ᥫ᭡
Dari belakang tiba-tiba terdengar suara tante Nay,
"Gak diangkat gas?" tanyanya.
"Gak tante, mungkin sudah pada tidur" jawabku.
"Ya udah kamu tunggu Faris aja, sembari nemenin tante" katanya
"Iya tante" jawabku singkat.*:..。o○ ○o。..:*
Kemudian tante Nay mengajakku ke duduk di sofa depan TV. Sebelum aku sempat duduk di sofa, tante Nay berkata padaku,
"Oya Gas, tolong donk ajarin tante lagunya Celine Dion yang My Heart Will Go On, jari-jari Tante masih kagok untuk berpindah-pindah"
"Kapan tante?" tanyaku.
"Sekarang aja yuk, mumpung kamu disini..." ajaknya.
Kami berdua lalu berjalan menuju piano dan duduk berdampingan di kursi piano yang tidak terlalu besar. Karena aku mengajari perpindahan jari-jari tangan otomatis aku selalu memegang jari tante Nay yang halus dengan kuku yang terawat dengan baik.
Detak jantungku terasa makin berdebar apalagi ditambah menghirup bau parfum dari tubuh tante Imel yang membuat batang kontolku jadi mengeras secara perlahan.
"Lho gas kenapa suaramu jadi bergetar gitu, kamu kedinginan ya?" tanya tante Nay.
"Gapapa kok tante, aku hanya..." jawabku terpotong.
"Jangan-jangan kamu gak mau ngajarin tante ya? Atau mungkin kamu ada janji malam minggu dengan pacar kamu?" tante Nay penasaran.
"Aku belum punya pacar tante, gak kayak Faris dan yang lainnya" jawabku.
Duduk tante Nay semakin merapat padaku dan tiba-tiba kepalanya bersandar di bahuku dan dia bertanya padaku,
"Gas, pernah gak Faris bercerita padamu kalau ayahnya punya istri lagi yang jauh lebih seksi dan muda dari tante, usianya 27tahunan kira-kira"
Mendengar itu aku jadi kaget setengah mati masak sih ayahnya Faris punya istri lagi padahal menurutku tante Nay nyaris sempurna.
"Masak sih tante, kalau aku lihat sih tante sama om mesra-mesraan terus" kataku.
Lagi-lagi duduk tante Nay semakin merapat padaku, tangannya diletakkan diatas pahaku dan dengan tidak sengaja tanganya menyentuh batang kontolku yang sejak tadi makin mengeras saja, tante Nay pun lalu berteriak kecil,
"Ah...". Tante Nay langsung menatapku yang menunduk malu.
Dengan wajah sendu dan sensual dia kembali bertanya padaku,
"Gas, jawab jujur yaaah, kamu sudah pernah berhubungan intim belum?" Dan dengan kaget dan gugup aku menjawab,
"Be..be...belum pernah tante"
"Mau gak kalau tante ajarin...sebagai gantinya kamu ngajarin tante main piano" katanya.
Aku tak kuasa menjawab pertanyaan tante Imel tersebut tapi tiba-tiba tente Nay langsung nyosor mulutku secara liar. Lidahnya terus berusaha menjilat seluruh bagian mulutku. Tak hanya itu tangannya pun terus meremas telinga dan rambutku.
"Bagas sayang, ayo kita pindah ke kamar aja yuk" ajaknya.
Mendengar itu aku semakin kaget bercampur bahagia karena sebentar lagi aku bisa merasakan kehangatan tubuh tante Nay yang sudah lama aku idamkan.
Sesampainya di kamar tante Nay langsung mendorongku ke kasur dan menindih badanku. Selanjutnya tante Nay langsung melucuti baju tidurnya dan terbentang lah toket montok dengan puting kemerahan. Dalam keadaan masih bengong, tiba-tiba tangan tante Nay menarik tanganku dan langsung dibimbingnya ke arah toketnya.Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku langsung meremas dengan halus sambil memilin putingnya yang makin tegak dan mengeras.
"Sssthhh...oohhh...terus gas, puasin tante Gashh.." racaunya.
Sadar aku masih memakai baju kemudian tante Nay segera melucuti seluruh pakaianku dan mengelus-elus selangkanganku dan mulai meremas lembut batang kontolku.
"Burungmu besar juga ya Gas...boleh gak tante jilat?"
"Boleh saja kalau tante mau...."
Dengan beringas tante Nay langsung turun dan mulai menjilati batang kontolku.
Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa sekali. Tante Imel menjilati dan mengulum kontolku dengan mahir sekali. Kurasakan kepala kontolku sampai menyentuh ujung kerongkongannya.
Tak lama kemudian tante Nay merubah posisinya menjadi 69. Terlihatlah suatu pemandangan indah, bulu hitam dengan belahan merah dan segumpal daging merah kecil yang berkilau.
"Ayo jilat memek tante Ben" pintanya.
Tanpa sungkan-sungkan dan membantah, langsung saja kuarahkan lidahku untuk menjelajah sambil terus menghirup harumnya kemaluan tante Nay yang bagaikan candu itu. Usai permainan saling menjilat, tante Nay segera berbaring dan memintaku untuk berdiri sambil tangannya terus menggenggam batang kontolku dan dituntunnya ke arah memeknya.
"Ayo Gas, sekarang masukan burungmu ke dalam lubang memekku" pintanya.
Tante Nay membimbingku dengan menekan tubuhku hingga batang kontolku menyentuh ke bibir memeknya dan dengan sedikit dorongan akhirnya
" Bleeesss...."
"Aaaahhh...." desah tante Nay memecah kesunyian.
tbc
♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛༻Kalo suka sama ceritqnya jangan lupa ⭐༺
(〃^ω^〃)