuhi kebutuhan hidup kita, ayah kamu menjagaku dari aku kecil sampai sekarang, bahkan kamu tidak pernah mengeluh karena sifat kekanak-kanakan ku, ayah lihat bagai mana putrimu yang dulu kamu gendong dilenganmu kini tumbuh menjadi gadis kuat dan tangguh, saat aku kecil kamu dan ibu menggandeng tanganku, mengajariku berbicara, mengajariku berjalan, menyuapi ku dengan tanganmu, dan selalu mengajariku untuk bersikap rendah hati, ayah lihat putrimu telah tumbuh menjadi gadis penyendiri, mandiri, dan tangguh semua ini berkat ajaran mu dan mamah, jika dulu kalian lah yang menggendong dan memegang tanganku kini sekarang menjadi giliran ku untuk memegang tangan dan menggendong kalian saat kalian menua termakan usia"

air mata mathilda jatuh mengiringi setiap kata yang keluar dari bibirnya, hatinya terasa sesak saat mengingat perjuangan yang dilakukan ayahnya untuk pemilik tubuh asli

Sedangkan mathilda, dia berjuang sendiri didunianya dulu, dia sudah memiliki pikiran yang dewasa dari kecil karena tuntutan keadaan, sedari dia kecil tidak pernah ada yang menyeka air mata untuknya

Sedangkan mathilda asli dia memiliki masa kecil yang bahagia, dia tidak pernah kekurangan cinta

"Kamu nak" suara Williams terdengar bergetar menahan isak tangis haru saat mendengar setiap tutur kata yang keluar dari mulut mathilda

"Nak jika kamu lelah pulanglah ke rumah, istirahat sebentar jangan dipaksa jika tidak mampu, jangan berpura-pura kuat, menangis jika kamu tidak mampu, ayah akan mendengarkan setiap keluhanmu dan ayah akan menyeka air matamu, jika tidak mampu menanggung beban keluarga jangan dipaksa ayah masih sanggup menafkahi mu dan mamahmu, dulu saat kamu memangis kamu sering bersandar dibahu ayah dan mengeluh, sekarang kamu tidak pernah mengeluh kamu menanggung beban sendirian, ayah tau jika hatimu lelah karena keadaan kita sekarang" hati Williams terasa sesak saat mendengar suara isak samar yang tertahan

"Ayah aku tidak bisa terus mengeluh dan menangis seperti dulu, aku sudah dewasa dan bisa menanggung beban yang kamu emban dulu, jika aku terus menangis dan mengeluh aku tidak akan bisa menghadapi rintangan dan cobaan yang menantiku kedepannya, tidak ada gunanya terus mengeluh dan menangis" air mata mengalir deras dipipi mathilda, dia tidak ingin menangis tapi hatinya terasa sakit saat mendengar ucapan ayahnya, dia tau jika kaki Williams tidak sehat seperti dulu, kaki william patah karena kecelakaan dan akan terasa nyeri jika melakukan pekerjaan berat

"hahahaha ternyata gadis kecilku sudah dewasa yah, dia sudah bisa menanggung beban keluarga, maafkn ayamu ini nak karena telah menyusahkanmu yah, jangan membenci ayah karena tidak berguna, sekarang ayah dan ibumu sudah menjadi bebanmu ay-"

"ayah sama mamah bukan beban buat aku, kalian adalah tanggungjawab ku, kalian lah yang mengajariku apa artinya kehidupan, keadaan kita sekarang bukan  menjadi alasan untuk menyerah tapi kita harus bangkit, ayah sama mamah harus mendukung ku, dengan dukungan kalian aku bisa terus berjalan maju, kalian lah yang menjadi alasaku untuk bertahan sampai detik ini, jadi aku mohon jangan ucapkan kata kata seperti itu lagi" ucap mathilda membantah perkataan Williams

"Nak jika lelah telpon ayah dan menangis sepuasmu, ayah tau menangis tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kita tapi setidaknya bisa mengurangi beban dihati mu" pesan Williams

"Baiklah" mathilda mengangguk

"Baiklah kalo gitu ayah tutup telponnya, tapi ingat kamu harus sering sering telpon ayah" Williams mengingatkan mathilda

"Hm" mathilda mengangguk

Tut

Mathilda menyeka airmatanya dan mengmbil barang barangnya

Skip

Setelah dirumahnya mathilda menyimpan semua barang barangnya dikamarnya

"Simi hadiahnya gimana" tanya mathilda

"Buka panel statua" ucap simi malas

"Buka panel statistics"

‧͙⁺˚*・༓☾ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 ☽༓・*˚⁺‧͙
┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅
Nama : mathilda grace.A
Umur : 20 th
penampilan : max
Pesona : max
Stamina : max
Keindahan : max
IQ : 189
Poin awal : 1978
Misi  : ❶. membeli rumah
Hadiah¹: keterampilan memasak tingkat dewa
Hadiah²: ~
┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

"Nona apakah anda ingin menerapkan keterampilan memasak" tanya simi

"Iya" jawab mathilda

Ada berbagai cara dan resep yang berputar dibenak mathilda seperti  film, mathilda menutup matanya sebentar

Setelah beberapa menit berlalu barulah mathilda membuka matanya dengan senyum puas tercetak dibibirnya

"Yah karena aku punya keterampilan masak, kenapa gak buka restoran kecil aja ya" gumam mathilda

"Ide bagus" simi menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan mathilda

Mathilda tersenyum manis membuat kedua lesung pipi nya terlihat menambah kadar manis pada senyumnya "ok fiks kita nyari restoran nya dulu"

"Tapi khusus untuk hari ini kita jalan jalan dulu" mathilda berjalan menuju lemari dan mengganti pakaiannya

Tanktop hitam dibaluti sweater rajut berwarna coklat dan celana kulot panjang berwarna coklat, mathilda menggambil tas jinjingnya dan mentimpan uang tunai dan kartu atmnya didompet

Setelah siap mathilda tersenyum kearah cermin "cantik banget sihh neng" ucap mathilda narsis

Mathilda meninggalkan kamarnya dan dan meninggalkan rumahnya

Disepanjang jalan ada banyak orang bercengkrama tapi tak sedikit orang yang terperangah saat melihat mathilda

Walupun dandanan mathilda sederhana tapi tidak mengurangi kadar kecantikannya, pesona dan kecantikannya saja sudah mampu membius kesadaran setiap orang yang melihatnya

Ada mata iri, cemburu, suka, memuja, cinta dan sinis saat melihat mathilda

Banyak yang cemburu saat melihat body dan wajah mathilda, tidak sedikit yang mengatakan dia oplos tapi dia diam saja toh penyakit orang iri tidak akan hilang hanya karena bantahan jadi dia memilih untuk mengabaikan mereka

Sexy figureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang