Siapa Dia

3.5K 269 14
                                    

Pesta kemarin benar-benar megah dan luar biasa. Hal itu membuat kesan tersendiri bagi Becca. Tapi ada satu kata yang selalu terngiang-ngiang di pikiran Becca.

"Sampai jumpa besok, tuan putriku"

Becca penasaran apa maksud dari kata-kata Reynald kemarin. Dia terus memikirkannya sampai sekarang. Becca sedang berjalan-jalan santai dengan Yeni di lorong istana. Namun, pikirannya buyar saat ada seorang gadis yang menabrak dirinya. ia bertabrakan dengan seorang gadis kecil yang sedang berlari. Gadis itu terjatuh dan terluka di lututnya.

Rebbeca terkejut melihat gadis itu. Ia belum pernah melihat seorang gadis yang berpakaian seperti itu di isatana ini. Gadis itu mengenakan pakaian sederhana yang lusuh, dan rambutnya kusut.

"Maaf,apakah kau baik-baik saja?" kata Rebecca.

Gadis itu mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja" katanya. "Terima kasih."

"Kau siapa?" tanya Rebecca.

"Namaku Anya" kata gadis itu.

"Aku adalah seorang pelayan di istana" tambahnya.

"Pelayan?" tanya Rebecca dan gadis itu hanya mengangguk.

Rebbeca merasa kasihan pada Anya. Ia tahu bahwa Anya tidak memiliki segalanya yang dimilikinya. Ia tidak memiliki pakaian yang indah, makanan yang lezat, atau mainan yang mewah.

"Maukah kau bermain denganku?" tanya Rebecca.

Anya terkejut. Ia tidak pernah menyangka bahwa seorang putri akan mengajaknya bermain.

"Baiklah," kata Anya.

Rebbeca dan Anya pun bermain bersama. Mereka bermain petak umpet, boneka, dan berbagai permainan lain. Mereka tertawa dan bersenang-senang bersama.

Rebbeca merasa senang bisa bermain dengan Anya. Ia merasa bahwa Anya adalah teman yang baik.

Rebbeca belajar bahwa tidak semua orang memiliki segalanya yang dimilikinya. Ada orang-orang yang hidup dalam kesederhanaan, tetapi mereka tetap bahagia. Rebecca juga belajar bahwa penting untuk memiliki teman, apa pun latar belakang mereka.

"Anya lain kali kita bermain lagi yah" senyum Rebecca terus melebar saat bertatapan dengan Anya.

"Iya tuan putri" kata Anya. Anya sangat senang mempunyai teman, apalagi dia adalah seorang tuan putri.

Ia tidak pernah menyangka tuan putri sangat baik dan ramah. Tuan putri tidak seperti para kakaknya dan ayahnya yang selalu menampilkan raut wajah dingin.

"Hey"

nada yang tajam menginterupsi Becca dan Anya. Mereka berdua menoleh dan setelah tau siapa yang datang, pipi Becca bersemu merah.

"Salam tuan Duke Karyzsta" Anya memberi penghormatannya. Reynald hanya melirik sebentar dan langsung mengusap rambut halus milik Becca.

"Kamu! Kenapa kamu kesini" ketus Becca berusaha tenang.

"Kau lupa saat dipesta kemarin hm" kata Rrynald seraya terus mengusap rambut Becca.

"Apa? Kamu hanya mengatakan sampai jumpa besok" kata Becca.

"Iya aku kesini untuk bertemu denganmu" kata Reynald.

"Hah pembohong, kau pasti menghadiri rapatkan dengan ayahku dan yang lainnya" kata Becca. Sontak pernyataan Becca membuat Renald terkekeh geli.

"Ah memang benar, pinter sekali sih. Jangan rindukan aku yah" Reynald mengecup singkat dahi Becca yang membuat mata Becca melebar.

Reaksi Becca sangat lucu menurut Reynald. Reynald kemudian berjalan lagi karna harus menghadiri rapat sebagai perwakilan dari Karyzsta.

Anya yang daritadi melihat interaksi Becca dan Reynald hanya bisa diam. Ia tidak berani menyela atau bergabung dalam pembicaraan karena ia hanyalah seorang pelayan.

Namun, terbesit dibenaknya bahwa ia merasa iri pada Becca yang dengan mudahnya mendapatkan cinta dari orang-orang sekitarnya.

"Padahal tuan putri baru beberapa hari disini tapi semua orang menyayanginya" pikir Anya sambil menatap Becca yang masih menatap Reynald yang sudah berjalan pergi menjauh.


# Vote for the next story

Jadi Figuran Di Dunia NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang