PROLOG

4.4K 142 5
                                    

Happy reading!

Warning!! Cerita ini mengandung unsur kekerasan, bunuh diri, mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanyalah fiksi semata.

BAGIKU! hidup itu sangat lah berat, ketika kita melihat orang yang kita sayangi menderita karena kita.

Aku hanya memiliki 1 keluarga dalam hidupku, ibu. Wanita yang sekarang telah muncul keriput di wajah, dan badan nya yang mulai melemah seiring bertambahnya usia. Semenjak kehilangan ayah ku saat berusia 10 tahun, ibu ku menggantikan posisi ayah, menjadi tulang punggung keluarga. Ibu ku tidak pernah mengeluh tentang kondisinya, dia selalu berpura-pura terlihat baik-baik saja pada ku. Senyuman nya yang tulus dan suara nya yang halus membuat hatiku sakit, dan rasanya seperti ingin menangis. Dia adalah sosok yang paling aku sayangi dan paling ingin aku lindungi di dunia ini.

Aku bangga hanya memiliki ibu dihidupku, dia adalah surgaku, rumahku, dan kenyamananku. Duniaku tanpanya..... Sangatlah kosong, kasih sayangnya yang tiada duanya, perhatiannya, aku sangat beryukur akan hal itu.

Aku ingin tetap berada disisi ibuku.

Seorang wanita terlihat sedang membuka pintu rumah. Wajah wanita itu yang awalnya terlihat kelelahan, berubah menjadi berseri tak kala kakinya menginjak lantai keramik ruang tengah.

Dengan suara hangat dan penuh rilihan, wanita itu memanggil nama seseorang.

"Diza!"

Dirasa tak ada sahutan, wanita itu pergi menuju salah satu kamar. Kemudian membukanya dan mengecek apakah ada orang didalam nya atau tidak. Setelah dilihati tidak ada orang wanita itu kemudian pergi kedalam kamarnya.

"Kemana diza pergi dijam segini?"

***


Bruk*

Suara seorang pria yang terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri, akibatnya lututnya tergores dan berdarah. Pria itu berjalan dengan langkah perlahan sambil melirik sebuah jendela kamar yang lampunya telah padam.

Setelah itu, pria bertubuh ramping dan tinggi kisaran 78 cm itu memasuki rumah. Membuka pintu perlahan, takut jika sang ibu terbangun. Baru saja melangkahkan kakinya ke ruang tamu. Sebuah suara lebih dulu mengejutkan nya.

"Kamu dari mana?"

   Suara itu sontak membuat diza menjatuhkan sepatunya, sambil berbalik menghadap sosok wanita nya yang tengah beridiri menatap nya.

"Ibu!" Seru diza sambil terkekeh. Karena ia baru saja tertangkap basah pulang terlambat.

Meja makan

"Seharusnya ibu tidak perlu repot-repot bangun karnaku. " celetuk diza sambil menimba sayur yang baru saja di sajikan sang ibu

"Ibu harus memasak untuk mu, kamu pasti belum makan, jika bukan ibu siapa lagi yang akan memasakkan mu makanan?" balas ibu diza sambil menuangkan air di gelas

"Ibu...aku nggak mau ibu kecapean" Lirih diza penuh rasa bersalah. Diza tahu ibunya sering pulang terlambat karena lembur. Makanya diza tidak ingin ibunya terlalu capek.

"Ibu nggak cape diza," Jawab ibu sambil tersenyum.

"ibu masih sanggup masakin kamu makanan"

Diza menghela nafasnya. Itu adalah jawaban andalan ibunya, dia tahu pasti ibunya itu akan menjawab demikian. "Baiklah!, Tapi lain kali jangan Bu...diza masih bisa masak mie instan"

crazy transmigrasi [ BL ] Diza (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang