chapter 2

2.9K 277 32
                                    

Lajuna tersenyum simpul ketika melihat postingan tersebut, ia juga merasa senang karena Geandaru menghantarnya kuliah pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lajuna tersenyum simpul ketika melihat postingan tersebut, ia juga merasa senang karena Geandaru menghantarnya kuliah pagi ini. Bahkan pemuda tampan itu menghantarnya hingga ke kelas, padahal Geandaru sendiri akan terlambat sebentar lagi.

"Kadang perasaan kaya gini bikin aku bingung." gumam Lajuna pelan.

Lajuna melangkahkan kakinya keluar dari gedung fakultasnya karena kelasnya sudah usai dan Lajuna berniat untuk mampir ke salah satu Cafe di dekat kampusnya.

"Enaknya makan dessert apa ya?" Lajuna bertanya pada dirinya sendiri ketika sudah melihat bangunan Cafe di seberang sana. Tanpa berlama lama Lajuna bergegas menuju Cafe tersebut sambil menampakkan senyumnya yang manis.

Lajuna mendudukan tubuhnya di salah satu kursi dekat jendela kaca yang menghadap langsung ke ramainya jalan raya. Setelah memesan beberapa dessert dan minuman, Lajuna mengeluarkan laptopnya, berniat untuk mengerjakan tugasnya sekarang.

"Haahh .... Semangat Jun! Masih ada orang tua yang harus lo banggain!" Lajuna menyemangati dirinya sendiri sebelum akhirnya jari jari lentiknya menari dengan lincah diatas keyboard.

Tak lama pesanan miliknya datang

Lajuna melahap donat pesanannya sambil menatap keluar jendela, ia perlu mendinginkan otaknya setelah diajak berpikir seharian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lajuna melahap donat pesanannya sambil menatap keluar jendela, ia perlu mendinginkan otaknya setelah diajak berpikir seharian. Tiba tiba netra jernihnya mendapati sosok tinggi yang tengah berjalan ke arah Cafe sambil memasukan kedua tangannya ke saku celananya. Surai halusnya juga sesekali bergerak mengikuti arah angin.

'Oh God, He so attractive.' batin Lajuna

Senyum Lajuna mengembang ketika pemuda itu memasuki Cafe. Sosok itu —Hakemma— mengedarkan pandangannya seperti tengah mencari keberadaan seseorang. Lajuna melambaikan tangannya.

"Kak Kem—"

Belum sempat Lajuna memanggil Hakemma, seorang wanita cantik menghampiri si pemuda tan dan memeluknya dengan mesra. Hakemma juga terlihat tersenyum manis ketika mendapatkan pelukan hangat itu.

Edelweiss [HYUCKREN]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang