Suara gerungan motor ikut mengisi keramaian jalan kota. Cuaca malam ini terasa cukup dingin untuk Hakemma yang tengah tak enak badan itu. Namun, hal tersebut tak membuat Hakemma membatalkan pertemuannya bersama Lajuna malam ini.
Rindu sekali rasanya Hakemma dengan juniornya itu, Hakemma ingin cepat cepat sampai ke tempat tujuannya hingga motor besarnya itu menyalip beberapa kendaraan di depannya dengan cukup lihai. Di pelukannya terdapat sebuah buket bunga yang sengaja Hakemma belikan untuk Lajuna.
Entah mengapa Hakemma tiba tiba ingin memberikan Lajuna sebuah bunga. Hakemma pikir, sebuket bunga tidaklah buruk sebagai hadiah sekaligus permintaan maafnya kepada Lajuna karena sempat mengacuhkan pemuda tersebut beberapa hari lalu.
Sampailah Hakemma pada tempat tujuannya. Taman kota terlihat lumayan ramai malam ini, buru buru ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Lajuna. Hakemma membuka helm yang digunakannya lalu menempelkan ponsel ke telinganya ketika sudah tersambung pada panggilan.
"Jun, Kakak udah sampe nih."
'Oh ya? Aku lagi beli cemilan di minimarket. Sebentar!' Dapat Hakemma dengar suara Lajuna yang tengah melakukan pembayaran dengan tergesa gesa. Hakemma tersenyum simpul, ia turun dari motornya lalu menatap minimarket yang tak jauh dari tempatnya berada.
'Kakak dimana?'
Netra gelapnya mendapati Lajuna yang baru saja keluar dari minimarket sambil membawa sekantung belanjaan. Pemuda itu celingkuan mencari keberadaan Hakemma. Si pemuda tan terkekeh pelan karenanya, Lajuna terlihat seperti anak kecil yang tengah mencari keberadaan ibunya.
"Sebelah kiri, Jun."
Lajuna terlihat memutar tubuhnya sebelum akhirnya manik jernihnya mendapati sosok Hakemma yang melambai ke arahnya sambil tersenyum. Lajuna melompat girang, ia langsung memacu kakinya untuk menghampiri Hakemma.
"KAKAK!!"
Hakemma merentangkan tangannya ketika Lajuna sudah berjarak tiga meter dihadapannya. Selang beberapa detik kemudian Lajuna menabrakkan tubuhnya pada tubuh Hakemma, memeluk erat erat sosok yang selama ini sangat ia rindukan. Lajuna bahkan langsung menangis saking rindunya dengan Hakemma.
Begitu pula si dominan yang mendekap tubuhnya dengan hangat. Mereka bertahan pada posisi tersebut selama beberapa menit untuk mengobati rasa rindu dan menata kembali perasaan mereka yang beberapa hari ini sangat berantakan. Seakan mereka ingin menghentikan waktu, mereka ingin bertahan seperti ini selamanya.
"Kakak, aku rinduu ...."
"Kakak juga rindu kamu, Cil."
Lajuna mendongak untuk memandang wajah yang beberapa hari ini selalu menghantui pikirannya itu. Kedua tangannya menangkup rahang Hakemma yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya. Lajuna sadar betul jika keadaan Hakemma tengah tidak baik, dapat dilihat dari sorot lesu si dominan dan suhu hangat tubuhnya.
"Kakak kenapa maksain diri buat ketemu aku? Kalo Kakak sakit, aku yang bakal ke apart Kakak."
Hakemma menggeleng pelan, ia menggenggam tangan Lajuna lalu mendusalkan pipinya pada tangan yang terasa lembut itu. "I'm ok. Don't worry." Sebuah kecupan singkat pun didapatkan Lajuna pada punggung tangannya, membuat hati yang tadinya terasa cemas kini menghangat berkat kecupan tersebut.
"Kakak punya sesuatu buat kamu, Sayang."
Lajuna melepaskan pelukannya, netra jernihnya semakin berbinar ketika melihat Hakemma mengambil buket bunga yang sedari tadi ada di atas motornya. Sebuket mawar berwarna kuning itu diberikan kepada Lajuna dengan senyuman yang terpatri di wajah tampan Hakemma.
"Serius buat aku?"
"Iya, buat Lajuna Kakak yang cantik ini."
Lajuna bersemu merah, ia menerima buket bunga tersebut lalu kembali memeluk Hakemma erat erat. Lajuna merasa terharu meskipun hal seperti ini mungkin sering dilakukan oleh pasangan pasangan di luar sana. Tetapi tetap saja, Lajuna tetap merasa begitu beruntung dan spesial memiliki Hakemma disisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss [HYUCKREN]✔️
Fanfiction[⚠️ BEBERAPA PART MENGANDUNG UNSUR DEWASA] Kurangnya afeksi dari kekasihnya membuat Lajuna merasa begitu jenuh dengan hubungannya. Geandaru-kekasihnya itu terlalu sibuk dengan urusannya sendiri hingga terkadang melupakan Lajuna yang membutuhkannya. ...