Panggil saja aku Bagas, dulu aku mempunyai kelompok belajar yang selalu rutin belajar di salah satu rumah teman kami, Faris.Faris,Aku,Dion dan Kevin. Setiap ada tugas atau akan ulangan kami berempat selalu belajar kelompok sampai menginap, karena pada saat itu, anak kelas satu masuk sekolah pada siang hari.Temanku yang bernama Faris dari keluarga yang bisa dibilang kaya dibanding teman-teman yang lain. Dia adalah anak kedua dari 2 bersaudara.Ayahnya seorang pejabat dan ibunya merupakan dokter di salah satu RS ternama di kota Surabaya, kami biasanya memanggil dengan sebutan tante Nay. Kalau belajar kami sampai malem otomatis kami bertiga menginap di rumah Faris. Malah kadang kami sering diajak berlibur sama keluarnya Faris.
Rumah Faris terdiri dari dua lantai.kalo Faris sudah tidur di kamarnya yang berada di lantai bawah, kami bertiga sering membicarakan kakaknya yang bernama Nadia. Hal yang kami bicarakan tidak lain adalah wajah ayunya serta body seksi yang disertai kulit putih mulus terawat.
Tapi anehnya, aku malah tertarik melihat tante Nay, yang usianya kira-kira 35tahun. Bila melihat tante Nay muncullah hasrat fantasi sexku yang membuat darahku berdesir tak menentu.
Berhubung tante Nay merupakan ibu kandung dari teman baikku jadi aku hanya bisa berkhayal dan cuma bisa memendam rasa ini, aku tidak berani cerita pada orang lain.
Seluruh anggota kelurga Faris penyuka olahraga, maka setiap minggu selalu diisi dengan kegiatan berolahraga. Terutama olahraga tenis. Kebetulan aku juga mahir dalam bidang tenis, maka aku selalu diajak bermain tenis bersama. Aku yang dianggap paling jago, maka aku sering dipasangkan dengan tente Nay apabila bermain double. Tante Nay memiliki body yang proporsional dengan tinggi badan sekitar 167cm, pakaian yang dikenakan tante Nay sewaktu bermain tenis memang selalu seksi. Dengan memakai rok pendek serta atasan model tank top. Kami sering berpelukan serta bersentuhan apabila kami memenangkan permainan. Dan itu membuat jantungku berdebar tak menentu serta timbul hasrat sex terhadap tante Nay. Kadang setelah selesai olahraga, aku langsung masturbasi dengan membayangkan wajah dan tubuh tante Nay yang seksi.
Pada waktu malam minggu, karena tak memiliki pacar aku menghabiskan malamku dengan berkeliling kompleks menggunakan mobil papaku sendirian. Semua temanku pada ngapel termasuk Faris. Tepat di depan rumah Faris, entah apa yang terjadi dengan mobil yang kubawa tiba-tiba terbatuk-batuk seperti kehabisan BBM. Padahal waktu itu hujan sangat lebatnya dan SPBU terdekat kira-kira 3km dari lokasi tempat mobilku mogok.
Akhirnya aku memutuskan untuk meminjam telpon di rumah Faris untuk menelpon papaku atau siapa saja untuk membantuku membelikan BBM. Sambil hujan-hujanan aku berlari menuju rumah Faris, begitu sampai diteras rumahnya, terlihat suasananya sepi tak ada mobil atau terdengar suara dari dalam rumah menandakan kalaurumahnya sedang kosong.
Meski begitu aku tetap saja mencoba memencet bel rumah 2x, tapi tak lama kemudian terdengar suara dari dalam rumah.
"Ya...siapa?".
Begitu mendengar jawaban itu hatiku langsung berdebar karena aku sangat kenal dengan suara itu"Bagas, tante...maaf tante malem-malem ganggu. Aku kehabisan bensin di depan rumah tante dan berniat mau pinjam telpon untuk menghubungi papa saya" jawabku.
Kemudian terdengar suara langkah menuju pintu dan ketika pintu terbuka tampaklah sesosok wanita setengah baya yang terlihat sangat menawan.
"Yaampun Bagas...malem-malem gini hujan-hujanan, ayo masuk dulu, langsung masuk saja ke kamar Faris untuk cari baju ganti, terus kalau sudah selesai ke ruang tengah ya biar tante buatin teh anget" kata tante Imel.
"Iya tan.."
Di dalam kamar dan berganti baju, aku masih terbayang tante Nay yang pada waktu malam itu menggunakan gaun tidur yang tipis yang memperlihatkan tubuh seksinya. Begitu selesai ganti baju aku langsung menuju ruang tengah seperti yang disuruh tante Nay. Aku Minum teh hangat bikinan Tante Nay, dan kemudian bertanya padanya,
"Kok sepi tante pada kemana?"
"Om, lagi ke rumah saudaranya yang sedang sakit Nadia tadi dijemput pacarnya mau diajak jalan dan Faris kamu tau sendiri donk kemana dia" terang tante Imel.
"Kok tante gak ikut Om?" tanyaku penasaran.
"Kebetulan mbak Minah (pembantu rumah tante Nay) sedang ijin pulang kampung, jadi tante harus jaga rumah deh" jawabnya.
"Oh iya tante, aku mau pinjem telpon jadi lupa nih" kataku.
"Hahaha...emang kamu lagi mikirin apa kok jadi lupa kalau mau pinjam telpon" kata tante Imel sambil tertawa.
"Hehehe...gak mikir apa-apa kok tante?" jawabku agak malu.
Aku langsung saja menuju ruang keluarga dan segera telpon ke rumahku tapi sama sekali tak ada jawaban. AKu mencobanya berulang kali tetap saja tak ada yang menjawab teleponku.
Dari belakang tiba-tiba terdengar suara tante Nay,
"Gak diangkat gas?" tanyanya.
"Gak tante, mungkin sudah pada tidur" jawabku.
"Ya udah kamu tunggu Faris aja, sembari nemenin tante" katanya
"Iya tante" jawabku singkat. ⋆
tbc
♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛
༻Kalo suka sama ceritqnya jangan lupa ⭐༺
(〃^ω^〃)