KEPALA CABANG
Sore ini aku harus menjemput kepala cabang perwakilan kantor perusahaan tempatku bekerja di stasiun Gambir. Jam menunjukkan jam 16.20. Kuharap aku tak terlambat karena aku terjebak kemacetan tadi di toll.
Tiba2 ponselku berdering."Iya Bu...saya sudah di Gambir Bu. Ibu dimana?".
"Sore pak,saya baru aja turun dari kereta. Nanti jemput dimana ya?".
"Nanti saya tunggu dipintu keluar aja ya Bu".
"Ok,lima menit lagi ya".
Ponsel aku tutup dan segera menuju ujung tangga dibawah. Kuperhatikan satu persatu orang yang turun dari lantai atas. Mataku tertuju pada seorang wanita paruh baya dengan koper ditangannya. Aku mengenalinya,Bu Irene. Dari kejauhan ia sudah melempar senyum padaku.
"Sore Bu".
Sapaku saat ia sudah berhadapan dengan kue
"Sore pak Angga. Maaf ya membuat bapak menunggu".
"Aaahhh...enggak koq Bu. Saya juga baru saja sampai. Mari saya bantu".
"Terimakasih".
"Apa kabar Bu? Gimana perjalanannya?".
"Baik koq pak. Tadi lancar2 aja koq".
Kami menuju mobil dan tidak lama kemudian dalam perjalanan menuju hotel tempat ia menginap.
"Maaf ibu,mau langsung ke hotel atau mau cari makan dulu?".
"Hhmmm...makan dulu aja kali ya pak. Kalo udah dikamar males untuk keluar lagi".
Aku antarkan pada sebuah restoran yang tidak jauh dari hotel.
Kami banyak ngobrol saat makan itu. Tentang keadaan kantor di Surabaya maupun kantor pusat di jakarta. Memang kami sudah sering bertemu saat ia ke Jakarta maupun saat aku ke Surabaya. Bu Irene ini orangnya cukup ramah dengan warna kulitnya yang putih ciri khas oriental. Sepintas aku tertarik padanya. Namun aku tak berani gegabah. Bagaimanapun ia sakah seorang direksi dan aku hanya sebatas kepala bagian. Tidak terasa hampir dua jam kami ngbrol dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel."Kita ngopi dulu ya pak. Pak Angga ngopi juga kan?". Setibanya di hotel setelah menyelesaikan cek in.
"Baik Bu. Saya juga ngopi koq".
Tidak terlalu lama kami menikmati kopi itu sebelum akhirnya ia ingin ke kamar hotel.
"Ok pak Angga,saya kembali ke kamar ya. Saya mau istirahat dulu,badan pegel2 juga nih duduk lama di kereta".
"Ooh... iya Bu. Biar saya antar ke atas ya".
"Hhhmmmm...jadi ngerepotin pak Angga aja nih".
"Gak apa2 koq Bu".
Tiba dalam kamar,ia melepas jaket jeans nya,jam tangan dan kini tinggal kaos putih tanpa lengan. Terlihat otot lengan atas begitu kencang pertanda ia sering berolahraga.
"Pak Angga kalo mau istirahat,ya istirahat aja dulu".
"Iya Bu, terimakasih".
"Jangan panggil bu aahh... kesannya resmi amat".
Selorohnya dengan senyum kecil dibibirnya. Selanjutnya ia menuju kamar mandi.
"Iya deh Bu..eh...mbak Irene...".
Tidak lama kemudian ia keluar hanya mengenakan kaos putih yang tadi dan celana pendek ketat sehingga ujung kaosnya menutupi celana pendeknya. Membuat seolah-olah ia tak mengenakan celana. Terlebih memancarkan paha putihnya.
Aku tak bicara,dan akupun menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan muka agar kelihatan tampak lebih segar.