Hadiah dari Bu Dosen 1

38.5K 72 0
                                    

Terlahir dari keluarga sederhana membuatku menjadi anak yg bisa di katakan pemalu, Kejadian ini terjadi sewaktu aku masih kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlahir dari keluarga sederhana membuatku menjadi anak yg bisa di katakan pemalu, Kejadian ini terjadi sewaktu aku masih kuliah. Karena pada dasamya aku adalah tipe orang pemalu, maka jarang sekali mempunyai kawan perempuan, awal ceritanya begini sewaktu ujian tengah semesteran, dosen pengampuku minta tolong untuk datang kerumahnya selesai perkuliahan karena dia akan keluar kota.

Pada hari yg sudah ditentukan, aku pun datang ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Sewaktu itu rumahnya hanya ada pembantu (yg juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.

Sewaktu aku membuka pintu rumahnya, aku sedikit terbelalak karena dia memakai gaun tidur yg tipis, Sehingga terlihat payudara yg menyumbul keluar. Sewaktu aku perhatikan, dia ternyata tak memakai BH. Terlihat waktu itu payudaranya yg masih tegak berdiri, tak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.

Sewaktu aku sedang memperhatikan Dosen aku itu, aku kepergok oleh pembantunya yg ternyata dari tadi juga memperhatikan aku. Seketika itu juga aku menjadi gugup, namun kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya padaku, dan dgn segera selanjutnya ia memberikan minuman padaku. Sewaktu ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya sedikit pendek), dan sama seperti dosen aku ukurannya juga besar. Kemudian dosenku yg sudah duduk di depan aku berkata, (mungkin karena aku melihat belahan dada pembantu itu)

"Kamu pingin ya "nyusu" juga ya sama payudara yg sinta..?"

Aku pun tergagap dan menjawab, "Ah... enggak kok Bu..!"

Lalu dia bilang, "Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu."

  Mungkin karena ia aku anggap bercanda, aku bilang saja, "Oh.., boleh juga tuh Bu..!"

  Tanpa diduga, ia pun mengajak aku masuk ke ruang kerjanya. Sewaktu kami masuk, ia berkata,

"Parjono, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!"

   Kemudian aku menurut saja, aku lihat punggungnya. Karena tak ada apa-apa, aku bilang,

"Nggak ada apa-apa kok Bu..!"

Namun tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dgn tetap membelakangiku. Aku lihat punggungnya yg begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan aku ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar hatiku berdebar tak karuan.

Kemudian aku merayapi putingnya, dan benar perkiraan aku, putingnya besar dan masih keras. Kemudian ia membalikkan badannya, ia tersenyum sembari membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yg lebat. Kemudian aku berkata,

"Kenapa Ibu membuka baju..?"

la malah berkata, "Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi."

Karena disuut rangsangan dari badan yg indah, aku ingin juga merasakan badannya, aku pun tanpa basa-basi langsung mencium dan juga meremas payudaranya. Aku hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian aku, ia pun terbelalak sewaktu ia melihat gagang kejantanan aku.

  "Oh, besar dan panjang..!"

Dosenku pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum kemaluan aku hingga biji kemaluanku. Rasanya sungguh tak terbaygkan "

  Ah.. ahh Bu... enak sekali, terus Bu, aku belum pernah diperlakukan seperti ini..!" desah aku.

Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Aku juga meremas-remas terus payudaranya, nikmat sekali kata dosen aku. Kemudian ia mengajak aku untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69. Aku mencoba menjilati kemaluannya, karena menurutku rasanya aneh, aku mencoba dgn memasukkan jari aku, berharap bisa memberi yg terbaik.

"Ah.. Parjono, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan kemaluanmu..!" katanya.

"Baik Bu..!" jawab aku sembari mencoba memasukkan gagang kemaluan aku ke liang senggamanya.

"Ah.., ternyata sempit juga..! Jarang dimasukin ya Bu..?" tanya aku.

"Iya Parjono, suami Ibu jarang bercinta dgn Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya." jawabnya.

Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang sewaktu dimasukkannya kemaluan aku sembari berkata,

"Ohh... ohhh... besar sekali kemaluanmu, tak muat ke kemaluanku, ya Parrr. ?"

"Ah nggak kok Bu.." jawab aku sembari terus berusaha memasukkan gagang keperkasaan aku.

Kemudian, untuk melonggarkan lubang kemaluannya, aku pun memutar-mutar gagang kemaluan aku dan juga mengocok-ngocoknya dgn harapan dapat melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan gagang kejantanan aku mulai masuk setengah.

"Ohhh... ohhh... Terus Prrr, masukkan terus, jangan ragu..!" katanya memohon.

Sesudah memutar dan mengocok gagang kejantanan aku, akhirnya masuk juga kemaluanku semua ke dalam liang keperempuanannya.

"Oohh pssfff... aha hhah.. ah..." desahnya yg diikuti dgn teriakannya,

  "Oh my good..! Ohhh..!" Aku pun mulai mengocok gagang kemaluan aku keluar masuk. Tak sampai semenit kemudian, dosenku sudah mengeluarkan cairan kemaluannya.

"Oh Parjono, Ibu keluar..." terasa hangat dan kental sekali cairan itu. Cairan itu juga memudahkan aku untuk terus memaju-mundurkan gagang keperkasaan aku. Karena cairan yg dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi,

tbc

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

༻Kalo suka sama ceritqnya jangan lupa ⭐༺
(〃^ω^〃)

Obsessed with sexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang