BAB 16

395 28 0
                                    

Neul menikmati makan malamnya dengan begitu tenang. Tak ingin ikut andil dalam percakapan ayah dan ibunya yang membahas tentang pekerjaan. Malas rasanya, lagi pula neul akan selalu jadi muda jadi dia akan menikmati masa transmigrasi gila nya itu sampai batas yang di tentukan. Yaitu tinggal 1 nyawa lagi. Eeeittt bukan berarti neul akan membiarkan dia mati di tubuh ini, neul tidak mau. Melihat kedua orang tua neul asli membuatnya tak tega jika dia juga mati di tubuh ini. Entah kenapa ia merasa nyaman di tubuh ini, jika bisa dia akan mengakui bahwa tubuh ini adalah tubuh miliknya dan akan mempertahankan nya.

Seulas senyum terukir indah di bibir neul membuat kedua orang yang di tatap menjadi salah tingkah.

Heran saja kenapa putra mereka bisa tersenyum pada mereka, apakah perdebatan mereka tidak mengusik sama sekali?. Pikir mereka.

"Sayang.." Panggil Devi pelan. Wajahnya sudah terlihat sekali seperti meminta penjelasan kenapa putranya itu tersenyum.

Neul menggeleng "aku senang melihat ibu dan ayah berdebat, tapi. Jangan sampai bertengkar" Jawab neul.

Devi dan ardhika mengangguk lalu keduanya mengelus kepala neul dengan penuh kasih sayang.

"Ayo makan." Ucap ardhika.

•••

Dengan malas nya neul bangun pagi-pagi sekali sekitar jam 5 subuh untuk ikut ibu dan ayah nya joging padahal neul masih mau berbaring tapi Devi sudah membuat keributan di pagi hari dan memaksa neul untuk ikut.

"Mah neul ngantuk~" Rengek nuel yang sudah di pakaikan sepatu oleh maid. Kaya bocah.

"Sayang kamu harus joging biar sehat jadi nanti kalau belajar nggak sakit lagi apalagi sebentar kamu mau sekolah, nanti kalau kecapean gimana?"

"Tapi kan neul ngantuk mah~ nanti kalau di kelas neul ngantuk terus ketiduran gimana?, nanti guru hukum neul gimana?. Neul kembali tidur yah mah neul ngantuk" Rengek nuel lagi. Demi apapun neul masih sangat ngantuk walaupun udah mandi tetap aja matanya susah untuk terbuka. Kek ayam.

Ardhika terkekeh mendengar putranya membujuk Devi. Sedangkan Devi juga mulai terpengaruh tapi sebelum Devi menyuruh neul kembali ke kamar ardhika sudah terlebih dahulu menghentikan nya.

"Nanti kalau kamu di hukum biar papa marahin kepala sekolah nya, kalau perlu papa tarik investor papa" Timpal ardhika membuat Devi mengangguk mantap.

"Aaaahhh~" Rengek neul persis seperti bocah sambil menendang nendang kakinya ke depan.

Ardhika mengusap kepala neul lalu berbisik. "Entar papa turutin deh kemauan kamu tapi joging dulu. Janji
" Bisik ardhika membuat neul langsung segar.

"Oky deal!" Jawab neul mantap lalu berlari terlebih dahulu.

"Kamu bisikin apa?" Tanya Devi penasaran.

"Nanti juga kamu tahu mah, yuk joging"

•°°•

Karena ucapan ardhika yang bilang akan menuruti keinginan neul Devi marah besar pasalnya neul meminta di belikan motor sport untuk dia bawa kesekolah padahal Devi sudah memberitahu bahwa tidak ada naik motor, neul kesekolah hanya boleh pake mobil dan di antar supir sama bodyguard tapi tiba tiba neul meminta motor sport dan mengatakan bahwa dia akan membawanya kesekolah. Tentu saja Devi marah.

Neul juga sudah membujuk Devi untuk sekali ini saja menginjinkannya tapi Devi ngotot tidak mau jika neul membawa motor. Devi takut jika neul kenapa-napa, Devi takut ke hilangan putra satu-satunya.

"Sayang udah dong jangan nangis, iyah aku enggak beliin neul motor janji deh" Bujuk ardhika berharap Devi segera berhenti nangis nyatanya tidak.

Sedangkan neul mengerutu kesal karena ayahnya itu ingkar janji. "Ck!. Neul mau berangkat aja" Kesal neul lalu pergi dengan di antar supir dan bodyguard.

crazy transmigrasi [ BL ] Diza (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang