BAB 11

479 31 0
                                    


Erza membangun tendanya bersama saka yang kebetulan bisa dia ajak setenda ketimbang rakel yang selalu menjadi beban teman-teman nya, lihat saja kelakuan bocah itu bukannya membantu memasang  tenda malah caper sama cewek cewek dia kira bagus kaya gitu.

Sedangkan kedua sahabat erza, arial dan lio sedang di suruh sama pak tarno untuk mencari kayu bayar bersama 2 siswi lainnya padahal erza pengen sekali mencari kayu bakar alih alih memasang tenda.

Saka yang melihat ekspresi erza yang tidak senang membangun tenda pun hanya berpura-pura soalah tidak tahu, takutnya erza malah menyuruhnya membangun tenda sendiri.

"Aisss" Ujar erza sambil menatap kesal ke arah besi yang susah payah dirinya rakit, ingin sekali erza mematahkan besi itu.

"Kesannya kaya nggak ikhlas lo bangun tenda" Cibir saka yang sudah siap dengan Rakitannya.

"Yah emang gue aja nggak pernah kemah, dulu gara gara kemah gue sampe mati, eh?" Erza buru buru menutup kedua mulutnya karena keceplosan mengungkit dirinya saat menjadi kelio dulu.

"Hah?"

"Nggak!,nggak ada nggak papa! udah ah lanjutin gue malas banget!" Erza menusuk besi yang sudah ia rakit ke lobang tenda lalu menancap nya ke tanah. Akhirnya tenda nya selesai sekarang tinggal membantu arial dan lio pergi mencari kayu bakar.

"Erza bantuin bapak sini!" Panggil shaya yang kesusahan membangun tenda nya. Erza yang di panggil hanya bisa pasrah lalu pergi membantu shaya.

"Kenapa muka kamu di Teluk gitu nggak iklas kamu bantuin saya?" Tanya shaya yang di jawab Erza di dalam hati 'udah jelas pake nanya'

Erza menghela nafasnya lalu membantu shaya yang terus menatapnya menuntut jawaban atas pertanyaan barusan. Merasakan terabaikan oleh Erza membuat shaya mendengus kesal sambil menatap kesal ke arah tendanya.

Tidak sopan!

"shaya, anda kenapa sih sukaaa banget nyuruh-nyusuh saya? Jangan-jangan anda suka saya lagi!" Tuduh Erza yang langsung dapat jitakkan dari shaya

Tuk

"Aww sakit shaya!" Adu Erza sambil memegang keningnya yang terasa panas akibat jitakkan shaya.

"Kamu ngingetin saya sama seseorang!" Ucap shaya dengan tatapan sendu, seakan ia memang berbicara jujur, tatapan nya dan ekspresi nya sudah bisa Erza tebak kalau orang itu adalah stefan. Dirinya di kehidupan pertamanya sebagai orang asing.

"Stefan pasti sedih banget kalau lihat teman teman nya kaya begini!" Ujar Erza membuat shaya menatapnya tak mengerti. Sejak shaya masih mengajar di SMP dia pernah kaget karna Erza yang mengetahui tentang stefan, awalnya dia tidak percaya jika Erza bisa melihat hantu padahal dia tahu bahwa itu tidak benar tetapi setiap kali ucapan yang Erza katakan tentang stefan selalu benar dan sejak saat itu shaya mulai mendekatkan dirinya pada Erza, berharap Erza bisa membuatnya jauh lebih baik.

"Kenapa kamu ngomong seperti itu? Seberapa kenalnya kamu sama stefan?" Tanya shaya yang tentu saja tidak bisa Erza jawab, sebenarnya Erza sangat merindukan sahabat-sahabatnya dulu, tapi bagaimana lagi, nanti dia di kira gila kalau tiba tiba ngaku jadi stefan.

"Kalau misalnya saya bilang saya adalah stefan bapak bakal percaya?" Ucap Erza yang malah mendapat responan tidak baik dari shaya. Shaya malah tertawa terbahak bahak mendengar ucapan siswa nakalnya itu.

Sejak kapan bocah berumur 17 tahun itu menjadi stefan yang usianya udah 26 tahun, kan nggak ngotak. "Kamu jangan bercanda di siang hari kaya gini haduh" Ucar shaya yang masih tertawa.

Erza menghela nafasnya, sudah dia duga hal seperti ini akan terjadi, lebih baik Erza diam dan membiarkan saja teman-teman nya, toh sekarang dia bukan lagi stefan atau kelio melainkan Erza.

crazy transmigrasi [ BL ] Diza (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang